Bab XIV : Disorientasi

1489 Kata

Dering suara telepon genggam membangunkanku di hari yang cerah. Dipenuhi rasa malas aku memeriksa. Di sana terdapat panggilan dari Siska. Lenganku enggan mengusap layar untuk menjawabnya. Kenapa dia baru menghubungiku sekarang? “Ya, halo,” ucapku tanpa intonasi. “Dian? Kamu sudah baikan? Sudah sarapan? Kenapa pesanku tidak dibalas-balas?” Sejenak aku menjauhkan handphone itu dari telinga. Semua ucapan itu hanya berisi pertanyaan konyol sok perhatian. Kenapa? Padahal selama ini dia tak peduli. Batinku memutar kembali imaji mesra antara Lenka dan Siska. Hebat sekali dia bisa menelepon riang seperti ini setelah mengkhianatiku dari belakang. Semalam ia bahkan mengirim sms untuk mengajakku pergi berkencan. Well..., semuanya sudah terlambat. Urus saja mantan pacarmu itu. Fokuslah pada pro

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN