SIAPA DIA?

1039 Kata
Selama pelajaran berlangsung Gemintang tidak bisa berkonsentrasi dalam pelajarannya hingga bel pulang sekolah tiba. Dia masih saja penasaran dengan sosok cowok yang dilihatnya tadi saat menuju ke kantin, namun tidak dengan kedua sahabatnya. "Erika, Rani baliknya bareng gue yah?" usul Gemintang "Gak deh, gue dijemput Ryan," tolak Erika. Erika mempunyai seorang pacar bernama Ryan, yang berbeda sekolah dengannya. Mereka berpacaran sejak kelas dua SMP hingga berpisah saat mereka lulus. Ryan melanjutkan sekolahnya ke SMK. Satu hal yang membuat Ryan menjadi spesial dia mata Erika karena dia tidak pernah sama sekali menaruh hati kepada Gemintang. Prinsip mereka bertiga yang lebih mementingkan persahabatan dibandingkan seorang cowok membuat mereka berhati-hati memilih pasangan. Salah satu cara kedua sahabat Gemintang mengetes perasaan cowok yang menyatakan cinta kepada mereka dengan mempertemukannya dengan Gemintang. Saat mereka berpaling ke Gemintang artinya cowok itu tidak benar-benar mencintainya. Ryan dan Erika sama-sama b****k, kelakuan mereka terkesan malu-maluin saat jalan berdua. Sikapnya yang cuek membuat mereka sangat klop dan membuat Aisyahrani dan Gemintang kadangkala menjadi obat nyamuk bagi mereka berdua. "Hmm.. gitu. Kalo lu Ran? bareng gue yah?" Tanya Gemintang lagi "Aduh, maaf Gem. Ayah gue janji mau jemput soalnya sekalian jemput Mama di rumah tante gue. Ada acara makan-makan gitu" "Gitu yah" balas Gemintang. "Eh gue duluan yah. Ryan udah ada tuh," ucap Erika saat melihat Ryan yang sudah menunggunya di depan pagar sekolah. "Bye. Hati-hati lo. Jangan ngebut," pesan Gemintang dan Aisyahrani bersamaan "Iya bawel", ucap Erika ketus "Ingat langsung balik ke rumah yah. Jangan nongkrong lo. Gue gak mau kalau nyokap lo telpon gue," ancam Aisyahrani sedangkan Gemintang hanya mengangguk setuju perkataan Aisyahrani. "Gaklah. Bye," ucap Erika melambaikan tangan. "Iya Ayah juga udah ada tuh. Pak Asep mana Gem?" ucap Aisyahrani tidak lama berselang kepergian Erika. "Gak tahu, mungkin macet. Bentar lagi paling tibanya," jawab Gemintang sambil melihat jam tangannya dan sesekali mengecek panggilan di ponselnya. "Apa gue kasih tahu Ayah buat nunggu bentar, temenin lo sampe Pak Asep dateng," tawar Aisyahrani. Aisyahrani tahu Gemintang pasti risih ditinggal sendirian. Hal ini bisa dijadikan peluang para cowok untuk mendekati Gemintang dan Gemintang membenci hal itu. Gemintang pasti akan menolak keinginan mereka tapi juga tidak ingin terkesan jual mahal. "Gak usah. Gak enak sama Ayah lo. Duluan aja. Aku gak papa kok" "Kalo gitu, gue duluan yah. Sampai ketemu besok" "Iya lo hati-hati yah. Salam sama Ibu lo," ucap Gemintang sembari melambaikan tangan ke arah Aisyahrani. Keluarga Aisyahrani bisa dibilang keluarga yang harmonis. Ayah Aisyahrani bekerja sebagai PNS dengan jabatan lumayan tinggi dengan adanya fasilitas mobil dinas dari kantor dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Aisyahrani mempunyai seorang kakak cowok yang berkuliah di luar kota, sehingga jarang bertemu. Saat Abang Aisyahrani libur semester baru mereka bisa bertemu lagi. Gemintang dan dua sahabatnya sering menghabiskan waktu di rumah Aisyahrani. Ibu Aisyahrani yang sangat suka membuat kue, membuat mereka semua betah. Mereka selalu menjadi yang pertama mencoba resep baru dari ibu Aisyahrani. Setiap weekend mereka menghabiskan harinya membaca komik, mendengarkan radio yang memutarkan lagu kesukaan mereka bahkan ikut menyanyi dengan suara yang terkesan lebih baik untuk tidak dikeluarkan. Aisyahrani yang mempunyai suara yang lumayan enak di dengar diantara mereka bertiga. Sedangkan Erika dengan suara cemprengnya terkesan merusak kemerduan lagu. Gemintang hanya tim penggembira saja, kadangkala ikut bernyanyi bersama tapi suaranya hanya terdengar pelan bahkan malu-malu untuk dikeluarkannya. Saat mereka bosan, memilih memutar CD drama korea di TV. Saat adegan sedih mereka ikut menangis sesenggukan. Saat adegan romantis, kadangkala mereka sampai malu bahkan tertawa terbahak-bahak. Kebiasaan Erika yang tertawa memukul siapapun disampingnya membuat Aisyahrani sebagai sasaran empuk. Gemintang yang sudah tahu kebiasaan Erika memilih menjauh. Kehebohan mereka ini, biasa membuat Ibu Aisyahrani membuat geleng-geleng kepala dan tersenyum kecil dari luar kamar. Ibu Aisyahrani memaklumi sikap ketiga cewek ini. Apalagi dia lebih suka melihat mereka menghabiskan waktu seharian di rumah daripada harus keluyuran ke luar tidak jelas. "Maaf Non, agak macet tadi," ucap seorang bapak paruh baya menghampiri Gemintang. "Iya gak papa kok Pak Asep. Belum lama juga," jawab Gemintang ramah. "Silahkan Non," Ucap Asep supir Gemintang. Brum... brum... brum Gemintang berbalik saat mendengar suara motor berisik dari arah belakang. Eh beneran dia. Aku yakin cowok itu, batin Gemintang sembari beranjak masuk ke dalam mobil. Gemintang melihat sosok cowok dengan motor besar keluar dari dalam parkiran sekolah. Walaupun wajahnya tertutup karena menggunakan helm full face. Posturnya yang sekilas mirip dengan yang dilihatnya di kantin membuatnya yakin orang itu adalah orang yang sama. Cowok itu melaju kencang meninggalkan Gemintang yang masih saja terbengong atas kehadirannya. Bener-bener ini orang. Bikin penasaran aja sih, batin Gemintang. Keesokan harinya masih dengan rasa penasarannya. Gemintang dengan penuh semangat berangkat ke sekolah. "Hai cepat amat lo ke sekolah tumben," sapa Erika yang melihat Gemintang sudah duduk manis di bangkunya. "Iya. Eh beneran yah gue lihat cowok yang sama kemarin pas kita pulang," ucap Gemintang penuh semangat. "Beneran. Lo yakin. Apa jangan-jangan dia penunggu di sekolah ini lagi. Ih ngeri," ucap Erika sembari mengelus kedua bahunya bergidik ngeri. "Bahas apaan sih. Serius amat" potong Aisyahrani yang baru datang menghampiri keduanya. "Gemintang masih penasaran sama cowok yang kemarin. Masalahnya hanya dia yang lihat cowok itu" "Hahahaha…bener kata Erika. Jangan-jangan dia penunggu sekolah ini. Cowok yang meninggal akibat gantung diri di pohon toge," ejek Aisyahrani "Mana bisa mati bego..." ucap Gemintang ketus. “Bodo amat…abisnya lo gak asyik. Cowok berjubel ngantri buat lo. Eh malahan nyari cowok yang gak jelas gitu," ucap Erika sembari mengeluarkan buku pelajarannya. "Eh PR matematika yang nomer empat dong Gem. Gue gak dapet jawabannya," ucap Erika lagi "Oh iya ini," ucap Gemintang sembari mengeluarkan buku tulisnya. Ketiga sahabat ini seperti saling melengkapi satu sama lain. Gemintang lebih menyukai pelajaran Matematika, Erika menyukai pelajaran Biologi sedangkan Aisyahrani pelajaran Sejarah dan Bahasa. Sehingga saat satu sama lain kesulitan dalam pelajaran tertentu mereka bisa saling membantu menyelesaikan tugas sekolah mereka. Gemintang pernah mewakili sekolahnya mengikuti lomba matematika saat SMP dulu. Itulah mengapa sosok Gemintang dianggap sempurna bagi semua cowok karena selain parasnya yang rupawan seimbang dengan otaknya yang cemerlang. Aisyahrani juga tidak kalah berprestasi dia bahkan mengikuti paduan suara, dan juara lomba tari tradisional mewakili sekolahnya. "Eh Guru tuh," ucap Gemintang yang duduk di bangku terdepan berhadapan dengan pintu masuk. Mereka pun mengakhiri pembicaraan dengan konsentrasi menyimak pelajaran saat Guru mata pelajaran mereka masuk.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN