Part 6

1269 Kata
Setelah sekian lamanya cowok itu menghilang lagi dari hadapan Gemintang. Dia menyadari bahwa perkataan kedua sahabatnya ada benarnya. Mungkin cowok ini hanyalah ilusi bagi Gemintang. "Gem, bisa ngomong gak?" tanya Arya. Cowok Paskibra kelas dua tiga. Pemimpin paskibra sekolah. Kulit hitam manis dan badannya tinggi. "Ngomong disini aja," balas Gemintang. "Gak aku mau ngomong bentar aja, tapi di tempat lain. Please," bujuk Arya dengan wajah memelas. "Oke," jawab Gemintang setelah melihat respon setuju dari kedua sahabatnya. Bahasa tatapan keduanya seolah-olah memberikan kekuatan kepada Gemintang untuk memberitahukan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "Mau dibawa kemana sih!?" ucap Gemintang ketus setelah Arya dengan tergesa-gesa menariknya hingga ke samping gudang. "Aku mau ngomong, boleh" ucap Arya setibanya di samping gudang. "Dari tadi juga kan ngomong," balas Gemintang ketus. "Aku suka kamu Gem" ucap Arya setelah berdiri saling berhadapan dengan Gemintang. "Iya terus" "Jadi pacarku yah" "Gak. Sori" "Setidaknya berpikir kek, kok kamu jawabnya lugas gitu" "Iya terus," ucap Gemintang dengan tangan bersedekap. "Kamu yah!" suara Arya meninggi dan menyudutkan Gemintang. Tangan Arya menahan bahu Gemintang ke tembok. "Kamu jangan macem-macem!!!" tatap Gemintang tajam "Lo itu sok cantik banget deh!" ucap Arya sinis menatap Gemintang dari kepala hingga ujung kaki. "Gue gak pernah bilang gue cantik yah. Orang yang berikan penilaian itu. Kalo lo ada masalah dengan ini, yah salahin orang-orang yang nilai gue" "Kamu..." tunjuk Arya tidak terima. "Hei kalau ditolak gak usah nyolot. Apalagi kasar sama cewek" ucap suara seorang cowok dari dalam gudang. Tapi wajahnya tidak terlihat hanya suaranya saja. Arya dan Gemintang sontak berbalik mencari sosok dibalik suara itu. "Apa urusan lo. Kalo berani keluar sini, jangan sembunyi gitu," tantang Arya. "Gue udah rekam semua pembicaraan lo. Lo mau gue buka semuanya. Mau malu satu sekolahan hah," ancam cowok itu lagi sedangkan Gemintang hanya mendengarkan pembicaraan mereka berdua. "Sialan lo" ucap Arya kemudian meninggalkan Gemintang yang masih terkejut dengan ulahnya tadi. Walaupun dia kelihatan berani tetapi jujur dalam hatinya perasaan takut akan tindakan Arya tadi. "Terima kasih yah. Entah siapapun lo" "Hmm..." Sialan, balasannya gitu aja, batin Gemintang tidak terima dengan balasan singkat cowok itu. Gemintang bergegas menuju kelas menghampiri sahabatnya. "Lo gak apa-apa kan Gem?" tanya kedua sahabat Gemintang bersamaan. Keduanya mengecek keadaan Gemintang dari atas hingga bawah. "Iya gak apa-apa kok," Gemintang menceritakan semua yang terjadi kepada sahabatnya. "b******k banget tuh cowok" geram Erika setelah Gemintang selesai bercerita. "Iya, untung lo baik-baik aja Gem" ucap Aisyahrani. "Iya gak lagi deh, gue diajak ketemuan berdua gitu," ucap Gemintang kapok. "Untung aja ada cowok itu," ucap Erika mengelus bahu Gemintang pelan. "Terus lo liat mukanya Gem?" tanya Aisyahrani penasaran. "Gak, gak liat" "Udah lupain aja kejadian tadi Gem. Eh ke kantin yuk keburu habis jam istirahatnya. Laper nih karena emosi kali," beber Erika. "Ayuk!" jawab Gemintang dan Aisyahrani bersamaan. Ketiganya berjalan bersama menuju kantin. "Hei cowok itu..." tunjuk Gemintang saat melihat sosok cowok dari kejauhan dengan postur tinggi yang pernah dilihatnya sebelumnya berjalan menuju kantin. "Lo liat kan?" tanya Gemintang memastikan penglihatannya. "Oh Kak Banyu" tebak Erika. "Kak Banyu?" Tanya Gemintang dan Aisyahrani bersamaan. "Iya Kak Banyu kakak kelas kita kelas dua dua" "Kok dia jarang kelihatan sih?" tanya Gemintang lagi tidak mengerti. Banyu Sadewa, Cowok dengan tinggi 180cm berkulit sawo matang dan tentu saja tampan. Posturnya yang menjulang dan badannya yang atletis membuat dia menjadi salah satu siswa kebanggaan sekolah. Dia satu-satunya siswa yang ikut berpartisipasi dalam kejuaraan renang tingkat nasional. Kesibukannya inilah yang membuat dia jarang bersekolah. Saat dia tidak masuk sekolah artinya dia sedang mengikuti lomba. Walaupun begitu dia dapat mengikuti pelajaran dengan baik karena otaknya ternyata juga cemerlang. Banyu dikenal jarang berbicara dengan siapapun, mungkin karena faktor dia sering absen. Sehingga untuk mengenal seluruh siswa di sekolah ini membuat dia sedikit kesusahan. Erika sangat tahu jelas karena kebetulan dia bergabung di klub olahraga. Aisyahrani bergabung dengan klub seni. Sedangkan Gemintang di klub rebahan. Gemintang merasa tidak punya bakat dalam kegiatan ekstrakurikuler apapun selain dalam pelajaran sekolah. Tentu saja matematika adalah pelajaran kesukaannya. Gemintang sangat membenci pelajaran sejarah. Karena baginya masa lalu hanya untuk dilupakan tidak untuk dikenang. "Cakep gak?" tanya Aisyahrani ke Erika. "Cakep lah. Ada lesung pipinya lagi. Jadi senyumnya tuh...gak tahan" jawab Erika. "Lo suka ama dia. Ingat Ryan, cowok lo" balas Aisyahrani "Ingat lah. Gue ngefans aja keles," jawab Erika cuek. Banyu ternyata adalah idola para cewek di sekolah ini. Tetapi karena jarang bersekolah makanya dia tidak terlalu terkenal. Banyu hingga saat ini belum mempunyai pacar karena ingin fokus sebagai atlet renang profesional. Banyak cewek yang menaruh hati padanya tetapi mereka harus dikalahkan oleh ambisi Banyu yang ingin fokus dalam karirnya. Saat tiba di kantin. Banyu duduk di depan meja bersebelahan dengan meja Gemintang. Cowok itu duduk membelakangi ketiganya. Gemintang masih penasaran seperti apa wajahnya. Terlebih lagi Banyu hanya fokus membaca buku, dia seperti tidak memperdulikan sekitarnya. Mungkin saja untuk mengejar ketertinggalannya dalam pelajaran. Sama seperti Gemintang, setibanya Banyu di kantin sudah banyak cewek menghampirinya untuk duduk semeja dengannya. "Boleh gabung gak?" tanya Novan menghampiri ketiganya. "Hei Kak Novan," ucap Aisyahrani kaget, “Boleh kak," ucap Aisyahrani lagi. "Gemintang, boleh gak?" tanya Novan kepada Gemintang yang sedari tadi duduk berhadapan tapi pandangannya menatap lurus ke depan. "Hmm..." ucap Gemintang singkat sembari mengangguk. "Kalian pesan apa, biar aku traktir deh," tawar Novan ramah. "Bener nih Kak. Terima kasih ya kak" ucap Erika girang. Novan pun berinisiatif membeli makanan di kantin ditemani oleh Aisyahrani. "Ini Gemintang, Rani bilang ini kesukaan kamu yah," Novan membawa makanan untuk Gemintang. "Iya terima kasih Kak" Semuanya makan bersama-sama diselingi canda. Novan ternyata punya selera humor yang bagus. Aisyahrani dan Erika bahkan dibuat tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Gemintang hanya tersenyum simpul. Novan sesekali melirik ke arah Gemintang yang makan sembari menghabiskan es tehnya. Tatapan Novan yang penuh arti dan seolah-olah mengagumi mahluk cantik di hadapannya. "Terima kasih yah Kak. Kami balik ke kelas dulu" ucap Aisyahrani dibarengi anggukan Gemintang dan Erika. "Iya sama-sama. Terima kasih juga buat kesempatan makan siang dengan para bidadari di sekolah ini" Ketiganya hanya tersenyum malu atas perkataan Novan. Sesampainya di kelas, Gemintang duduk di bangkunya seperti biasa. Tanpa aba-aba matanya bertemu dengan Banyu yang melewati kelasnya. Deg Keduanya saling menatap dalam beberapa detik membuat Gemintang bisa melihat wajah Banyu dengan jelas. Jantung Gemintang berdebar kencang, perasaan yang sulit dijelaskan olehnya sendiri. Baru kali ini dia melihat cowok membuat perasaannya tidak karuan. "Hei lo gak apa-apa Gem?" tanya Erika yang duduk bersebelahan dengan Gemintang. Erika keheranan melihat Gemintang yang menatap kosong ke arah luar kelas. "Lo kesambet yah!?" "Gak, eh Guru tuh" ucap Gemintang mengalihkan. Gemintang kemudian fokus mengikuti pelajaran apalagi ini pelajaran favoritnya matematika. *** Bel pulang sekolah berbunyi disambut suka cita oleh semua siswa. "Eh jadi kan ke rumah gue?" tanya Aisyahrani "Jadi dong, gue udah bawa CD drakor baru nih" ucap Erika. "Cuss..." Mereka bertiga berjalan bersama-sama diselingi canda tawa. Brum…brum "Permisi" ucap Banyu yang membuka kaca helmnya. "Eh maaf kak. Halangin jalan yah," jawab Erika yang merasa mungkin saja dia dan kedua sahabatnya menghalangi jalan keluar masuk kendaraan. Sedangkan Aisyahrani dan Gemintang hanya tersenyum malu. "Eh Gem, jangan-jangan yang kemarin lo liat Kak Banyu yah?" tebak Aisyahrani. "Iya, dia. Bukan penunggu sekolah ini kan" "Hahahaha sori deh gak percaya. Iya emang dia kan sempat masuk beberapa hari tapi ijin lagi buat lomba" balas Erika. "Jangan-jangan…" pandang Erika curiga. "Gak!!!" potong Gemintang cepat. Tanpa tahu apa yang diungkapkan Erika tapi Gemintang tahu harus segera menghentikan pikiran yang tidak-tidak dari kedua sahabatnya. "Dih mukanya kok merah" "Nih" balas Gemintang sembari menjitak kepala Erika pelan. "Auchhh sakit Gem" Erike mengelus-elus kepalanya sembari berakting meringis. "Udah yuk Pak Asep udah nungguin tuh" Gemintang berjalan tergesa-gesa menghindari tatapan penuh selidik sahabatnya.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN