“Apakah tidak ada model lain yang bisa kamu pakai, Jonathan?” kata Andri seraya menatap tajam ke arah sekretarisnya. “Itu adalah saran dan juga pilihan yang tepat untuk saat ini, Pak. Mengingat mereka sedang naik daun. Karena kemarin, Bapak menyuruh saya yang menentukan. Maka saya sudah membuat kontrak dan juga sudah di tanda tangani oleh mereka,” jelas Jonathan. “Siapa suruh, saat rapat malah ngilang. Malah melimpahkan semua pekerjaan ke aku lagi. Dikiranya aku robot kali, ya,” kata Jonathan di dalam hatinya. Bukan lagi kesal kepada Andri, dia juga sudah tidak tahan dengan keegoisan Bos sekaligus sepupunya itu. “Ya sudah deh, kamu pergi dulu aja. Aku lagi pusing,” ujar Andri. Jonathan melangkah menuju ke pintu lalu menarik gagang pintu dan membukanya lebar, “pasti pusing mau ketemu ma