9. Resah

1503 Kata
Keyra dengan lelapnya masih tampak begitu pulas tertidur dalam dekapan hangat Kaisar Han, ia semakin merapatkan tubuhnya pada sumber kehangatan yang didapatinya tanpa menghiraukan adanya sinar mentari yang perlahan mulai menerobos masuk melalui celah kecil jendela. Jendela tersebut terbuat dari kayu yang kokoh dengan ukuran-ukiran tangan yang indah karya seorang pengrajin terkenal di istana ini. Sementara Kaisar Han yang sedari tadi sudah terbangun dari tidurnya hanya diam tanpa ada niatan untuk membangunkan tidur Keyra yang terlihat sangat pulas, bahkan saat tubuh Keyra semakin merapat pada kehangatan suhu tubuhnya. Sang Kaisar justru terus menatap dengan teliti setiap inchi wajah permaisurinya tanpa rasa jengah. Hatinya terasa menghangat ketika mendapati keintiman ini dan dia sama sekali tidak keberatan dikala tubuh mungil permaisurinya semakin merapatkan tubuh mereka untuk saling menyalurkan kehangatan. Melihat tidur pulas Keyra, Kaisar Han bahkan tidak lagi menghiraukan adanya pertemuan para menteri kerajaan yang diadakan di dalam ruang pertemuan istana kerajaan saat ini. Entah mungkin sekarang para menteri telah hadir dan duduk di kursi masing-masing, dan mereka saat ini pasti tengah bertanya-tanya mengenai alasan keterlambatan Kaisar Han yang terkenal selalu disiplin dan tepat waktu. Apa lagi Kaisar Han sama sekali tidak mentolerir adanya keterlambatan bagi siapa pun sebelumnya, tapi kini malah ia sendiri yang mungkin akan datang terlambat hanya karena seseorang yang masih tertidur lelap dalam dekapan hangatnya. Membuatnya merasa enggan untuk melepaskan dekapan Keyra dari tubuhnya. Sejenak, Kaisar Han merenung sambil memejamkan kedua matanya pelan. Ia tengah memikirkan mengenai strategi penyerangan yang akan dilakukannya saat di medan perang nanti. Ia memikirkan bagaimana strategi penyerangan dalam jangka waktu tersingkat sehingga tidak memakan waktu yang cukup lama. Karena sekali lagi alasannya adalah Keyra, Permaisurinya. Selama Kaisar Han pergi berperang, ia cukup mencemaskan bagaimana keadaan Keyra nanti. Memang selama ini keadaan Keyra baik-baik saja selama Kaisar Han berada di istana ini. Tapi Kaisar Han juga tidak menutup mata, bahwa ada berapa orang yang tidak menyukainya sebagai seorang kaisar dan ada juga yang mencoba untuk mencari kelemahan Kaisar Han agar dapat menjatuhkan pemerintahan Kaisar Han untuk melakukan sebuah pemberontakan. Selama ini orang-orang itu tidak ada yang berani mencelakai secara langsung Permaisuri Keyra, karena tentu saja mereka takut pada kemurkaan Kaisar Han yang terkenal kejam dan tidak segan-segan untuk melayangkan pedangnya pada siapa saja yang  berani mengusiknya. Tapi ketika Kaisar Han pergi ke medan perang nanti, tidak menutup kemungkinan bahwa mereka akan mencelakai Keyra. Karena mereka tau, bahwa Kaisar Han memperlakukan Keyra secara berbeda dengan wanita-wanitanya yang lain. Para selirnya yang lain tak pernah ada yang bertahan hingga selama Keyra, karena Kaisar Han tak tahan dengan mereka ketika mereka telah berbuat hal yang membuatnya merasa muak. Oleh sebab itu beberapa hari yang lalu Kaisar Han mengangkat tiga orang selir untuknya, agar tidak ada yang berusaha untuk mencelakai Keyra. Karena dengan ia mengangkat selir, para musuhnya tidak akan mengetahui bahwa Keyra adalah satu-satunya wanita yang menjadi kelemahannya. Tapi kini situasinya berbeda, Kaisar Han bahkan telah membunuh para selirnya dengan mata pedangnya sendiri dan tetap membiarkan Keyra hidup. Bahkan ia cenderung lebih sering untuk berkunjung ke tempat Keyra yang pastinya terdapat beberapa orang yang pasti menyadarinya. Tentu para musuhnya mulai mencium kelemahan dari Kisar Han dan berniat untuk menjatuhkannya melalui Keyra. Hal itu terbukti dari adanya surat ancaman dan tantangan untuk berperang dengan kerajaan Wernberg yang memang tidak pernah akur sedari dulu hingga sekarang dengan kerajaan Blutenblatt. Dua kerajaan besar ini telah menjadi musuh bebuyutan sedari dulu. Keyra mengeliat pelan dalam tidurnya, perlahan kedua kelopak matanya yang lentik mulai membuka dan mengerjap perlahan. Silaunya cahaya mentari dari celah jendela yang ada membuat Keyra menghalau cahaya tersebut menggunakan tangan kanannya untuk menyesuaikan pandangannya dengan keadaan sekitar. Perlahan ia menyadari bahwa kini ada sebuah tangan yang melingkar indah di pinggangnya. Perlahan Keyra mendongak dan mendapati wajah damai Kaisar Han yang tengah tertidur. Begitu tenang dan damai, membuat Keyra tanpa sadar terus memandangi wajah tampan Kaisar Han. Dimulai dari kedua alis tebal Kaisar Han yang yang begitu indah, kelopak mata Kaisar Han yang sedikit terdapat lingkaran hitam. 'Apa Kaisar Han jarang tidur selama ini?' benak gadis itu mulai berpikir saat mendapati lingkar mata panda tersebut yang cukup menandakan bahwa pria di hadapannya kurang tidur selama ini. Meski  begitu, tetap saja hal itu sama sekali tidak mengurangi ketampanan dari sosok Kaisar Han yang masih memejamkan kedua matanya erat. Tatapan mata Keyra terus berlanjut pada hidung mancung Kaisar Han yang telihat sempurna, serta rahang kuat Kaisar Han yang semakin menunjukkan ketegasannya dalam memimpin. Sungguh beruntung Keyra yang bisa dengan leluasa melihat wajah tampan Kaisar Han dalam jarak sedekat ini. Bahkan, bibir merah kecoklatan Kaisar Han yang tak pernah menyunggingkan senyum itu pun terlihat begitu sempurna di mata Keyra. Sungguh ciptaan Tuhan yang sempurna. Melihat bibir itu, mau tak mau kelebatan memori saat Kaisar Han menciumnya dengan lembut semalam kembali berkelebatan dalam pikirannya. Seketika seluruh aliran darah Keyra seakan berkumpul seluruhnya di wajah cantik Keyra, membuatnya semakin terlihat cantik alami. "Mengapa kau memandangi wajahku sedari tadi?"  Suara berat Kaisar Han yang tiba-tiba membuka kedua kelopak matanya sontak membuat Keyra langsung merasa gelagapan dan bingung harus menjawab apa karena terpergok tengah memandangi wajah tampan Kaisar Han dengan intens tanpa dia sadari. "Itu, Yang Mulia," jawab Keyra dengan setengah tergagap karena bingung bercampur bingung yang mendominasi dirinya. "Kenapa wajahmu memerah?" Bukannya membantu, pertanyaan dari Kaisar Han justru semakin membuat Keyra merasa malu dan membuat wajahnya bertambah merah dan terasa panas meski pun udara di luar masih terasa dingin. "Hamba tidak," bingung harus menjawab apa, Keyra hanya mampu menundukkan wajahnya untuk menyembunyikan kedua pipinya yang terasa panas seketika, seolah seluruh aliran darahnya saat ini naik ke permukaan wajahnya hingga membuat wajahnya memerah malu. Secara tiba-tiba Kaisar Han menempelkan keningnya ke kening Keyra, membuat wajah gadis itu semakin merah semerah tomat. Bahkan suara deru napas hangat Kaisar Han malah semakin membuat Keyra tanpa sadar menahan napas saking dekatnya wajah mereka berdua saat ini. Tak hanya sampai di situ, degup jantung Keyra saat ini juga tengah bergemuruh dengan hebat, bahkan ia sampai merasa takut kalau-kalau Kaisar Han akan dapat merasakan debaran jantungnya yang mendadak berpacu dengan cepat. "Badanmu juga tidak panas." gumam Kaisar Han pelan tanpa ekspresi yang justru sangat kontras sekali dengan reaksi tubuh Keyra yang seketika menanggapinya secara berlebihan. "Berhubung kau sudah bangun, aku akan segera pergi untuk menghadiri rapat dengan para menteri kerajaan." setelah Kaisar Han memastikan bahwa permaisurinya baik-baik saja, barulah Kaisar Han menjauhkan tubuhnya dari Keyra yang seketika membuat Keyra tanpa sadar langsung bisa bernapas dengan lega karena mandapati hal tersebut. Setelah mengucapkan hal itu, Kaisar Han segera beranjak dari peraduan Keyra dan berjalan menuju tempat pertemuan yang diadakan untuk membahas strategi perang yang akan dilakukan besok. selepas perginya Kaisar Han dari tempat peraduannya, Keyra sampai saat ini masih saja memegangi dadanya yang masih berdetak dengan kencang, namun sudah tidak sekencang saat tubuhnya berada dalam jarak dekat dengan tubuh Kaisar Han. ___ Setibanya di ruang rapat kerajaan, terlihat jelas bahwa para menteri kerajaan yang semula agak ramai karena mulai bertanya-tanya mengenai alasan keterlambatan Kaisar Han seketika langsung diam dan mendadak ruang rapat tersebut langsung terasa hening. Tatkala Kaisar Han dengan jubah merah kebesarannya melangkah masuk untuk memimpin rapat strategi perang dengan membawa aura tegasnya yang terasa langsung memenuhi keseluruhan aula rapat hingga membuat suasana seketika langsung kondusif tanpa ada yang membuka suara satu orang pun. "Bisa kita mulai rapatnya," suara tenang Kaisar Han menjadi pembuka dimulainya rapat mengenai perang tersebut. Para menteri kerajaan yang berada dalam ruangan tersebut segera mengangguk dengan hormat dan serempat menyetujui perkataan Kaisar Han. Kaisar Han menyampaikan usulannya mengenai strategi perang agar dilakukan dengan dua cara; yaitu dengan menggunakan pasukan bersenjata jarak dekat dan juga pasukan jarak jauh. Pasukan jarak dekat melakukan penyerangan dari arah selatan area pertarungan dengan tujuan untuk mengecoh musuh, sementara pada pasukan jarak jauh disarankan untuk menyelinap di atas pepohonan agar bisa menjatuhkan para lawan dengan menggunakan meriam dan anak panah yang telah dilumuri oleh racun. beberapa yang lain juga berada di atas tebing untuk bersembunyi lalu beberapa dari mereka akan menyiramkan minyak tanah yang kemudian dengan mereka akan melemparkan obor untuk membuat musuh terbakar dan membuat mereka panik nantinya. Usulan tersebut disetujui oleh semua menteri kerajaan dan juga adanya beberapa tambahan masukan mengenai strategi penyerangan yang dilakukan Kaisar Han. Seperti penempatan para pasukan cadangan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu musuh mampu membuat pasukan mereka mundur dalam peperangan. "Baiklah, persiapan telah dilakukan dan kita hanya perlu melakukan pemantapan dan pengecekan ulang apa saja yang akan kita bawa dalam peprangan  dan pastikan tidak ada satu pun barang yang tertinggal sebelum berangkat berperang besok. Juga jaga kesehatan dan minum minuman yang telah diberikan ileh tabib untuk menjaga daya tahan tubuh selama di perjalanan." Kaisar Han membubarkan pertemuan tersebut dan segera pergi menemui orang kepercayaannya untuk menjaga istana ini seorang diri tanpa adanya satu pun pengawal yang biasanya berada di sekeliingnya termasuk kasim. Ia dengan sengaja meminta orang kepercayaannya untuk menjaga istana ini  agar aman selama Kaisar Han pergi berperang. *** "Hugo, jaga dia untukku." dengan nada suara datar dan dingin yang khas Kaisar Han berkata pada sosok Hugo yang merupakan orang kepercayaannya. Hugo yang mendapatkan mandat secara langsung dari Kaisar Han saat ini hanya bisa mendengarkan perintah Kaisar Han dengan seksama dan juga penuh dengan rasa hormat. "Baik Yang Mulia Kaisar Han," seseorang yang dipanggil Hugo tersebut mengangguk patuh pada Kaisar Han sebelum pergi menjauh untuk terus memantau istana dari jauh. To be continued...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN