20. Sebuah Kabar

2038 Kata

Sepulang dari Jogja, hubunganku dengan Pak Dipta semakin dekat. Tak jarang dia memberi perhatian lebih, dan anehnya aku sudah tak terlalu keberatan dengan tingkahnya. Terkadang dia mengirimiku makanan secara anonim, meski ujungnya aku akan protes karena merasa tak enak dengan yang lain. Kalau dia mengirim makanan ke kos, aku akan dengan senang hati menerimanya, tetapi kalau mengirim makanan ke ruanganku di kantor, jangan harap dia akan aman dari protesanku. Ngomong-ngomong, walaupun hubungan pertemanan kami sudah melonjak drastis, tetapi hubungan ini masih terus dirahasiakan. Selain aku memang minta, Pak Dipta juga sepertinya paham posisiku. Ini semua demi menghindari kesalahpahaman karyawan lain. Jujur, aku tidak tahu perasaan seperti apa yang aku miliki untuk Pak Dipta saat ini. Aku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN