HANNA ANNISA PUTRI JELITA
Hanna Annisa Putri Jelita, wanita berparas ayu yang saat ini berusia 19 tahun, bekerja menjadi salah satu staf administrasi di salah satu kantor yang ada di Jakarta. Baru tamat sekolah satu tahun yang lalu, bukan tanpa alasan ia bisa masuk bekerja menjadi bagian administrasi di salah satu kantor besar yang ada di Jakarta ini, sementara ia hanya lulusan SMA. Ini semua karna bantuan salah satu donatur tetap panti asuhannya. Awalnya ia menolak bantuan ini, karna takut di cap jelek oleh karyawan lain, namun karna paksaan sang donatur dan juga rasa segannya terhadap donatur tersebut akhirnya ia menerima pekerjaan ini.
Hanna, begitu orang lain menyebutnya, wanita mandiri dan pekerja keras, tidak pernah mengeluh apapun keadaannya. Dia didewasakan karna keadaan, besar di panti asuhan membuatnya menjadi Perempuan tangguh, segala cibiran juga cemoohan dari teman-teman selama sekolahya pun sudah menjadi makanan sehari-harinya, ia hanya bisa ikhlas dan tabah menghadapi masa-masa remajanya. Awalnya memang ia merasa sedih ketika baru memasuki sekolah dasar tak ada satupun orang yang ingin berteman dengannya hanya karna ia berasal dari panti asuhan. Namun karna kegigihan dan kelembutan ibu Ayu yang menasehatinya agar ia mampu bersabar menghadapi ini semua, selama mereka tidak pernah berbuat kasar terhadap Hanna. Ibu Ayu selaku pengurus panti meyakinkan Hanna agar tetap bertahan di sekolah tersebut karna pendidikan itu sangat bagus untuk masa depan Hanna. Akhirnya dengan segala upaya Hanna mampu menjalani itu semua sampai ia berhasil lulus SMA.
Hanna memang di sekolahkan di sekolahan elit oleh bunda Ajeng, dari SD hingga SMA Hanna disekolahkan di tempat yang bagus oleh beliau. Bunda Ajeng adalah salah satu donatur tetap di panti asuhan Hanna tinggal, beliau juga yang memaksa Hanna kerja di salah satu kantor milik suaminya. bukan tanpa alasan juga Bunda Ajeng mempekerjakan Hanna di kantor beliau, itu semua karna Bunda Ajeng tidak mau jika Hanna bekerja sebagai pramusaji disebuah restoran setelah lulus sekolah. Bahkan Hanna juga menolak menerima beasiswa untuk kuliah dari bunda Ajeng. Hanna menolak bukan tanpa alasan, ia hanya tidak ingin membebani bunda Ajeng, dan dia juga merasa tidak enak terhadap anak panti yang lain, karna merasa sangat diistimewakan. Ia bukan tidak ingin kuliah, ia ingin kuliah dengan hasil jerih payahnya, maka dari itu ia memutuskan untuk bekerja di restoran tersebut. namun belum lama ia bekerja disana, bunda Ajeng menyuruhnya resign karna beliau tidak setuju dengan hal tersebut.
Maka disinilah ia sekarang, bekerja sebagai staf administrasi di Jakarta, pergi jauh dari panti asuhan, dari ibu Ayu juga dari teman-teman pantinya. meski begitu ia tidak lupa menyisihkan sedikit gajinya untuk ia beri kepada adik-adiknya yang masih ada di panti tersebut.
Disini pula semua kisah itu dimulai, kisah yang semakin mendewasakan dirinya.