Rencana baru

1394 Kata

Zia menjadi pendiam setelah insiden mengusir sang suami. Dia seperti orang yang tidak tahu malu. Agam membayar semua tagihan hotel, tetapi Zia malah mengusirnya. Apa kata yang pantas untuk dirinya? Zia seperti tidak punya muka untuk menghadapi sang suami. "Masih marah?" tanya Agam. Zia menggeleng. "Terus kenapa diam?" Zia kembali menggeleng. Dia benar-benar menghindar. Bahkan sampai langit menjadi gelap, ia tidak banyak tingkah seperti biasanya. "Mau ke lobby?" Jawaban Zia tetap sama. Ia malah bergulat dengan selimut. Agam menghela nafas panjang. Kebingungan meliputi dirinya. Apa Zia masih marah? Itu yang ada dipikiran Agam. Biasanya saat perempuan mengatakan tidak, maka jawaban sesungguhnya adalah sebaliknya. Agam tidak tahu cara membujuk seseorang, apalagi manusia berjenis kelami

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN