Keesokan harinya Kaisar Han mendengar kabar bahwa keadaan Keyra semakin membaik. Sebenarnya Kaisar Han sangat ingin untuk mengunjungi Permaisuri Keyra secara langsung di dalam peraduannya, tapi mengingat tantangan perang yang telah dilancarkan oleh kerajaan Wernberg mau tak mau membuat Kaisar Han menjadi sangat sibuk dengan persiapan perang yang sudah delapan puluh persen hampir matang. Hanya tinggal menunggu waktu hingga genderang perang dikibarkan oleh masing-masing kerajaan di medan perang nanti.
Entah mengapa kali ini Kaisar Han sedikit merasa keberatan untuk pergi ke medan perang. Bukan karena Kaisar Han takut untuk berperang, tapi ia merasa berat jika harus meninggalkan Keyra untuk berperang. Padahal sebelumnya ia selalu menunggu saat-saat seperti ini dan dia selalu semangat untuk melakukannya. Bisa saja dia tidak ikut untuk berperang, namun itu tidak biasa dilakukannya, dia bukan seorang kaisar yang hanya duduk diam di atas kursi kekaisarannya dan menunggu hasil tanpa melakukan suatu hal apa pun. Karena sedari kecil dia sudah terbiasa untuk terjun langsung ke medan perang dan ikut andil dalam setiap peperangan. Tak pernah pulang dalam kondisi tangan kosong dan selalu menjadi kebanggaan karena selalu membawa kemenangan.
Bertempur ke medan perang membutuhkan persiapan yang matang dan juga dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan. Bisa saja hanya satu minggu atau bahkan beberapa bulan lamanya, maka dari itu Kaisar Han sedikit resah jika harus meninggalkan Keyra seorang diri di istana. Karena selama dia tinggal di istana seumur hidupnya, dia jelas mengetahui dengan pasti intrik kerajaan yang ada di dalam istana. Saling menjatuhkan satu sama lain, saling bersaing dengan cara kotor, dan masih banyak hal-hal buruk lainnya. Di dalam istana ini saja dia selalu bersikap waspada, siapa pun orangnya tidak ada yang benar-benar bisa dia percayai secara penuh. Dan mungkin sudah tak terhitung lagi berapa banyak orang yang membencinya di dalam istana ini, maka dari itu ia sangat mengkhawatirkan permaisurinya yang akan ia tinggal seorang diri dalam jangka waktu yang tak pasti. Ia takut bahwa seseorang akan menyakitinya nanti.
Sempat terbesit di benak Kaisar Han untuk membawa serta Keyra ke medan perang, tapi kembali ia urungkan mengingat jika Keyra ikut ke medan perang justru akan semakin membahayakan keselamatannya.
Di medan perang hanya ada para lelaki dan jika sampai Keyra ikut maka dia bisa dijadikan sebagai mangsa empuk bagi para lelaki di sana. Memikirkannya membuat Kaisar Han meradang, tanpa bisa ditahan lagi akhirnya Kaisar Han melangkahkan kakinya menuju ke kamar Keyra untuk memastikan keadaan gadis itu.
Suara decit pintu kayu yang terbuka membuat Keyra yang tengah asyik menyulam sontak kaget dan tanpa sengaja menusuk ujung jemari telunjuknya dengan jarum. Dapat ia lihat Kaisar Han memasuki kamarnya dengan ekspresi datar seperti biasanya, membuat Keyra segera bangkit berdiri dan menundukkan kepalanya pertanda hormat.
"Jangan tundukkan kepalamu Permaisuri Keyra." Keyra yang sudah mulai mengenal sifat Kaisar Han yang tidak mau dibantah langsung mengangkat kepalanya meski masih dengan mencoba mengalihkan pandangan matanya dari pupil sewarna darah milik Kaisar Han.
"Ada keperluan apa Yang Mulia datang ke peraduan hamba?" Keyra berkata lembut dengan sesekali meringis menahan perih di ujung jemarinya yang sempat tertusuk jarum tadi, namun ia sebisa mungkin menyembunyikan tangannya agar tidak diketahui oleh Kaisar Han.
"Kenapa dengan tanganmu, kau terluka?" Kaisar Han langsung meraih jemari lentik Keyra dalam genggaman tangannya dan memeriksa jemari permaisurinya dengan kedua mata yang memincing tak suka.
"Siapa yang melukaimu? Akan kuberi hukuman dia." Suara Kaisar Han terdengar sarat akan kemarahan, rahang pria itu tampak mengeras. Keyra hanya hanya mampu menunduk saat mendapati guratan kemarahan dinada suara Kaisar Han.
"Tidak ada seorang pun yang melukai hamba yang mulia, tadi hamba hanya tidak sengaja tertusuk jarum saat sedang menyulam benang."
Keyra berkata dengan was-was takut bahwa Kaisar Han akan memarahinya. Tapi diluar dugaan, Kaisar Han justru dengan lembut menuntun Keyra untuk duduk di sisi ranjang dan tanpa diduga Kaisar Han menundukkan badannya di hadapan Keyra yang seketika hal itu membuat gadis itu langsung berjengit kaget.
"Apa Yang Mulia lakukan?" panik Keyra yang langsung ikut serta duduk di bawah beralaskan Karpet lembut berwarna hitam. Dia merasa tak pantas jika harus duduk di atas sementara Kaisar menundukkan badannya di bawahnya, itu sangat tidak sopan menurutnya.
"Mengapa kau ikut duduk di bawah?" Kaisar Han kembali memincingkan kedua matanya heran melihat respon panik permaisurinya.
"Sungguh tidak pantas jika Yang Mulia menunduk di depan hamba, sementara hamba tetap duduk di atas. Maka dari itu hamba memutuskan untuk duduk di bawah Yang Mulia." jawab Keyra masih tanpa berani menatap kedua mata tajam Kaisar yang ada di depannya.
" Baiklah, itu terserah padamu," jemari besar Kaisar Han kembali menarik uluran tangan Keyra yang terluka. Dengan lembut Kaisar Han mencium bekas luka tusukan di ujung jemari Keyra, membuat gadis itu terperangah tak percaya akan apa yang telah dilakukan oleh Kaisar padanya. Wajahnya pun juga telah memerah karena reaksi alami dari tubuhnya.
Keterkejutan Keyra tidak hanya sampai disitu saja, gadis itu kembali terkejut saat mendapati Kaisar Han kini tengah memasukkan jemarinya yang terluka ke dalam mulut Kaisar Han dan mengulumnya dengan lembut.
Dapat Keyra rasakan lidah hangat Kaisar Han tengah menyedot darah yang keluar dari jemari Keyra yang terluka. Ada rasa geli dalam diri Keyra saat Kaisar Han mengulum jemarinya. Keyra memutuskan untuk memejamkan matanya dan juga menggigit bagian bawah bibirnya saat merasakan sensasi geli dari aktivitas yang tengah dilakukan Kaisar Han pada ujung jarinya. Sebenarnya ia ingin menarik ujung jarinya karena merasa malu dan hal itu akan sangat tidak pantas jika sampai ada orang lain yang mengetahuinya. Namun sekali lagi dia tidak berani dan memutuskan untuk diam saja meski pun sensasi aneh itu kembali menyengat tubuhnya.
Setelah selesai menghisap jemari Keyra agak tidak terjadi infeksi, Kaisar Han menyudahi mengulum jemari Keyra yang terluka dan Kaisar Han mendapati Keyra tengah memejamkan mata dengan menggigit bibir bawahnya. Bibir ranum berwarna kemerahan itu terlihat begitu menggoda di mata sang Kaisar, membuat Kaisar Han mengerang dalam hati karena naluri sejatinya mulai muncul ke permukaan.
Ketika melihat hal itu, Kaisar Han tidak bisa lagi menahan Keinginannya untuk segera mencium bibir ranum milik Keyra, dengan perlahan Kaisar Han memajukan wajahnya mendekat pada Keyra. Semakin dekat, dekat, dan dekat hingga bibir milik Kaisar Han menyentuh bibir ranum Keyra yang terasa lembut dan telah menjadi candu baginya.
Keyra yang menyadari benda kenyal menempel di bibirnya segera membuka mata dan mendapati Kaisar Han tengah menciumnya pelan. Keyra mencoba menjauhkan diri dari Kaisar Han dengan menekan d**a bidang Kaisar Han agar menjauh darinya. Namun gerakan tangan gadis itu justru semakin memancing Kaisar Han untuk bertindak lebih, karena dorongan permaisurinya sangat pelan dan tidak berarti apa-apa untuknya.
"Sshhh... jangan menolakku permaisuriku," Kaisar Han berucap dengan suara serak dan tatapan mata memohon yang seketika membuat Keyra merasa luluh dan mengakhiri pemberontakan kecilnya. Bibir gadis itu sedikit terbuka dan terlihat lebih menggoda dari sebelumnya, mungkin hal itu dikarenakan sisa-sisa saliva yang membuat bibirnya terliht lebih mengkilap dari sebelumnya.
Mendapati kepasrahan Keyra membuat Kaisar Han kembali mencium permaisurinya dengan lembut dan sayang. Tangan Kaisar Han mengangkat tubuh Keyra perlahan agar gadis itu bisa duduk di atas pangkuannya. Lalu tangannya naik ke atas dan sedikit menekan tengkuk Keyra untuk memperdalam ciuman intens mereka.
Satu tangan Kaisar Han menuntun tangan Keyra agar melingkar di leher Kaisar Han. Keyra sedikit melenguh saat Kaisar Han menggigit bibir bawahnya dengan gemas agar gadis itu mau membuka dan memberikan akses bagi lidah Kaisar Han untuk masuk dan mengeksplorasi setiap inchi rongga mulut Keyra yang membuat Kaisar Han bisa lupa diri.
Keyra yang merasa kehabisan napas saat ini mencengkeram erat pundak Kaisar Han agar menghentikan ciumannya. Kaisar Han yang mengerti maksud Keyra, dengan terpaksa mengakhiri ciuman panas mereka dengan sedikit tidak rela.
Tapi Kaisar Han tidak hanya berhenti sampai di situ saja, ia kembali mencium Keyra setelah dirasa gadis itu sudah mendapatkan pasokan oksigen dan kembali memainkan lidahnya menelusuri rahang yang membuat Keyra mengeliat geli karenanya. Lalu kaisar Han mengulum cuping telinga Keyra dengan gerakan sensual yang membuat Keyra melenguh tertahan karena merasakan sensai geli luar biasa dimana cuping telinga merupakan tempat yang cukup sensitif bagi gadis itu untuk saat ini.
"Hentikan Yang Mulia,"
Keyra mencoba mendorong Kaisar Han, akan tetapi bukannya berhenti Kaisar Han malah menurunkan ciumannya ke area leher putih mulus milik Keyra. Keyra mendongakkan Kepalanya tanpa sadar saat Kaisar Han menciumi dan membuat beberapa tanda kemerahan di area leher dan d**a atasnya.
Lalu ketika Kaisar Han mencoba untuk membuka kaitan baju yang dikenakan Keyra, dengan kesadaran yang masih tersisa Keyra menghentikan pergerakan tangan Kaisar Han yang hendak membuka bajunya.
"Maaf Yang Mulia, hamba belum siap." Keyra menundukkan kepalanya dalam saat mengatakan hal itu, ia telah siap menerima resiko kemarahan Kaisar Han saat ini. Mengingat saat ini Keyra dapat merasakan puncak bukit gairah Kaisar Han yang mengusiknya sedari tadi.
Kaisar Han memejamkan matanya sejenak untuk menetralkan kabut gairahnya yang sempat memuncak. Ia paham bahwa Keyra masih belum siap untuknya dan ia tidak ingin memaksakan keinginannya yang justru hal itu bisa saja membuat gadis itu akan membencinya nanti.
"Baiklah, aku mengerti."
Keyra sontak kaget saat secara tiba-tiba Kaisar Han menggendongnya dengan menyelipkan kedua tangannya di antara lutut dan pundaknya. Hal itu kontan membuat Keyra secara reflek mengalungkan kedua tangannya pada leher Kaisar Han agar tidak terjatuh, lalu dengan perlahan Kaisar Han merebahkan tubuh Keyra di atas ranjang dengan lembut. Tak lama kemudian Kaisar Han ikut berbaring di samping Keyra setelah melepaskan jubah kebesarannya dan menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua. Tak lupa Kaisar Han menarik Keyra dalam dekapannya, membuat jantung gadis itu berdegup dengan sangat kencang.
"Yang Mulia,"
"Sshttt, tidurlah."
Kaisar Han mengisyaratkan Keyra untuk tertidur dan membenamkan wajah Keyra ke dalam d**a bidangnya, sementara Kaisar Han menghirup aroma rambut Keyra yang akan dirindukannya ketika berada di medan perang nanti dengan sangat dalam.
To be Continued...