Setibanya di areal parkiran, Hans keluar dari dalam mobil dengan wajah yang ditekuk. Ternyata, sejak siang tadi dia sama sekali tidak makan. Malam ini, entah dari mana asalnya, ia merasakan perih di lambung. Memang, sejak siang, entah mengapa, rasanya malas sekali dan cenderung ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan, lalu pulang hanya sekedar untuk menyentuh Aurora. "Selamat datang, Tuan!" sapa Aurora dengan suara dan gaya manja. "Makan malam sudah disediakan, tapi kalau Anda ingin di luar, aku akan kembali membawanya?" Hans yang baru tiba di muka pintu, langsung tersenyum. Ini adalah senyuman terlebar darinya, setelah sekian lama Aurora berusaha untuk membiasakan laki-laki itu melakukannya. Deg. Jantung Aurora menjerit. Ternyata, Hans memiliki senyum yang indah. Dan dia adalah ora