Sudah seminggu sejak Hanna dan Reinald tidur bersama, malam ini Reinald akan kembali tidur bersama Raline, ada sedikit rasa tidak rela melepas Reinald untuk tidur bersama madunya. Entah mengapa ia merasa nyaman tidur dalam pelukan suaminya, ia senang dapat mencium wangi tubuh suaminya. Tidak ada hubungan badan selama mereka tidur bersama, hanya sebuah pelukan dan ciuman yang Reinald berikan pada Hanna. memang Hanna masih sedikit trauma atas perlakuan Reinald di Paris waktu itu. Namun, ia juga tidak bisa memungkiri bahwa ia menikmati dekapan hangat milik suaminya itu.
hari ini seperti biasa, Hanna akan menjalankan cooking class nya. hari ini kelasnya dimulai sore hari, karena pagi ini hari terakhir Reinald dikamarnya, ia merasa sedikit kehilangan, entah, Hanna rasanya ingin selalu berada dalam pelukan suaminya. Setalah melakukan sholat shubuh tadi, Reinald dan dirinya masih asyik tiduran diatas kasur, Reinald membawa Hanna kedalam dekapannya, meski demikian Reinald masih asyik melihat hp nya, seakan ia sedang sibuk membahas sesuatu di hp nya.
Hanna hanya memperhatikannya saja, ia sedikit bingung, pasalnya tidak seperti biasanya suaminya pagi-pagi seperti ini sudah sibuk dengan hpnya. karena dilanda penasaran, ia memberanikan diri untuk bertanya. ah, iya, sedikit informasi, komunikasi Hanna dan Reinald sudah membaik, tidak ada kecanggungan diantara keduanya. Reinald juga tidak terlalu kaku lagi pada Hanna, kendati ia masih belum merubah gaya bicaranya pada Hanna. Meskipun begitu, Hanna merasa sudah cukup. Naif sekali Hanna.
“ mas, kamu lagi chatingan sama siapa pagi-pagi begini. Gak biasanya kamu sibuk pagi-pagi?”
“tidak apa-apa Naa, hanya sedang membahas kerjaan yang sangat penting bersama klien.” jawab Reinald dengan tersenyum kepada Hanna.
“ hmmm apa sedang ada masalah sama kerjaan mas?” Tanya Hanna lagi.
“ tidak ada masalah, hanya saja kerjaan kali ini harus segera diselesaikan hari ini juga, jadi sedikit sibuk membahas finishingnya bersama klien.” jawab Reinald lagi.
“ hmmm, semoga beres semuanya mas.” ucap Hanna lagi.
“ aamiin”
“ aku udah gak sabar liat hasilnya, semoga memuaskan, dan semoga ia senang” gumam Reinald dalam hati.
setelahnya mereka bersiap-siap untuk melakukan aktifitas mereka.
semuanya sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan, Reinald dan Raline sudah siap dengan pakaian kerjanya, sementara Hanna masih dengan pakaian santainya, karena ia baru akan keluar sore hari.
Hanna merasa sedikit aneh, melihat Reinald yang bersikap cuek kepada Raline, tidak ada pembicaraan diantara keduanya, apa mungkin mereka sedang bertengkar? fikir Hanna.
“ ya sudah, saya pamit ke kantor dulu ya Naa.” pamit Reinald pada Hanna setelah mengahbiskan sarapannya.
Hanna menyalami tangan suaminya dengan takzim, sebelum suaminya pergi ke kantor, dan seperti keajaiban, Reinald mencium kening Hanna di depan Raline. Hanna hanya tersenyum saja, pasalnya, selama mereka berbaikan, Reinald tidak pernah menunjukan sikap mesranya dihadapan Raline, namun pagi ini ia mendapati suaminya yang bersikap demikian, ia menjadi senang.
“ hati-hati mas Rei, mbak Raline.” sambil melambaikan tangannya pada suami dan juga madunya.
dengan hati yang senang karena mendapatkan perlakuan manis dari suaminya, ia mulai membereskan pekerjaan rumahnya, hari ini ia merasa sangat bahagia, andai malam ini ia masih tidur bersama suaminya, pasti ia masih merasakan dekapan hangat suaminya itu. namun ia tidak bisa bersikap egois, bagaimanapun, malam nanti adalah waktu untuk suami bersama madunya.
**
waktu berlalu dengan cepat, sore ini, Hanna sedang dalam kelasnya, ada yang sedikit berbeda. Pasalnya Ayumi sedang tidak masuk, sang chef mengutusnya ke daerah lain untuk mengajarkan kelas masak yang ada di daerah sana, menjadikan Ayumi pengganti sementara untuk mengajar disana. entah unutk berapa lama, Hanna merasa sedikit kesepian.
setelah beres dengan kelasnya, Hanna meninggalkan kelas tersebut dan keluar menuju parkirannya. Tak lama ia mendengar seseorang memanggil namanya. Ketika ia menengok, ternyata David yang memanggilnya.
“ mas ngapain disini?” Tanya Hanna.
“ tadi gak sengaja lewat, terus liat kamu. kamu baru selesai kelas ya?” tanyanya
“ iya mas.”
“ hmmm, Ayumi sedang diluar kota sih, coba dia masih disini, gak kesepian deh aku.”
“ cieee.. kangen ya mas”
“ iyalah, kangen banget, hari ini niatnya aku mau ajak dia ke acara surprise ultah istri sahabat aku, eh malah dianya diluar kota. Apa kamu aja yang nemenin mas kesana?” goda David.
“ ih ogah.”
“ ya, siapa tau kamu disana dapet pacar.”
“ enggak ah mas, lagian aku gak kenal siapapun disana.”
“ ya sudah, kalau kamu memang gak mau, mas pergi sekarang ya, mas harus ikut kasih kejutan juga.”
“ ya udah mas hati-hati ya.”
“ oke, bye Hanna” sambil melambaikan tangannya ke Hanna.
lalu Hanna segera pergi dari gedung tersebut, ia akan pergi ke kosan Mira untuk memberi hasil tangannya hari ini, dan juga untuk menumpang sholat maghrib disana.”
DI RUMAH
keadaan rumah sudah dihias sangat indah, ruang tamu dan juga halaman belakang sudah dihias sangat indah. ya, hari ini adalah hari ulang tahun Raline. Reinald sengaja memberikan kejutan untuk istrinya itu, ia mengundang beberapa sahabatnya, ia ingin memberi tahu pada sahabatnya bahwa mereka sekarang sudah resmi menikah, anggap saja ini tasyakuran ulang tahun istrinya dan juga perayaan pernikahannya. Semua orang sudah berkumpul dalam ruangan tersebut, namun Raline masih belum pulang, pasalnya ia agak telat pulang hari ini, jadi ia meminta suaminya untuk pulang terlebih dahulu, hal itu Reinald gunakan untuk ikut bergabung memberi kejutan untuk suaminya.
Reinald dan juga para sahabatnya telah siap menyambut kedatangan Raline, ia sudah siap memegang kue tart yang sudah dihias cantik itu. keadaan dari luar memang tidak dapat melihat keadaan yang didalam. tak lama suara pintu dibuka berbunyi. menampilkan wanita cantik yang masih menggunakan kemeja maroon tanpa kerah yang lengannya hanya sebatas siku, serta pita yang melingkari lehernya, serta rok hitam span yang membalut bawahannya. tatkala ia mulai membuka pintunya, semuanya secara serentak mengucapkan”
“ SELAMAT ULANG TAHUN RALINE”
ada yang memecahkan confetti serta meniup terompet.
Raline yang mendapati kejutan dari suaminya merasa terharu, pasalnya ia merasa jika suami lupa pada tanggal kelahirannya, ditambah sikap dingin suaminya beberapa hari ini. Lalu Reinald maju kehadapannya sambil membawa kue yang lilinya sudah menyala diatasnya.
“ Happy birthday, my wife, my lovely. I Love You.” ucapnya
tak terasa air mata Raline jatuh membasahi pipinya.
“ terimakasih sayang.” Raline memeluk suaminya.
“ ayo make a wish dulu sayang.” pinta Reinald.
“ ya Allah, terimaksih atas semuanya, terimaksih engkau telah memberikanku suami yang penuh cinta seperti Reinald, aku harap engkau segera memberi kami malaikat kecil untuk melengkapi keluarga kami.” gumam Raline dalam hatinya.
setelahnya ia memeluk suaminya.
udah-udah mesra-mesraannya nanti aja, kasian kali kita yang jomblo. celetuk salah satu teman mereka.
setelahnya mereka menikmati acara tersebut, sedangkan Raline pamit untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu. Tak lama Reinald menghampiri Raline di kamar mereka.
Reinald mengambil gaun yang sangat indah untuk Raline kenakan malam ini, gaun yang senada dengan kemeja yang ia gunakan malam ini, malam ini mereke menggunakan pakaian berwarna hijau muda, warna kesukaan Raline, gaun yang hanya sebawah lutut, dengan bagian bawah yang sedikit mekar. tak lupa Reinald juga membawa kotak perhiasan.
tak lama Raline keluar dari kamar mandi, masih hanya mengegnakan bath robe nya, Reinald datang menghampirinya.
“gunakan ini sayang.” pinta Reinald padanya, Raline terpesona dengan gaun yang dibawa oleh suaminya, gaun tersebut sangatlah cantik.
tak lama Reinald juga ikut mengganti bajunya.
ketika Raline sedang asyik merias diri di depan cermin, Reinald datang menghampirinya, ia mencium puncak kepala istrinya yang sedang duduk tersebut. tak lama ia mengenakan kalung berlian berbandul bunga bulat kecil ditengahnya. Raline terkejut melihatnya, pasalnya kalung tersebut sangat amat terlihat elegan. Reinald membawa Raline untuk berdiri dihadapannya.
“ cantik.” pujinya, sambil ia mencium pipi istrinya mesra
Raline terpesona mendengarnya.
tak lama mereka turun ke bawah, sambil saling menggenggam mereka menyambut teman-teman yang sudah datang ke acaranya. mereka semua terpesona melihat kedatangan pasangan ini. sempurna. satu kata untuk menilai keduanya. sangat serasi dengan pakaian senada yang mereka gunakan.
“ wah gila sih pasangan kita yang satu ini, awet bener dari zaman putih abu” celetuk temannya yang bernama David
“ ya iyyalah, Reinald mah orangnya setia, gak kaya loe yang setiap tikungan ada.” celetuk Iqbal.
semuanya tertawa mendengar perdebatan antara David dan Iqbal tersebut.
tak lama Reinald menggiring istrinya ke kue ulang tahun, untuk memotong kue yang belum sempat ia potong tadi.
Raline memotong kue tersebut serta menyuapi potongan pertamanya untuk Reinald suaminya.
“ aku punya hadiah kecil lain untuk kamu” kata Reinald
tak lama Reinald mengeluarkan kotak kecil dalam sakunya dan memperlihatkannya. semua orang takjub dengan hadiah tersebut, hadiah yang tak lain adalah sebuah cincin berlian bermata safir yang sesuai dengan kalung yang saat ini digunakan oleh Raline.
ketika ia sedang memakaikan cincin tersebut ke jari Raline, sebuah suara membuat semua yang ada di ruangan tersebut menoleh. mereka mendapati gadis muda berhijab yang terdiam memaku di depan pintu.
FLASHBACK
Hanna sudah sampai di kosan Mira, tak lupa ia memberi hasil tangannya hari ini. setelahnya ia menumpang sholat kepada sahabatnya tersebut.
setelahnya ia berbincang sebentar bersama sahabatnya.
“ bagaimana hubunganmu dengan pak Reinald Naa?” Tanya Mira
“ Alhamdulillah sudah membaik, kami sudah tidur bersama selama seminggu ini.” ucap Hanna sambil tersenyum indah, mengingat perlakuan manis suaminya.
“ Alhamdulillah, aku ikut senang mendengarnya Naa. yakinlah bahwa semuanya akan baik-baik saja.” ucap Mira yang merasa antusias mendengar rumah tangga sahabatnya sudah membaik.
“ iya aku juga berdoa demikian, semoga tidak ada badai lagi dalam rumah tangga kami.” harap Hanna.
setelahnya Hanna pamit untuk kembali ke rumah. di dalam perjalanan, Hanna yang mengendarai motor sendiri itu selalu tersenyum, merasa bahagia atas rumah tangganya yang sedikit ada kemajuan.
tak lama ia sampai, tak lupa ia memarkirkan motornya. suasana halaman rumah terasa sunyi, sama seperti biasanya. setelah itu ia membuka pintu dan tak lupa mengucap salam.
“ assalamualaikum” ucapnya, tatkala pintu terbuka.
namun pemandangan yang menyambutnya pulang adalah, suasana rumah yang sangat ramai, lalu ia mendapati suami dan juga madunya berdiri berdampingan mengenakan pakaian yang serasi, jika orang asing yang melihatnya, maka siapapun setuju bahwa mereka memang serasi. dihadapnnya terdapat kue ulang tahun yang sangat indah. diam, ia hanya mematung di depan pintu, mengamati apa yang ada, sampai sebuah suara membuyarkan lamunannya.
“ Hanna?”
Hanna menoleh mencari sumber suara, tak lama ia mendapati sosok yang ia kenal, orang itu perlahan mendekatinya.
“ Hanna ngapain kamu disini?” Tanya orang itu lagi.
“ m..mas David?” Tanya Hanna terkejut mendapati kekasih dari asistent chefnya berada disini.
lalu yang lain menyahuti mereka berdua.
“ loh kalian saling kenal?” Tanya Bima.
“ ya elah, lu kaya gak tau si David aja Bim, dia kan playboy cap kapak, ceweknya dimana-mana.” timpal Dion yang memang senang menggoda David.
perlahan Raline dan Reinald menghampiri Hanna.
dalam dekat Hanna dapat melihat kalun berlian yang indah menghiasi leher madunya, tak lupa cincin yang senada dengan kalung tersebut, juga menghiasi jari Raline.
“ Hanna, aku Tanya, kamu kenal sama Reinald dan juga Raline? kamu kenpa bisa ada disini” Tanya David yang memang masih penasaran.
“ David sebenarnya Hanna… Hanna itu.” ucap Raline terbata
“ adik sepupu gue” jawab Reinald, memotong ucapan Raline.
Hanna yang mendengar pengakuan dari mulut suaminya merasa sesak seketika, baru, baru saja ia merasa bahagia atas perlakuan Reinald terhadapnya. namun seketika ia langsung merasa dihempas, mendapati bahwa ia hanyalah seorang adik sepupu bagi Reinald.
Hanna memandang lekat mata suaminya, meminta penjelasan dari ucapan suaminya barusan. namun sang suami malah memalingkan mukanya, seakan enggan menatap Hanna.
“ oh jadi kamu adik sepupu Rei.” Tanya David memecah kesunyian.
“ iya mas David, seperti apa yang diucapkan mas Rei.” ucap Hanna sambil berusaha untuk tersenyum.
“ tuh kan, aturan pas kamu selesai kelas, kamu seharusnya ikut aja, pas aku ajak kamu ke pesta kejutan ulang tahun sahabat aku. kamu malah pakai acara menolak. Dasar anak kecil.” ucap David sambil menepuk pelan kepala Hanna.
segala tingkah laku Hanna dan David tak luput dari penglihatan Reinald dan juga Raline, terutama Reinald yang merasa sedikit tidak suka melihat interaksi tersebut.
“ wah gila sih, adik manis, kamu jangan mau sama buaya bunting kaya David, mending kamu sama aku aja.” ucap Dion.
“ eh kampret, sembarangan aja loe kalau ngomong. Lagian Hanna gak cocok sama kadal buntung kayak loe” Hanna hanya tersenyum menanggapinya, menurutnya David adalah sosok kakak yang penyayang.
" masya Allah, cakep banget itu senyumnya neng." ucap Iqbal yang terpana melihat senyum manis Hanna.
" eh kampret awas aja sampai lu godain Hanna, gue pites loe jadi remahan peyek" ucap David
" duh posesif amat sih." ucap yang lainnya.
Hanna tak menghiraukan perkataan mereka semua, pasalnya ia sedang mengontrol sendiri perasaannya.tak lama Hanna menghampiri Raline.
“ selamat ulang tahun mbak, maaf aku belum bisa memberi mbak hadiah, karena aku juga baru tahu bahwa mbak sedang ulang tahun hari ini.” ucap Hanna.
“ terimaksih Hanna. Ayo silahkan kamu ikut bergabung.” sambil menarik lengan Hanna, namun Hanna melepasnya, membuat Raline menatapnya penuh Tanya.
“ aku belum mandi mbak, aku akan mandi dulu.” setelahnya Hanna meninggalkan ruangan tersebut tanpa pamit kepada siapapun, Hanna merasakan sesak berada disana.
sesampainya di kamar, ia langsung mengunci kamar tersebut, lalu langsung saja ia menjatuhkan dirinya diatas kasur tersebut, tak kuasa ia menahan tangis nya lagi. suami yang ia fikir sudah menerima dirinya, ternyata hanya bersandiwara, dengan teganya ia mengatakkan kepada seluruh teman-temannya bahwa ia hanyalah adik sepupunya. bukankah jika memang suaminya tersebut benar-benar mau memperbaiki hubungan rumah tangganya, ia harus jujur kepada semuanya? mengakui bahwa ia adalah istrinya juga? namun yang ia dapati malah sebaliknya. Suaminya tidak mau mengakui dirinya dihadapan teman-temannya.
perlahan ia menuju balkon, tempat dimana ia mencari kesegaran. dari atas ia dapat melihat halaman beakang yang sudah dihias dengan indah, seperti garden party, terdapat beberapa sajian makanan disana. disana juga tertulis dekorasi indah bertuliskan “ Happy birthday Raline, my Lovely wife.”
lagi-lagi ia harus merasa miris, sangat berbeda sekali dengan ulang tahunnnya. tidak ada perayaan, tidak ada ucapan dari orang yang mengenalnya, ia hanya seorang diri, merayakan dengan anak-anak yang ada di taman tersebut. lihatlah, sekarang madunya dirayakan dengan penuh kemewahan. bahkan tadi ia juga melihat kalung dan juga cincin yang dipakai madunya, yang ia yakini merupakan kado istimewa dari suaminya.
“ ternyata waktu tadi pagi kamu sibuk dengan hp mu, itu karena kamu sedang sibuk menyiapkan kejutan mewah untuk mbak Raline ya mas? kenapa kamu tidak memberi tahuku? apa setidak pentingnya itu aku dalam kehidupan kalian mas? sehingga kamu lagi-lagi tega membohongiku. katamu, kamu mau menjalani pernikahan ini denganku, ternyata sama saja mas, kamu tetap melakukan ketidak adilan kepadaku. jika saja kamu mau mempercayaiku, aku akan dengan senang hati mau membantu mempersiapkan ini semua, namun nyatanya kamu lebih memilih menyembunyikan ini, dan menganggapku orang asing dalam hidupmu.” gumam Hanna
“ aku harus bagaimana lagi Tuhan?” isak Hanna.
seketika ia mendengar pintu kamarnya diketuk, segera ia membasuh mukanya agar tak terlihat sisa air matanya.
perlahan ia membuka sedikit pintunya, ia mendapati madunya berdiri dihadapannya.
“ Hanna ayo kebawah, kita makan. kamu belum makan pastikan?” ucap Raline.
“ iya mbak, aku mau berpakaian dulu sebentar.” ucap Hanna tanpa melihat madunya.
“ ya sudah, kami tunggu dibawah ya.” ucap Raline lagi.
Hanna hanya mengangguk saja, setelahnya ia menutup kembali pintu kamarnya.
Raline yang masih berdiri depan kamar Hanna merasa sedih mendapati sikap dingin Hanna kepadanya, ia tahu, pasti Hanna merasa sakit hati dikenalkan sebagai sepupu oleh suami mereka kepada teman-temannya. Raline juga memahami suaminya, yang tidak ingin teman-temannya bingung mengetahui bahwa ia menikahi dua wanita sekaligus. perlahan Raline meninggalkan kamar tersebut.
Hanna merias sedikit wajahnya, untuk menyamarkan matanya yang sembab, ia tidak ingin membuat yang lain curiga. setelah selesai, ia melangkahkan kakinya ke halaman belakang, halaman yang menjadi perayaan madunya.
sebenarnya ia merasa canggung berada diantara mereka, namun ia juga merasa tidak enak dengan madunya jika sampai ia tidak hadir di acaranya. ketika sampai di halaman belakang, seseorang datang menghampirinya.
“ eh anak kecil, kenapa nyasar dikumpulan orang gede coba?” goda David
“ ish mbak Raline tadi nyamperin aku buat ikut gabung tau.” ucap Hanna pura-pura kesal.
“ heheh, jangan ngambek dong anak kecil.” sambil mengelus pala Hanna.
“ ih aku jadi kangen mbak Ayumi.”
“ jangankan kamu, apalagi aku yang pacarnya, kangen berat, melebihi rindunya Dilan ke Milea” gurau David
"ahahah, mas lucu." tawa Hanna
“ eh mas emang bener apa yang dibilang teman-teman mas?” Tanya Hanna ambigu
“ apa?” tanya David bingung
“ kalau mas itu playboy? pacar mas dimana-mana?” Tanya Hanna garang sambil memicingkan matanya.
“ enak aja, fitnah itu, aku ini setia tau.”
“ awas aja kalau mas sampai berani nyakitin mbak Ayumi.”
“ hahh… dulu aku memang playboy Naa, tapi aku gak pernah memainkan hati perempuan, mereka aja yang ngejar-ngejar aku. ngajak aku jalan, makan, shopping. padahal aku sudah menolak mereka semua. karena mas tidak enakan orangnya, akhirnya mas mau menuruti permintaan mereka, hanya sekali saja, makan bareng, setelah itu mas memberi tahu mereka, bahwa mas hanya menganggap mereka teman. tidak lebih.”
“ iya karena itu mas jadi dianggap playboy, tapi mas sama mbak Ayumi gak gitu kan?” Tanya Hanna tajam.
“ ish ya enggaklah, aku tuh cinta mati sama mbak Ayumi mu itu, hanya dia satu-satunya cewek yang bisa bikin hatiku bergetar. aku benar-benar mencintainya,kalau biasanya aku yang dikejar-kejar wanita, beda dengan Ayumi, aku yang harus berjuang mengejar dia, meyakinkan dia, bahwa aku bukan playboy seperti yang orang lain fikirkan. aku benar-benar jatuh cinta pada mbak Ayumi mu itu” ucap David menjelaskan panjang lebar
Hanna dapat melihat ketulusan dalam setiap ucapan David. dan dia pun juga mengetahui bahwa David sangat mencintai Ayumi, ia mengetahui hal itu selama ia mengenal Ayumi dan juga David. mereka berdua saling mencintai.
saling mencintai? sama halnya seperti suami dan juga madunya. saling mencintai? jika mereka saling mencintai, apa itu artinya tidak akan pernah ada tempat untuk Hanna dalam cinta Reinald? mendegranya membuat Hanna tersenyum miris.
mereka masih terus mengobrol sambil memakan hidangan yang ada, dalam hati Hanna sedikit bersyukur karena dapat mengobrol dengan David, yang memang ia kenal. jadi ia merasa tidak canggung dalam acara ini.namun setiap orang berbeda pemikirannya kan? tidak seperti Reinald yang menganggap bahwa Hanna memiliki hubungan yang entah apa itu dengan David sahabatnya. ada rasa tidak rela dalam hatinya tatkala melihat istrinya berbicara dan bahkan tertawa dengan lepas bersama sahabatnya itu, dalam hati ia juga berfikir, mungkinkah David sedang mengincar istrinya, Hanna kali ini? Reinald menganggap bahwa David memanglah seorang playboy yang hobby bermain wanita.