Bab 7 Tidak menyesalinya

1066 Kata
"Sayang...kamu kenapa? wajah kamu terlihat pucat? kenapa?" tanya mama Andra yang merasa gadis di sebelahnya itu merasa tidak nyaman. "Tidak apa-apa kok tante...Nat baik-baik saja, mungkin Nat kurang tidur semalam, nanti Nat mau istirahat saja tan..." ucap Natasya dengan senyumannya. Di seberang meja makan, Andra hanya melirik sesekali, seakan takut sesuatu yang lebih buruk akan terjadi, Andra pikir tidak ada hari yang menyebalkan di banding hari itu. "Yasudah...nanti biar mama bawa periksa atau bagaimana sayang?" tanya mama Andra pada Natasya, yang seketika membuat Andra tersedak disana. "Uhuk! uhuk!" Andra tersedak sampai terbatuk-batuk. "Dia hanya masuk angin, kenapa mama seheboh itu! pakai mau bawa ke Dokter periksa segala!" ucap Andra yang membuat kedua orang tuanya menatap sejurus kearah sang putera. "Andra sayang...keajaiban apa ini yang membuatmu begitu cerewet? kamu sadar sayang? itu adalah kata-kata terpanjangmu setelah sekian lama." Ucap mama Andra dengan senyum mengembang karena bahagia. Begitu pula sang papa yang merasa ikut bahagia, namun tidak demikian dengan Andra dan Natasya. Keduanya kembali diam, dan hening, yang terdengar hanya dentingan sendok yang sesekali terdengar di acara meja makan itu. Sampai...terlihat bibi asisten rumah tangga tengah membawa vancuum cleaner menaiki anak tangga. "Tunggu! bibi mau kemana?" tanya Andra saat menyadari bahwa bibi itu akan membawa vacuum cleaner menuju ke kamarnya. "Mau membersihkan kamar tuan." Ucap bibi yang menjawab pertanyaan tuan mudanya. "Tidak usah bi...aku sudah membersihkannya." Ucap Andra ketus dan dingin, karena Andra sadar bahwa ada c*****************a disana yang belum Andra buang, tadi Andra hanya membuangnya asal-asalan. "Baiklah tuan, kalau begitu saya mau membersihkan ruang kamar nona saja kalau begitu." Ucap bibi yang seketika membuat Natasya membelalakan kedua matanya lalu menatap ke arah lelaki di depannya pas. "Akh bi...kamar saya juga sudah saya bersihkan, tidak apa-apa bi...bibi bisa membersihkan yang lain saja ya..." ucap Natasya seketika, karena ia tahu, kemeja dan pakaian lelaki di depannya itu masih tertinggal disana. "Kalian ini kenapa aneh sekali sih? kenapa kalian kompak sudah bersih-bersih hari ini? Ndra...bukanya semalam kamu bilang kalau sedang tidak enak bandan? kok pagi sudah membersihkan kamar?" tanya mama Andra yang hanya dibalas tatapan mata saja oleh lelaki itu. Hingga acara sarapan itu pun usai, papa Andra pun sudah berpamitan untuk ke kantor, tinggal mama, Natasya dan juga Andra yang ada disana. Sengaja Andra disana karena ingin menunggui Natasya, ia ingin membahas masalah yang terjadi semalam, sedangkan Natasya pun sama, namun keduanya tidak bisa bicara karena mama Andra pun masih tinggal disana bersama keduanya. "Sayang tidak masuk kantor hari ini?" tanya mama Andra pada sang putera, ia merasa heran saat melihat Andra tidak cepat berangkat kerja. "Aku izin mah, aku libur hari ini, ada sesuatu yang harus Andra selesaikan agar tidak berbuntut panjang kebelakangnya." Ucap Andra ketus dan dingin, sembari kedua matanya menatap tajam ke arah Natasya, keduanya saling menatap satu sama lain. "Lelaki b******k, dia yang melakukan pemaksaan, dia pula yang ketakutan, dasar tidak tahu malu! hah...wajah datar begitu...menyebalkan!" ucap Natasya dengan umpatannya, ia benar-benar membenci Andra saat itu. "Emb...kalau begitu...ajak Natasya jalan-jalan di sekitar sini Ndra...biar dia tahu tempat kita dan lingkungan kita, karena mulai saat ini dia tinggal disini." Ucap mama Andra yang membuat keduanya tercengang. "Maaf tan...bukanya Natsya tidak suka tinggal disini, Natasya punya rumah sendiri, dan juga perusahaan, lalu...papa Nat kemana tan? apa tante tahu?" ucap Natsya yang mencoba mencari tahu, namun seketika wajah mama Andra berubah menjadi sedikit sendu. "Maaf sayang...tante tidak tahu keberadaan papa kamu, tante dan om hanya mendapat amanat dari papa kamu untuk menjagamu sayang...jadi...anggaplah kami keluargamu, mulai sekarang...kamu panggil tante mama, dan om papa ya..." ucap mama Andra yang meminta, sedangkan Andra terlihat tidak menyukainya. "Kenapa harus disini? bukankah dia punya rumah dan juga tempat mencari uang sendiri!" ucap Andra dengan ketusnya. "Kalau bisa memilih, aku lebih memilih tinggal sendiri, daripada tinggal dengan serigala!" ucap Natasya yang sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi. Mengingat kebuasan lelaki itu tadi malam padanya. "Benar itu sayang...Andra memang seperti serigala, tetapi tampan..." ucap canda mama Andra yang tidak tahu apa maksud perkataan Natasya, sedangkan Andra hanya memasang wajah tanpa ekspresi sebagai balasannya. "Yasudah Ndra...ajak Natasya jalan-jalan, mama tinggal dulu ya, mau arisan di rumah teman." Ucap mama Andra dengan senyum yang ceria. "Ingat sayang...panggil tante mama ya sekarang..." ucap mama Andra yang lalu pergi meninggalkan tempatnya, meninggalkan keduanya yang masih mematung dan menatap satu sama lain. "Bagaimana? kau mau kita membahasnya disini? hemmmz!" ucap ketus Natasya balik pada lelaki itu. "Ayo ikut aku." Ucap Andra yang mengajak Natasya menuju ke taman samping rumahnya, lataknya di dekat teras samping, di sebelah kolam renang. Natasya pun hanya turut mengekori Andra sampai kesana. "Emmmb...maaf ya untuk yang semalam, aku tidak sadar saat itu, tapi aku bukannya mabuk, aku tidak tahu kenapa, tapi yang pasti aku tidak minum alkohol saat itu." Ucap Andra dengan jujurnya, saat keduanya sudah berada disana. "Yasudahlah mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi, aku pun tidak tahu kalau di rumah ini adalah kuburanku." Ucap Natasya yang mengecil di kata-kata paling akhir, namun samar-samar Andra masih bisa mendengarnya. "Emmmb...lalu...celana dalam kamu yang tertinggal disana aku buang saja ya!" ucap Andra dengan tanpa berdosa. Seketika Natasya menoleh menatap laki-laki itu, ia sedikit tidak menyukai kata-kata pedasnya. "Hei...kamu bisa tidak! bicaranya yang baik-baik, kamu tidak tahu aku baru pertama kali melakukan itu!? kamu tidak mau mengulangi kata-kata maaf kamu lagi, hah! kamu tidak merasa bersalah? jangan-jangan kamu sudah terbiasa melakukan hal itu dengan wanita-wanita di luaran sana ya!" ucap Natasya dengan nada meningginya, sontak membuat Andra lagi-lagi membekap mulut gadis itu dengan telapak tangannya. "Kamu mau semua orang mendengarnya hah! jangan gila! ini aib mu, jika semua ini sampai bocor, atau ada yang mengetahuinya, yang akan teeluka jelas kamu! kamu yang akan di cap sebagai wanita tidak baik!" ucap Andra yang lalu melepas perlahan-lahan bekapan tangannya. Sebenarnya ia khawatir jika sampai ada yang tahu perbuatannya. "Baru kali ini aku bertemu dengan lelaki gila! aku begitu bodoh dengan patuh pada papaku untuk datang kemari, aku benar-benar bodoh!" gerutu Natasya dengan geramnya. Dan buliran-buliran bening itu masih ditahannya. "Kamu sudah mengiyakan, mengihlaskannya tadi, kenapa sekarang marah-marag? aku tidak sepenuhnya salah disini, kamu pun salah!" ucap Andra yang ikut ingin marah karena ucapan yang gadis itu lontarkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN