Vion Di tugaskan

1826 Kata
Setelah upacara peresmian misi kedua selesai itu alhasik Tim Atlas yang beranggotakan Valerie, Carlos, Yara dan juga Enola hanya bisa menunggu di mana Tim Kavior yaotu tim pertama berangkat terlebih dahulu. dan sengaja, pra panitia yang mengurus misi ini selain professor Khalid, memberi jeda terhadap pemberangkatan setiap tim yaitu maksumal sepuluh menit. Dengan mereka berlima yang masih berdiri dengan rasa keteganbgan di tengah lapangan, perasaan harap-harap cemas pada nasih mereka berlima itu jelas terlihat sekali oleh semua orang-orang di akadrmi yang masih berada di sana. Yang ingin melihat keberengkatan mereka semua. “Kau Siap Yara?” Tanya Carlos yang berdiri tepat du hadaoan gadis it, dengan rambut yang sengaja ia ikat seperti ekor kuda itu membuat meajah Yara terlihat lebih enak di pandang. Ya itu bagi Carlos sih sebenarnya, dan lagi jangan pernah menganggap bahwa Carlos menyukai gadis itu untuk kesekian kalinya. Karena ya, bukannya Carlos juga menegaskan bukan bahwa ia hanya menganggap Yara seperti saudaranya sendiri? Itu benar, tidak ada dusta atau kebohongan lainnya. Terkadang kalian itu selalu berharap lebih dan juga berfikir yang tidak-tidak. Padahal jelas semua yang di pikirkan kalian itu sangatlah salah. Memang ya, pemikiran manusia itu sangatlah bahaya. Dan itu juga bisa menimbulkan fitnah juga sebenarnya, hah! Terdengar omong kosong sekaligus tidak penting juga dengan pembahasan kali ini, walaupun sebenarnya juga semua yang ada itu ada sedikit benarnya juga bukan? Carlos yakin kalian semua sedikit setuju dengan asumsi yang selalu Carlos terapkan pada dirinya sendiri. Yara menoleh, menatap Carlos dengan senyuman kikuknya. Anggukan ragu itu terlihat nelas oleh Carlos sehingga ia bisa menilai bahwa sahabatnya itu memang masih belum terlihat siap sepenuhnya. Oh! Itu memang pasti karena bagaimana pun semua todka ada yang siap menjalankan misi ini di mana nyawa mereka semua adalah taruhannya. Dan nyawa setiap manusia itu hanya di miliki satu saja, iya itu benar. Tanpa babibu dan secara mendadak oun Carlis tiba-tiha melebarkan kedua tangannya, menbuat Yara sedikit kebingungan melihat tingkah laku laki-laki konyol yang terkadang juga bisa menghiburnya juga sih. “Kau sedang apa?” Bukannya menjawab Carlos malah mengedikkan bahu sebari melontarkan pernataan yang tidak ada hubungannya dari pertanyaan yang Yara berikan kepada laki-laki tersebut. “Peluk saja aku, agar kau merasa sedikit tenang saat menjalankan misi nanti ke depannya,” Celetuknya dengan gaya konyol yang selalu ia berikan kepada Atlas dan nuga dirinya. Iya, hanya Yara dan Atlas sebenarnya yang kuat berteman dengan laki-laki nernama Carlos itu. Dengan sikap yang unik namun sedikit menyebalkan itu sudah jelas bahwa Carlos memang semenyebalkan itu! “Kau tidak perlu malu-malu Yara, ayolah! Kita sudah berteman lama loh? Masa iya kau akan terus bersikap seperti halnya kita b-,” “Kau bisa diam tidak?” Potong Yara langsung dengan cepat, di sertai langkah yang mendekat ke arah Carlos. “Diam dan tidak usah tertawa apalagi menggodaku saat aku memelukmu,” Lanjutnya lagi dan itu cukuo membuat Carlos tersenyum lebar mendengarnya. Syukurlah, sedikit berhasil membuat Yara amsesikit tenang dengan memberi pelukan kecil seperti yang di lakukan mereka berdua isekarang ini. Bahkan tidak hanya Yara saja yang tenang, melainkan juga Carlos juga sebenarnya. Karena bagaimana pun ia juga sama tegangnya. Namun tidak apa-apa itu semua sudah sedikit cukup teratasi bukan? “Kau tidak ingin berpelukan dengan Atlas?” Tanyanya dengan sedikit menggoda insaat mereka berdua sudah mengurangi jarak di antara mereka berdua, sedangkan Yara yang Mendengar hal tersebut langsung secara refleks menoyor kepala laki-laki itu langsung. Kan? Seperti yang ia duga, Carlos selalu saja mebggodanya seperti itu membuat dirinya merasa canggung juga sebagaimana Atlas yang sedng bersama sama mereka itu bukanlah Atlas yang asli bukan? Tetapi tetap saja! Mereka berdua itu sangatlah mirio membuat gadis tersebut selalu salah tjngkah atau semacamnya jika Atlas palsu selalu bersikap baik kepadanya. Sialan! Reflek memukul pundak Calos secara kencang, laki-laki itu sedikit meringis kedakitan, tidak luput juga dengan kekehan di wajahnya yang menyebalkan membuat Yara lagi-lagi terasa kesal. Tapi tunggu sebentar, bukankah semua yang di kakukan Carlos kepadanya berhasil? Maksudnya begini, Yara kan jelas bahwa dirinya tengah berada di kegisahan dan rasa ketegangan yang tidak bisa jankontrol bukan? Dengan sikap Caros yang memang sedikit rada menyebalkan entah kenapa perasaan itu hilang, hah! Baiklah rasanya Yara ingin bersyukur dan berterima kasih kepada laki-laki tersebut. Namun sayang, ia tidak ingin membuat Carlos merasa percaya diri atau semacamnya, karena ya, laki-laki itu sedikit amat memuakkan bagi Yara. “Kalian berdua bisa diam tidak sih? Lima menit lagi kita semua akan pergi,” Celetuk Enola yang juga sama tegangnya sekarang. Melihat Yara dan Caros yang tidka bisa diam seperti halnya tikua dan kucing yang hobi berantem dan tidak pernah akur membuat gadis itu merasakan kepeningan di kepalanya. Ayolah! Ini sisi dan waktu yang genting loh, kenapa mereka tidak ada takut-takutnya sih? Memangnya byawa bisa segampang itu bisa kembali begitu saja? Sialan, benar-benar menyebalkan mereka berdua ini. Tapi apalah daya, di balik kebodohan mereka itu, kekuatan mereka berdua sangatlah hebat bukan? Iya, Enola tahu bahwa kalian semua yang membaca ini mengakui hal tersebut. Namun sayang, sikapnya benar-benar tidak bisa di tolong sama sekali! “Enola, ayolah! Tidak perlu bersih tegang sepertinitu,” Kata Caros langsung dan kedua tangannya pun langsung ia lebarkan dan memberi kode agar gadis tersebut juga memeluk tubuh kekarnya,” Dan Enola yang tidak mengerti hanya menatao Carlos Aneh, “Kau sedang apa?” Mendengar penuturan tersebut membuat Carlos dan Yara membuang nafasnya kasar secara pelan. ya tuhan kenapa gadis yang ada di hadapan mereka berdua ini itu terlihat sangat bodoh sih? Tapi, ah sudah lah! Percuma jika Yara dan Carlos terus mengeluh bukan? Tanpa pikir panjang, akhirnya Carlos melangkah ke arah Enola, memeluk langsung tubuh mungil gadis tersebut tanpa oermisi atau semacamnya. Berniat untuk menolak dan menyenbur Carlos dengan makian yang siap ia lontarkan, ternyata Carlos langsung mengencangkan pelukannya kelada Enola. “Tenanglah, tidak perlu marah-marah,” Kata Carlos yang sudah berbisik pelan ke arah telinga Enola. Dan itu cukuo membuat Enola langsung mematung, tubuhnya berdesir. Detak jantungnya berdegup dua kali lebih cepat. Tunggu! Apa ini? Kenapa perasaan ini seketika muncuk begitu saja? Dan Enola tidak tahu apa nama yang ia rasakan sekarang ini. “Rileks Enola, aku tahu bahwa kau juga sedang merasa kegelisahan. Maka dari itu, aku sengaja memperlakukan kau seperti ini agar kau merasa tenang,” Lanjutnya lagi sebari menguranginjarak di antara mereka berdua. Carlis menatao Enola yang tengah menatapnya datar, namun oerasaannya bergejolak tidaknmaruan saat wajah tampan Carlos yang ia tatap sedekat ini. Mata biru terangnya, dengan rambut berwarna platinum yang senada membuat ia benar-benar terlihat tampan seperti halnya peri. Astaga! Apa yang Enola pikirkan tentang alki-laki bodoh ini! Carlos tersebyum kecik, sebyuman hangat kepada Enola yang selalu ia tunjukan kepada Yara dan juga Atlas. Tangannya menyentuh bujung rambut Enola, mengacaknya pelan lalu jari jemarinya turun menyentuh hidung mancung gadis tersebut. “Tenanglah, ada aku di sampingmu,” Ya tuhan! Wajah Enola saat ini benar-benar merah seperti tomat! Konyol! Dasar Carlos laki-laki aneh. “Hei, bersiaplah,” Celetuk Atlas dengan nada pelan namun masih terdengar oleh Yara, Carlos, Enola dan Balerie tentunya. Dengan Enola yang tadi mematung karena simap yang di berikannya Caros kepada Emola, dengan rasa terburu-buru sekaligus dengan rasa cepat langkah gadis tersebut ke arah Atlas. Mendekat dan berkumpul bersama ke empat orang lainnya yang juga sudah berdiri secara berdekatan dengan Atlas sekarang ini. Sepertinya memang sudah waktunya bukan? Di mana waktu tim mereka untuk berangkat setelah tim Kavior dan teman-temannya sudah hamour sepiluh menit pergi dari Akademi. Sedangkan di sisi lain, Vion yang masih berdiri tepat di belakang tibuh Professor Khalid berharap cemas saat melihat kangkah mereka berlima maju secara perlahan dari lapangan dan bersiap untuk lergi dari situS Suara sorakan dari semua para siswa dan juga siswi di akademi terdengar kencang, sangat kencang. Bahkan mereka semua berlomba-lomba untuk memberi semangat kepada Atlas dan juga teman-teman lainnya. Membuat Vion yang melihat hal tersebut masih saja belum merasa lega sebenarnya. Rasa khawatir dan ketakutan itu sudah bercampur aduk tidak jelas sekarang, astaga. Apakah tidak ada sesuatu yang bisa Vion lakukan sekarang? Ia benar-benar tidak habis pikir dan tidak gahu juga harus bersikap seperti aoa karena jujur kepalanya dan pikirannya saat ini hanya ingin tetao menjaga mereka semua dari jauh. Tidak hanya tim Atlas saja sebenrnya melainkan juga tim Kavior. Dengan salah satu fakta yang di ketahui baru saja tadi malam oerihal tempat gua Lemurian yang terletak di hutan yang terkenal sakral juga di kerajaan barat membuat Vion merasa tidak tenang juga sebanrnya. “Vion,” Panggil lrofessor Khalid, dan dengan ceoat arahan kedua pandangannya tertuju kepada laki-laki tua tersebut, langkahnya sedikit maju mendekat setelah Atlas dan juga teman-temannya sudah tidak terlihat di lapangan karena langkah mereka yang terus menjauh dan keluar dari akademi. “Iya Tuan?” Jawabnya langsung. Belum memberi atau melontarkan perkataan lagi, Professor Khalid terdiam. Dan itu cukuo membuat Vion sedikit menunggu sebenarnya. Hah! Entahlah, ia tidak tahu apa tang akan di sampaikan olehnya. Namun yangvpasti ia sangatvberharap besar bahwa professor Khalid akan memberinya salah satu suruhan yang cukup memudahkannya atau minimal adalah kanar baik, iya hanya itu yang di harapkan sekrang Vion sekarang ini. “Pergilah,” Celetuk Professor Khalid setelah beberapa menit terdiam. “Awasi kereka semua terurama Atlas,” Lanjutnya lagi seperti haknya Professor Khalid bisa membaca pikirnnya seperti Enola. Mendengar hal tersebut tentu jelas Vion langsung menoleh, langkahny kembali sedikit maju ahar berdiri tepat di hadapan laki-laki tua tersebut. “Bagianana tuan?” Kata Vion memastikan, iya, Vion perlu memastikan bukan? Karena jujur ia takut salah dengar atau semacamnya nuga karena hal ini sangatlah sesnsituf juga sebenarnya. Kedua kopak matanya menatap ke arah laki-laki tersebut yang sudah berdiri di hadapannya, menatap secara lurus dan dengan raut wajah yang seriusnya. “Pergilah, jaga mereka semua untukku. Aku tidak ingin semua anak didikku kenapa-kenapa,” Jelas professor Khalid. “Dan juga, pastikan mereka semua tidak ada yang mati juga. Jika ada semua akan menjadi tanggung jawabky dan itu akan semakin berat juga pernasalahan yang akan terjadi nanti ke depannya,” “Jadi ikut dengan mereka, pantau mereka dari jauh juga. Karena sejujurnya mereka tidak tahu kondisi dan susana kerajaan barat itu seperti apa,” Professor Khlud menghela nafas panjang, tangannya menyentuh telapak tangan Vion langsung. Menyalurkan sedikit kekauatannya untuk berjaga-jaga terlebih lagi juga untuk membuat Vion mudah pergi ke gua Lemurian sepertu halnya Atlas dan teman-teman lainnya. “Berhati-hatilah, aku akan memantau di air keajaiban,” Vion menganggum mengerti, entah kenapa rasa khawatir yang ada di dalam diribya hilang begitu saja, baiklah itu tidak apa-apa juga. Memang itu yang diingankan oleh Vion sejak tadi bukan? Saat Vion melangkah oergi dari situ, kepala sekolah yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua langkahny mendekat ke arah professor Khalid. “Kau menyuruhnya untuk oergi?” Professor Khalid mengangguk mengiyakan, “Untuk berjaga-jaga,” Kepala sekolah pun menghela nafas lega, bamun entah kenapa raut wajah laki-laki tersebut tidak bisa di tebak sama sekali sekarang ini. “Memang harus seperti itu bukan? Baiklah aku sedikit merasa tenang sekarang,” Celetuknya lalu langkahnya menjauh dan pergi meninggalkan professor Khalid di tempat. Sedangkan professor Khalid hanya melirik pelab saat melihat kepergian kepala sekolah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN