"Jadi, menurutmu, Marco tergoda dengan ibu anak-anak itu? Apa karena itulah dia menjadi sangat lambat?" tanya Fabian di telepon. Dia berbicara dengan mata-matanya seraya mengelus dan mencengkeram rambut panjang wanita di dekatnya. Beberapa kali mata Fabian tampak terpejam menikmati sentuhan wanita itu. "Kalau begitu, awasi terus dia. Bila ada tanda-tanda berkhianat, lakukan seperti tempo hari dan jangan gagal," tegas Fabian geram. "Seperti biasa, kau harus membuatnya seperti kecelakaan agar polisi tak curiga." Fabian menutup telepon sambil mendengus pelan. Dia berusaha melepaskan penat beban-beban hidupnya sesaat. Wanita di hadapannya adalah salah satu pelampiasan yang dia suka. "Teruskanlah! Kau tahu aku menyukainya!" Wanita itu pun melanjutkan aksinya saat telepon Fabian berdering kem