Keyra terbangun dalam tidurnya dan ia mendapati dirinya tengah berada dalam selimut berwarna merah hati yang tak lain merupakan selimut milik Kaisar Han, dan saat ini ia sadar bahwa dia tengah berada di peraduan pribadi sang Kaisar.
Wajah Keyra seketika langsung memerah saat menyadari bahwa semalam dirinya tertidur dalam dekap hangat Kaisar Han, bahkan sampai saat ini ia masih dapat mencium aroma khas Kaisar Han pada tubuhnya. Tapi kini ia kembali bertanya-tanya saat dirinya tak mendapati keberadaan sang pemilik kamar di sampingnya. Entah mengapa saat menyadari bahwa Kaisar Han tak ada di sampingnya, membuat setitik kekecewaan merambat di dadanya.
Saat hendak beranjak dari ranjang yang ditempatinya gadis itu baru menyadari bahwa terdapat secarik surat di sisi tempat tidurnya. Perlahan Keyra membaca arti dari tulisan latin tersebut yang Keyra yakini bahwa sepucuk surat tersebut ditulis secara pribadi oleh tangan Kaisar Han sendiri.
Untuk: Keyra, permaisuriku.
Ketahuilah, mungkin selama beberapa hari ke depan aku tidak akan ada di sampingmu dan melindungimu.
Saat kau terbangun, mungkin kini aku telah berada dalam perjalanan ke medan perang dengan kerajaan WERNBERG.
Jadi satu pesanku, selalu berhati-hati dan waspadalah pada apa pun di sekitarmu.
Mengenai kalung yang kusematkan di lehermu, berjanjilah kau akan selalu memakai dan jangan pernah melepaskannya.
Jika kau berada dalam bahaya, genggamlah dengan erat kalung pemberianku dan sebut namaku berulang kali.
_Kaisar Hannover Maximilan_
Perlahan Keyra meraba lehernya dan mendapati sebuah kalung berbandul batu kristal berwarna merah darah dengan ukiran rumit namun terlihat begitu indah dan mempesona, tetapi ukiran dari bandul tersebut tidak berlebihan dan terlihat sederhana namun sangat elegan yang kini tersemat dengan indah di lehernya.
Setelah membaca pesan singkat yang ditulis sendiri oleh Kaisar Han padanya justru malah semakin membuat Keyra bertanya-tanya mengenai maksud dari isi surat tersebut. Pasalnya dalam surat tersebut Kaisar Han hanya menyebutkan bahwa dia harus berhati-hati terhadap segala sesuatu di sekitarnya, namun ia tidak mengerti harus berhati-hati terhadap siapa dan mengapa ia harus berhati-hati.
'Berhati-hati dan waspada pada apa pun disekitarmu.'
Apakah maksud Kaisar Han bahwa ada seseorang yang berniat untuk mencelakainya, tapi siapa. Mengapa mereka berniat mencelakainya, ia sama sekali tidak akan mendapat keuntungan apa pun jika mencelakainya, atau karena posisinya saat ini yang merupakan seorang permaisuri? Tapi dia bahkan sampai saat ini masih belum diangkat secara resmi sebagai permaisuri.
Memikirkan berbagai kemungkinan yang mungkin tersirat dari secarik surat usang yang diberikan Kaisar Han padanya malah membuat Keyra semakin merasa bingung. Ia mencoba mengalihkan pikirannya dari surat itu dengan segera berendam air hangat di peraduan pribadinya, untuk menjernihkan pikirannya barang sejenak.
Keyra segera beranjak dari peraduan milik Kaisar Han tak lupa membersihkan peraduan Kaisar Han yang kusut karenanya. Walau pun ia tau tanpa Keyra membersihkannya pun para dayang dengan sigap pasti akan selalu membersihkan peraduan pribadi milik Kaisar Han. Setelahnya baru Keyra memutuskan untuk pergi berendam air hangat dengan ditemani dayang barunya yang bernama Meika.
***
Hari berganti hari dan Kaisar Han sama sekali tak ada tanda-tanda akan segera kembali ke istana kerajaan hingga saat ini, bahkan kabar mengenai bagaimana kondisi Kaisar pun Keyra tidak mengetahuinya. Entah saat ini Kaisar Han tengah berada dalam keadaan sehat, sakit, atau pun sedang terluka di medan perang Keyra juga tidak mengetahuinya hingga membuat perasaan gadis itu dilanda resah dan hampa.
Selama beberapa hari ini kebersamaan Keyra dengan Kaisar Han sebelum Kaisar Han pergi berperang, telah mampu membuat Keyra merasakan perasaan nyaman dan damai saat berada di sisi Kaisar Han. Sikap Kaisar Han yang begitu tegas namun sama sekali tak pernah menyakitinya justru saat ini sangat dirindukan oleh gadis itu.
Entah sejak kapan Keyra menyadarinya, yang jelas saat Kaisar Han pergi menjauh darinya seolah ada sebuah lubang kosong yang seakan mengisi relung hatinya, yang mampu membuat Keyra resah dan juga merasakan perasaan hampa dalam dirinya. Seperti ia mendapati sesuatu yang hilang dalam dirinya.
Meski pun selama ini Keyra menunjukkan sikap seolah takut pada Kaisar Han, tapi secara perlahan ia mulai mempelajari dan mengerti bahwa Kaisar Han tidak semenyeramkan apa yang tertanam di benaknya selama ini. Setiap kelembutan dan sifat peduli yang ditunjukkan Kaisar Han secara tidak langsung padanya, telah menunjukkan sisi baiknya tanpa disadarinya. Semua rumor buruk yang beredar di luaran sana, mungkin mereka hanya mengetahui sisi luar dari Kaisar Han yang dijadikannya sebagai topeng untuk membuatnya terlihat tegas sebagai seorang pemimpin.
Kaisar Han tidak pernah memperlakukannya dengan kasar, atau pun melukai fisiknya secara langsung. Hanya saja terkadang Kaisar Han memperingati Keyra dengan nada tegas dan kalimat otoriternya yang membuat Keyra langsung bungkam dan menunduk takut. Namun setelah itu semua pikiran buruknya yang selalu merasa takut kalau Kaisar Han akan menghukumnya jika dia telah melakukan kesalahan atau membuat beliau marah, semuanya tak pernah terjajadi. Itu semua nyatanya hanya pemikiran buruknya saja.
Dengan enggan Keyra mencoba untuk berkeliling di sekitar istana kerajaan Blutenblatt dengan ditemani oleh dayang pribadinya, Meika.
"Meika, ayo antarkan aku untuk berkeliling istana."
"Baik permaisuri," dengan patuh dayang yang bernama Meika tersebut mengangguk dan berjalan di belakang Permaisuri Keyra dengan cara menundukkan kepalanya.
"Hei Meika, mengapa kau berjalan menunduk dan berada jauh dibelakangku? Kemarilah, aku sudah menganggapmu seperti temanku sendiri, jadi berjalanlah di sampingku."
"Mohon maaf permaisuri Keyra, tidak sepantasnya hamba berjalan di samping permaisuri sementara saya hanya seorang dayang istana."
"Mengapa kau berkata seperti itu? Aku tidak memandangmu sebagai seorang dayang, tapi aku memandangmu sebagai seorang teman." Keyra tersenyum manis yang mau tak mau membuat Meika ikut tersenyum simpul.
"Sekali lagi maaf Permaisuri Keyra, hamba tidak bisa melakukan hal tersebut karena hamba memang sudah selayaknya menjaga permaisuri dari belakang."
Keyra yang mendapati jawaban dari dayang Meika hanya menghela napas pasrah dan kembali melanjutkan perjalanannya untuk mengelilingi istana Kerajaan Blutenblatt.
Saat Keyra melewati sebuah ruangan para menteri kerajaan, tak sengaja ia mendengar suara obrolan pelan yang mengikut sertakan dirinya di dalam percakapan mereka. Keyra yang penasaran mencoba untuk mendengarkan dengan seksama apa yang tengah diperbincangkan para menteri kerajaan selagi Kaisar mereka pergi berperang.
"Permaisuri, apa yang akan anda lakuka.."
"Stt.. diamlah Meika," Keyra memberi instruksi menempelkan jari telunjuk di depan bibirnya agar Meika tidak berbicara dan ikut mendengarkan perbincangan antar menteri kerajaan.
"Kau tahu, umur Kaisar Han telah menginjak 27 tahun, akan tetapi hingga saat ini tidak ada tanda-tanda dari permaisuri akan mengandung sesosok putra mahkota untuk negeri ini. Bahkan sudah lebih dari sebulan sejak Kaisar Han memilih permaisurinya, tapi kenyataannya apa, mereka tak kunjung dikaruniai seorang anak."
"Kau benar, menurutmu apa memang salah satu di antara mereka ada yang tidak bisa memiliki keturunan?"
"Itu bisa saja terjadi, menurutku permaisurilah yang tidak bisa memberikan keturunan disini. Karena sudah jelas bahwa Kaisar Han sehat dan sangat produktif sehingga bisa memberikan keturunan berdasarkan pemeriksaan tabib."
Keyra yang mendengar percakapan kedua menteri kerajaan tersebut, tanpa sadar telah mengepalkan kedua tangannya hingga memutih pucat. Perasaannya berkecamuk memikirkan setiap kalimat yang keluar dari bibir para menteri yang menjelek-jelekkan dirinya.
"Kau benar, jika seperti ini apa yang harus kita lakukan?"
"Mungkin kita bisa memberikan Kaisar Han sesosok wanita yang mampu memberikan keturunan pada Yang Mulia Kaisar Han untuk kelangsungan negeri ini, atau bahkan kita bisa mengusulkan pergantian permaisuri dan pengangkatan selir baru pada Yang Mulia Kaisar Han."
Mendengar itu semua tanpa sadar membuat mata Keyra berkaca-kaca dan setitik bening cairan merembes keluar melalui pelupuk matanya. Keyra tidak sanggup lagi jika harus mendengarkan pembicaraan para menteri yang seolah menilainya sebagai wanita mandul.
Keyra ingin menolak dan menyanggah bahwa dirinya tidak bisa memiliki keturunan, ia ingin mengatakan yang sejujurnya bahwa Keyra sama sekali tidak pernah melakukan hubungan intim dengan Kaisar Han. Tapi itu tidak mungkin dilakukannya, karena bagaimana pun juga itu semua bukan sepenuhnya kesalahan menteri tersebut, Keyra turut berperan besar dalam kejadian tersebut.
Jika saja Keyra tidak egois dengan selalu menolak Kaisar Han saat sedang menginginkannya, mungkin saat ini ia sudah mengandung putra mahkota untuk negeri ini. Tapi kenyataannya apa, ia malah membuat para menteri kecewa padanya dengan keegoisannya yang belum sepenuhnya siap untuk menyerahkan mahkotanya pada sang Kaisar.
Keyra segera memasuki peraduannya dan langsung menguncinya, meninggalkan Meika tetap berada di luar dengan bingung harus berbuat apa saat ini. Sementara Keyra langsung menelungkupkan wajahnya di antara kedua lututnya sambil menangis.
Perkataan para menteri yang didengarnya beberapa saat lalu kembali berkelebatan dalam benaknya. Entah mengapa perasaannya terasa begitu sakit saat mendengar percakapan para menteri kerajaan yang berniat akan mencarikan wanita lain yang mampu memberikan keturunan pada Yang Mulia Kaisar Han. Perasaannya dengan tegas menolak jika Kaisar Han akan menggantikan posisinya dengan wanita lain.
Bukan karena Keyra begitu takut jika posisinya sebagai permaisuri akan tergeser, akan tetapi ia takut jika Kaisar Han akan berpaling pada wanita lain dan melupakannya. Keyra tidak menginginkan hal itu terjadi, setelah ia menyadari perasaannya bahwa ia tanpa sadar telah jatuh hati pada Yang Mulia Kaisar Han dan akibat dari perasaan itu adalah munculnya rasa ingin menjadi satu-satunya wanita yang dimiliki Kaisar Han di sisinya, tanpa adanya wanita lain selain dirinya.
Kini Keyra bertekad bahwa sekembalinya Kaisar Han dari medan perang, ia akan menyerahkan dirinya seutuhnya pada Kaisar Han. Jika Kaisar Han memang menginginkannya, maka Keyra akan memberikannya tanpa adanya penolakan.
'Kaisar Han, maaf jika aku baru menyadarinya. Bahwa sepertinya, aku telah jatuh hati padamu. Kumohon segeralah kembali ke istana, disini aku membutuhkanmu. Karena aku mencintaimu, Kaisar Hanover Maximilan."
Keyra memejamkan matanya saat telah menyadari perasaannya pada Yang Mulia Kaisar Han. Jemari tangan lentik Keyra terulur untuk menggenggam erat kalung pemberian Kaisar Han, disertai dengan doa- doa yang ia panjatkan untuk Kaisar Han agar diberi keselamatan dan bisa segera kembali dengan membawa kabar baik.
To be continued....