KESEBELAS

1114 Kata
XVIII. Pesan yang Aneh. Satu-satunya yang aneh dari diriku adalah menertawakan lelucon yang juga sama anehnya dengan diriku di pagi hari. Lelucon inggris yang gampang dimengerti, beberapa hal tentang orang Indonesia yang tak bisa dipungkiri candaanya. Hubunganku dengan orang-orang sebayaku tidak bagus, hingga mengecek pesan setiap hari bukanlah rutinitasku. Aku hanya mengecek postingan lucu nan aneh, atau melihat beberapa tingkah kucing menggemaskan yang terekam kamera. Mengapa aku tak begitu dekat dengan orang sebayaku karena pemikiran yang tak sepaham, tak pernah benar-benar sejalan. Terkadang mereka agak aneh, walaupun aku juga aneh. Rasanya mustahil jikalau tidak mengecek pesan masuk dari orang itu. Hasilnya nihil, bahkan pesan balasanku belum dibaca. Rute terbaik setelah mengecek pesan ialah membersihkan diri, bukankah melelahkan harus membersihkan diri setiap harinya?. Kalau menjadi kucing mungkin lebih mudah, hanya butuh jilatan lidah di sekujur tubuh. Bum! Dia dinyatakan bersih tanpa kotoran apapun yang melekat di tubuhnya. Aku berdebat dengan diriku sendiri tentang “kegiatan khusus” apa yang ingin kulakukan minggu ini. Mungkin pergi ke kota mencari beberapa buku baru. Ataupun pergi ke petshop untuk memupuk semakin banyak keinginan memelihara kucing. Ah aku bahkan tak mengerti untuk apa aku memusingkan hal yang tidak perlu? Bahkan tidak penting. Sebelum melakukan apapun, kupastikan untuk membuka tudung saji. Setidaknya melihat menu hari ini akan membantuku berpikir cara menghabiskan hari minggu yang kelewat membosankan ini. Ah tidak, setidaknya mengambil beberapa makanan dengan tangan kosong sudah membantuku banyak. Aku melihat beberapa hal di tudung saji hari ini, hal pertama adalah sup kepiting. Sebenarnya sup ini dipenuhi dengan jagung dan telur ketimbang kepiting. Namun entah mengapa orang-orang suka menyebutnya sup kepiting ketimbang sup jagung. Daging kepiting yang sudah dilepas dari cangkangnya pun menggugah seleraku. Apalagi sup ini bukan encer, melainkan kental. Lalu hal kedua yang kutemukan adalah beberapa potongan pizza. Entah kapan ibu membelinya, pastinya bukan sisa kemarin malam. Sekarang toko roti biasa di tempat kami tinggal bahkan menyediakan pizza yang sudah dipotong, hingga memudahkan kami memakannya. Kalau membeli 1 loyang pizza besar ujung-ujungnya akan sampai pada tempat sampah. Dan tempat sampah lah yang kenyang bukan perut kami. Hidup berdua saja tidak terlalu menyenangkan, apalagi saat ingin bertamasya. Mana ada orang yang menyewa 1 bus untuk dua orang?. Hal ketiga setelah semua itu hanyalah segelas s**u apel biasa. Mungkin untuk sebagian orang s**u apel bukanlah hal yang biasa saja. Bagaimana bisa s**u bersatu dengan buah apel?. Terkadang saat bangun pagi hidungku sering tersumbat, jadi tiap pagi jugalah aku harus minum s**u hangat ataupun teh hangat. Bahkan mandipun dengan air hangat. Sebenarnya aku bisa membuatnya sendiri, tapi rasa malasku lebih tinggi ketimbang dengan rasa nyaman. Jadi tiap pagi ibulah yang mengupas apel, menyerutnya dalam irisan yang kecil bahkan bisa dikatakan halus. Lalu merebusnya bersama s**u di api kecil. Kadang kalau malas ia hanya merebus apel dan langsung mengaduknya di s**u yang sudah diseduh tanpa dimasak. Kedua cara itu sama-sama enak, apalagi ditambah beberapa coklat batang dan menunggunya meleleh. Atau kalau kami berdua sama-sama malas, maka aku menyeduh s**u coklat dan meletakkan marshmellow yang sudah kubentuk bunga dengan cokelat putih. Lalu menunggu marshmellow itu terbuka dan merekah. Memikirkannya saja membuatku merasa senang dan nyaman Sangking sibuknya menjelaskan menu hari ini dengan ala ala food vloger, akupun melupakan beberapa hal penting. Yang pastinya aku belum mandi sampai jam segini! Aku lumayan bingung,haruskah aku bangga tentang telat mandiku? Atau aku bisa melupakannya saja dan tak perlu mandi?. Kuurugkan niat malas mandiku dan segera mengatur suhu di dalam kamar mandi. Hangat adalah suhu terbaik untuk tubuhku, tapi saat siang akan berubah lagi. Yah tubuhku majikannya dan aku babunya mungkin? Aku pun tak yakin. Tanpa waktu yang lama aku menyelesaikan ritual pagi dalam waktu singkat. 2 jam 30 menit adalah rekor mandi tercepatku. Untuk berpakaian saja habis 30 menit, belum lagi melakukan beberapa perawatan kulit. Biasa itulah “wanita” , tanpa wajah yang mumpuni akan sulit mengaet para lelaki tampan. Ada kabar gembira baru, orang kemarin sudah membalas pesan. Jam 11 pagi dan ia baru bangun, patut diacungi jempol tidurnya. Beban keluarga yang tak tau diri sebutannya, tapi aku juga sama sepertinya. Yah, sama-sama beban keluarga, dan kami bangga atas prestasi itu. Ia hanya membalas pesan singkat menanyakan tentang identitasku, ia menyuruhku “intro”. Ini sudah biasa di dunia perkenalan secara daring, saat pertama kali bertemu di dunia maya yang harus dilakukan ialah memperkenalkan diri. Dan aku hanya membalas “Valeria, 18, Medan” lalu pesawat pesan terkirim kembali ke dirinya. Rentang waktu kami berkomunikasi ialah 1 hari hanyalah 1 kolom chat mungkin?. Lalu aku mengirimkan lagi kolom chat baru berisikan “intro back”. Walaupun aku lumayan bodoh dalam pelajaran inggris, setidaknya aku masih mengerti arti intro dan arti back. Jangan tanyakan nilai inggrisku atau kau akan mati, begitulah motto baruku yang kesekian kalinya. Perubahan terjadi hari ini, ia membalas dengan waktu yang lumayan cepat. Dengan pesan singkat “Jacob, 20, Medan” berlabuh diantara kolom kosong ruang komunikasi. aku merasakan aliran listrik menyengat tubuhku, jantungku seakan-akan berhenti. Aku terdiam untuk sesaat, pasti ia tau aku sudah membaca pesan itu. Nampak ia mengirimkan pesan baru berisikan “masih ingat aku?”. Luar biasa! Kini laki-laki yang menelantarkanku malah mencariku lagi. Aku memutuskan untuk tidak membalasnya, Bagaimanapun juga aku harus kuat untuk tidak membalasnya. ku menyemangatin hati ini dengan kuat! Tapi semua tetap tidak berjalan sesuai apa yang kupikirkan. “yah aku tidak lupa” ini kata-kata yang kuketikkan dengan gampangnya, bahkan ku kirim ke dirinya tanpa adanya masalah. Lanjutan komunikasi kami di mulai, laki-laki gila itu berhasil menghancurkan kehidupan yang sudah kubangun dari nol lagi. Untuk kesekian kalinya ia datang menghancurkannya dengan mudah dan aku…… aku bahkan menyerah dalam hidup, menyerahkan diri ini pada sebuah kepasrah-an yang bahkan tak pernah kupikirkan. “halo… dengan Jacob di sini, kamu masih mengingatku? Iyah aku yang menyia-nyiakanmu kemarin. Kini aku datang untuk berjanji bahwa dirimu akan bahagia denganku. Kemarin aku melihatmu di ospek kuliah, kupikir aku menemukan cinta yang sebenarnya. Dari matamu aku sudah bisa menebaknya tentang kelanjutan hubungan kita yang kedua kalinya. Yah bagaimanapun kesanmu sudah jelek terhadapku, tapi kali ini aku bersumpah akan membahagiakanmu layaknya lelaki lain yang bisa memegang janjinya. Kau hanya harus diam, bersyukur dan mulai mencintaiku. Tidak usah memberiku apapun, aku yang akan memberikanmu semua hal yang kau mau. Apalagi yang kau tolak? Bahkan perempuan manapun bisa kugaet dengan mudah. Hanya dirimu yang sulit, kau mirip sebuah tantangan buatku. Tapi aku menyukainya, kau harus mengerti itu. Ini bukan paksaan, kau hanya harus mengetahui seberapa besar perasaanku kepadamu. Kau bahkan tidak bisa menolaknya kan? Perempuan bodohlah yang bisa menolakku, ingat itu” Tanpa sadar aku sudah diterkam serigala dan harus memasrahkan segalanya, perangkap yang manis dari seorang lelaki sialan. Bahkan lebih manis dari madu seperti kata-kata orang, buaian mereka bukanlah permainan. SEMUA ITU NYATA BODOH!.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN