Mulai mencari

1613 Kata

Nafas Zia kian tidak beraturan. Bayangkan saja, ia sudah berjalan kaki selama satu jam lebih. Tidak hanya itu, jalan yang ia telusuri berlumpur dan tanjakan. "Capek?" tanya Agam yang tidak henti-hentinya memperhatikan sang istri. "Capeklah, pakai nanya lagi!" ucap Zia di dalam hati. Ada sedikit rasa dongkol karena ia tidak membayangkan perjalanan seperti ini. "Lumayan," jawab Zia. Lain dimulut, lain dihati. Sebenarnya Zia hanya membawa badan saja sedangkan tas dan koper di bawah oleh Agam. Berdoa saja semoga isi dalam koper aman dari lumpur dan teman-temannya. "Tenang Kakak ipar, sebentar lagi sampai." Kalimat ini bukan hanya didengar satu kali, tapi berkali-kali. Zia bukan anak kecil yang mudah percaya. Mana yang katanya sebentar lagi sampai? Itu hanya omong kosong belaka. Zia tidak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN