Bab XV : Menstruasi

1142 Kata

Perutku sakit. Sakit-sakit-sakit-sakit-sakit-sakit-sakit-sakit-sakit-sakit-sakit-sakit-sakit. SAKIIIIIIT!!! Tak peduli sekuat apa aku meremasnya, rasanya tetap saja sakit. Semakin aku menekan perut bawah, nyeri itu malah semakin menyengat. Saking menderitanya aku sampai berguling-guling hingga jatuh dari kasur. Otot perutku terasa keram, berkontraksi hebat hingga serasa kejang. Anjriiit! Kenapa ini? Rasanya seperti terkena maag, tapi ini jauh lebih menohok. Seolah seseorang baru meninjuku tepat di perut. Hantaman itu terus berlanjut tanpa sedikitpun jeda untuk berhenti. Mataku terpejam erat seraya kepala menengadah tinggi, tak kuasa menahan nyeri. Pandanganku memburam. Air mata menggenang hingga mengganggu penglihatan. Susah payah aku bangkit menuju toilet. Impuls pedih itu menjala

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN