Setelah mendapatkan pencerahan dari dokter ahli kecantikan, Ratih bergegas untuk pulang. Saat ini ia mengatakan kepada pak Ahmad, tentang apa yang ia ketahui mengenai Moza. "Dia itu tidak asli, Pak," kata Ratih dengan jantung yang berdetak kencang. "Coba dengarkan ini!" pintanya yang ternyata merekam obrolan tadi. "Saya yakin, Moza adalah Ziza." Setelah mendengarkan perbincangan antara sang dokter dan Ratih, pak Ahmad terdiam sejenak dan kembali berpikir keras. "Tapi kayaknya ndak mungkin," jawab pak Ahmad tampak yakin. "Soalnya Ziza itu meninggal dan dikuburkan di hadapan saya. Bahkan saya yang mengurus surat kematiannya," elak pak Ahmad sambil melipat dahi dan ia sama sekali tidak berbohong. "Tapi, walaupun operasi berkali-kali. Mata mereka benar-benar sama, Pak." Ratih melupakan ras