Mobil yang dikendarai Adam akhirnya tiba juga di Bogor. Pria itu melirik ke samping, tempat di mana Naira duduk, sambil tersenyum tipis. Ada ketenangan di tiap Adam menatap wajah cantik itu. Ketenangan yang dulu tidak pernah ia dapatkan dari Cinta Ayana. “Sebelum aku anterin kamu ke rumah, kita makan siang dulu, ya? Aku lapar, nih.” ucap Adam. “Gimana kalau kita makannya di resto papa aku aja, mau?” tawar Naira. "Makanan disana enak-enak, lho! Aku jamin kamu pasti nggak bakal nyesel kalau makan di sana!" “Wah! Papa kamu punya resto? Tapi... ini beneran ga pa-pa?” Adam sedikit khawatir, takutnya Naira bilang kalo dia mau ambil kesempatan makan secara gratis. Naira mengerti kekhawatiran Adam dan menggeleng kecil. “Kamu tidak usah mencemaskan itu. Justru kalau kita makan di tempat lain se