Bab 10 Melamun

1029 Kata
Andra menolak tegas apa yang mamanya inginkan, karena Andra pikir gadis itu hanya sedih biasa, karena semalam tidur dengannya, tidak lebih, ia tidak tahu bahwa dimalam yang sama papa gadis itu pergi untuk selama-lamanya. "Sayang...ayolah mama mohon...mama khawatir terjadi apa-apa pada gadis itu." Ucap mama yang terus mendesak Andra disana. "Dia sudah dewasa mah...dia sudah tahu mana yang baik dan buruk, jika sesuatu terjadi padanya juga pasti karena ulahnya, dia juga pasti tahu apa yang akan terjadi, jadi biarkan saja dia sendiri, sepertinya dia juga lebih memilih sendirian kok." Ucap Andra dengan seriusnya, ia sudah risih karena perkataan mamanya yang terus memintanya. "Sayang...mama tahu apa yang kamu pikirkan! kamu kira mama tidak tahu apa yang kamu lakukan pada Natasya dimalam pertama dia menginap disini? hemmmz...seperti itukah mama mendidik putera mama? sebagai seorang pecundang yang tidak bertanggung jawab?!" Ucap mama Andra yang membuat Andra seketika menghentikan langkahnya, karena saat itu ia akan pergi dari sana dan mengabaikan permintaan mamanya. Andra membelalakan kedua matanya, ia benar-benar terkejut, apa yang ia khawatirkan akhirnya terjadi juga. "Mah...jika mama tahu malam itu, harusnya mama pun juga tahu, bahwa putera mama tidak mungkin melakukan hal itu pada gadis yang tidak Andra kenal, mama jelas tahu...jika Andra memiliki seseorang di samping Andra...Andra akan menjaganya, tidak mungkin merusaknya, sama halnya seperti Luna...yang kini sudah pergi untuk selama-lamanya." Ucap Andra dengan suara serak berat ia rasakan. "Ndra...mama hanya punya kamu...mama ingin kamu mempercayai kami bahwa Luna..." ucap mama tertahan, karena ia tidak ingin puteranya makin dalam merasakan luka karena gadis tidak berperasaan itu. "Apa mah?" ucap Andra lagi dengan sentaknnya, dan saat itu mama Andra hanya menunduk dengan kedua mata yang berkaca-kaca disana. "Ndra...mama mohon...buntuti Natasya...kamu tahu, papanya lah orang yang telah mendonorkan ginjalnya untuk papamu, papa nya lah yang telah menyelamatkan nyawa papamu sampai saat ini, sampai detik ini papa masih berada di tengah-tengah kita nak...mama hanya ingin membalas kebaikan papa Nataysa...jikalau mama dan papa harus memberikan semuanya pada gadis itu, tidaklah sebanding dengan yang papa Natasya lakukan untuk papamu, untuk kita nak, andai mama bisa membuntutinya sendiri...mama akan lakukan itu! mama tidak akan meminta bantuanmu!" ucap mama Andra yang mencoba mengalihkan perhatian puteranya pada masalah Natasya. "Baiklah mah...Andra akan mengikuti Natasya." Ucap Andra dengan nada suara dingin dan tanpa ekspresi. Lalu pergi begitu saja tanpa berpamitan untuk yang kedua kali. Dan tanpa mendengar ucapan balasan sang mama, saat itu di dalam otaknya dipenuhi berbagai pertanyaan, namun tidak ia tanyakan, yang ia tahu pasti adalah bahwa papa dari Natasya adalah orang yang telah menyelamatkan papanya. Terlihat mobil Andra tengah keluar dari gerbang rumahnya, namun segera menepi ke tepian jalan, karena ia melihat Natasya masih duduk di tepian jalan, wajahnya menunduk, terlihat beberapa kali kedua tangannya mengusap kedua matanya bergantian, di depannya sudah ada mobil taksi yang sudah berhenti, namun ia belum ingin beranjak dari tempatnya. "Non...jadi naik tidak?" teriak pengemudi mobil taksi itu pada Natasya. Dan secara gelagapan Natasya mendongak sembari mengangguk. Namun saat itu ia hanya melihat seorang lelaki yang tengah berdiri di hadapannya, sedangkan mobil taksi itu mulai berjalan pergi. "Kamu...apa yang coba kamu lakukan? kamu gila ya? kamu sudah membuat mobil taksi yang aku setop tadi pergi!" ucap Natasya dengan suara ngegasnya. "Memangnya siapa yang peduli! kalau bukan karena mama yang menyuruh...jangan harap aku mau!" ucap Andra yang membuat Natasya tidak mengerti. "Kamu bicara apa sih? siapa juga yang mau kamu antar? pergi saja sana! aku bisa sendiri, toh kalau aku kemarin tidak sama papa datangnya, aku juga bakal bawa mobil sendiri!" ucap Natasya dengan ketusnya. "Sudahlah ayo aku antar, lagian ada sesuatu yang mau aku kasih tahu kamu soal malam itu, mama tahu!" ucap Andra yang seketika membuat kedua mata Natasya terbelalak lebar. "Ayo masuk mobil." Ucap Andra lagi sembari berlalu pergi menuju ke mobilnya yang terparkir tidak jauh dari tempat itu, dengan langkah gontai Nat menyusul kearah lelaki yang sudah jauh di depannya. Pikirannya makin kacau saat itu. "Apa yang akan mama pikirkan jika tahu? apa yang akan mereka lakukan? apa mereka akan berpikir buruk tentangku? aku harus apa?" ucap dalam hati Natasya yang tidak fokus pada jalannya, dan saat itu ia terus berjalan hingga melewati mobil Andra, ia akan menyeberang tanpa melihat sekelilingnya, terus berjalan lurus dan ia tidak sadar jika jalan di depannya begitu ramai. "Gila ya!" teriak Andra sembari menarik paksa lengan tangan Natasya kebelakang hingga membentur tubuhnya, menubruk ke arahnya. Sesaat Natasya hanya terengah nafasnya tersengal-sengal karena kaget oleh tarikan lelaki itu, ia masih betah disana, di depan d**a bidang lelaki yang menariknya. "Kalau kau ingin mati, mati saja sendiri! jangan saat di depanku!" ucap Andra dengan nada meningginya, dan ia benar-benar terkejut pula oleh kelakuan gadis itu. "Maaf, dan terimakasih." Ucap Natasya yang sudah tersadar atas apa yang di perbuatnya. Lalu masuk kedalam mobil. Andra pun dengan bengong hanya mengikuti masuk kedalam. "Alamatnya mana?" tanya Andra pada gadis yang kini duduk di sebelahnya, tatapan gadis itu kosong dan hanya menatap kearah depan. "Hei...alamatnya mana?" ucap Andra lagi dengan teriakannya hingga Natasya tersentak dan tersadar. "Oh..." dengus kaget Natasya sembari memberikan alamat tempat tinggalnya pada lelaki itu. Andra pun segera melajukan mobilnya setelah ia mendapatkan alamat yang akan keduanya tuju. Setengah jam perjalanan akhirnya sampai juga ke rumah Natasya, rumah mewah dengan pagar gerbang menjulang tinggi, di pojok pintu gerbang terdapat pintu tembusan kecil. Natasya segera turun dari dalam mobil. "Aku masuk dulu ya...jika kau mau, kau boleh ikut." Ucap Natasya pada lelaki itu, namun ia tidak bergeming dari jok depan kemudi yang ia duduki. Natasya pun meninggalkannya sendirian disana. "Rumah mewah seperti ini kenapa di tinggal? malah menginap dirumah mama, memangnya dia anak buangan? kalaupun di segel pihak Bank pasti juga ada tandanya, nah ini tidak ada!" gerutu Andra yang sudah menunggu hampir setengah jam disana, dan ia mulai bosan. Andra pun lalu ikut turun dari dalam mobilnya, ia ikut masuk melewati jalan samping pintu gerbang besar, namun tiba-tiba pintu gerbang tersebut terbuka dengan sendirinya, mobil sport yang Natasya tumpangi sudah siap didepan pintu gerbang tersebut dan sudah akan keluar ketika pintu sudah terbuka sempurnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN