Tanpa ingin mendengarkan apa pun lagi dari bibir perempuan ular yang sudah ketakutan di tengah ruangan, Hans memutar tubuh dan berbelok arah pandangannya. Apalagi, sejak tadi hujan turun dengan derasnya. Hanya beberapa menit yang lalu saja berhenti, namun udara dingin kian menusuk. Semua itu membuat Hans semakin khawatir dan merasa bersalah. Entah mengapa, ia sangat cemas dengan perempuan pengganggu tersebut. Bagi Hans, ini adalah pertama kalinya ia merasakan sakit yang luar biasa, padahal dia lah yang tengah menyakiti. "Hans, tunggu!" pinta Moza yang sedang berlari ke arahnya. Hans mengangkat tangan kanan hingga sejajar dengan telinga kanannya. Lalu ia bergerak cepat ke arah tempat, di mana dirinya biasa menyiksa para pelayan agar ketakutan di saat kelam. Jantung Moza berdetak kencan