Baru juga Anna keluar dari rumah sakit, dia dilarikan lagi kesana. Maury senantiasa menemani dengan wajahnya yang panic. Hanya dia dan sang supir yang mengantar kesana. “Tolong dia,” pintanya saat diambil alih oleh petugas medis. Maury menghela napas dalam. “Astaga, ada saja yang terjadi.” “Kau tidak mengira ini adalah kebetulan ‘kan?” tanya sang supir. “Tuan Arthur tidak akan menerima bayi itu dengan mudahnya.” “Berhenti mengatakan hal seperti itu.” Maury duduk dengan duka. Beberapa menit kemudian, petugas medis yang menangani Anna keluar dari ruangan. “Bayi dan Ibunya selamat. Kami akan memindahkannya ke ruang rawat inap.” Itu membuat Maury menghela napas lega, tidak ada yang hilang. Dia senantiasa menemani Anna ke ruang rawat inap, sampai perempuan itu sadar dan Maury segera meng