A question

1072 Kata
“Aku penasaran, kenapa kamu gak pernah bolehin aku nginap di sini? Kamu mikir aku kotor ya sampai kamu gak bolehin aku tidur di sini? Cih. Bisa-bisanya kamu nolak malaikat kayak aku.” Ucap Ratu, kini ia sedang selonjoran di atas sofa sembari berselancar di sosial medianya, membaca issue-issue menarik mengenai orang-orang yang terkenal di negara ini, termasuk kasus papa nya yang semakin hari semakin menjadi bahan perbincangan. “Aku gak suka aja.” Balas Raja asal. Di detik selanjutnya, Ratu berdiri, menatap Raja lekat-lekat. “Bisa-bisa nya kamu gak suka ada manusia cantik kayak aku di apartement kamu?!” Pekik Ratu. “Kamu gak secantik itu kok.” “Bohong. I know kamu bohong. Dulu kamu aja cinta banget sama aku.” “Kamu tahu cinta itu buta, sekarang udah enggak lagi.” Ucapan terakhir Raja membuat Ratu terdiam seribu bahasa, benarkah yang Raja katakan bahwa pria itu tidak lagi mencintai Ratu? Akankah ini berarti Ratu telah kehilangan fans nomor satunya? “Yaudah sih. tapi seenggaknya kamu doang yang jatuh cinta, aku enggak.” Oke, kali ini Raja kalah telak. Ucapan Ratu sepenuhnya benar, hanya Raja yang pernah jatuh cinta kepada Ratu, sementara Ratu tidak pernah jatuh cinta kepada Raja, bahkan sekalipun. Selama ini jangankan jatuh cinta, Ratu bahkan secara terang-terangan menunjukan rasa bencinya kepada Raja. Setelah itu mereka sama-sama hening, sementara Raja sesekali menatap Fero yang tertidur di paha Ratu, pria kecil itu nampak nyaman berada di sana, padahal Raja tahu sejak tadi Ratu terus berusaha menyakiti Fero. “Aku pulang deh.” Ucap Ratu, ia hendak berdiri namun tertahan sebab Fero tidur di pangkuannya. “Aku aja yang bawa Fero ke mobil kamu.” Raja berdiri, menghampiri Ratu, berusaha mengambil Fero untuk ia bawa ke mobil milik istrinya itu. “Biar aku aja, kamu masih sakit, kamu juga bakal nularin virus ke Fero kalau kamu gendong.” “Tapi Fero berat.” “Gak seberat itu juga, mana sini.” Ratu mengambil Fero dalam dekapan Raja. Jujur, anak itu memang berat, bahkan sangat berat untuk wanita seukuran Ratu, namun entah kenapa sisi kemanusiaan wanita itu tiba-tiba muncul begitu saja setelah melihat waja pucat Raja. Se jahat-jahatnya ia, tidak mungkin bukan akan memanfaatkan tenaga manusia yang sedang sakit hanya untuk membawa seorang anak kecil menuju mobil? “Kamu gak apa-apa?” Ratu mengangguk “Bye.” “Queen.” Panggil Raja. Ratu menoleh sebentar “Apa?” Tanya nya dengan setengah berbisik, takut-takut Fero terbangun. “T-thanks makanannya.” Sebenarnya Raja agak gengsi mengatakan hal itu “Yaudah, habisin ya.” “Iya.” Begitu Ratu pergi, Raja langsung memerintahkan para orang-orang yang bertugas untuk mengawasi Ratu dari kejauhan, waktu sudah menunjukan pukul setengah satu malam, akan berbahaya bagi Ratu jika pulang sendirian, apa lagi ia membawa anak kecil bersamanya. Begitu ia memastikan bahwa Ratu pulang dengan selamat, barulah Raja kembali ke kamarnya, ia menatap langit-langit kamarnya dengan penuh pertanyaan di dalam kepalanya. Ia pikir selama bertahun-tahun menikahi Ratu, ia sudah bisa dengan mudah membaca pikiran gadis itu, namun ternyata ia salah, Ratu semakin sulit di tebak, terlebih akhir-akhir ini, ia terkadang menunjukan sikap baiknya dan terkadang juga menunjukan sikapnya yang seperti biasa. Seperti malam ini, siapa yang menyangka bahwa Ratu datang secara tiba-tiba, membawa makanan untuk Raja, serta di masak dengan sengaja. Siapa yang pernah menyangka bahwa seorang Ratu Elisha Hartawan, mau memasak untuk orang lain, terlebih untuk pria yang dibencinya. ***** “SERIUS RAT LO DATENG KE APARTEMENT NYA RAJA CUMA BUAT BAWAIN DIA MAKANAN?” Kini justru yang heboh malah Sarah. Sejak sahabatnya itu pulang, Sarah hanya bisa melongo mendengar semua yang di ceritakan oleh Ratu. Awalnya Sarah mendengar hal itu dari para pelayan di rumah Ratu, namun Sarah tidak percaya hingga Ratu sendiri yang menceritakan hal itu kepadanya. “Buat apa gua bohong?” Balas Ratu, cuek. Ia mengambil segelas minuman di hadapannya, lalu menenggaknya hingga habis. “Tapi lo aneh banget…” Desis Sarah, ia benar-benar tidak percaya dengan apa yang terjadi. Bagaimana tidak, seorang Ratu Elisha Hartawan yang selalu mencari masalah pada suaminya, jangankan untuk perhatian, terkadang untuk tahu apa yang terjadi pada Raja saja ia terkadang tidak mau. “Ngide aja.” Balas Ratu. “Lo udah luluh ya sama Raja?” Mendengar hal itu, sebagai teman yang sudah mengenal Ratu lebih dari setengah umurnya, tentu saja membuat Sarah terheran-heran, apalagi respon Ratu yang terlihat sangat santai membuat Sarah semakin curiga terhadap wanita itu. “Anjing lo.” “Hahahaha.” Malam sudah semakin larut, namun Raja tidak bisa tidur, sejak tadi ia sudah kebanyakan tidur hingga bahkan obat yang di berikan oleh dokter, yang seharusnya menimbulkan efek kantuk kini tak berefek pada Raja. Sejak tadi ia hanya berselancar di sosial medianya, sesekali melirik profile Ratu yang entah sejak kapan sudah tak lagi aktif, satu-satunya foto wanita itu terpajang di sana, senyumnya merekah, Raja ingat sekali ketika itu Ratu baru saja meresmikan bisnisnya. melihat senyum Ratu di foto Raja jadi tiba-tiba lupa, kapan terakhir kali ia melihat Ratu tersenyum lepas seperti yang terlihat pada foto. Belum lama setelah Raja memandangi foto Ratu, tiba-tiba notifikasi pesan dari Raina muncul. Detik itu juga Raja bangun, memperbaiki posisi duduknya. Kehadiran Ratu tadi membuat Raja sedikit melupakan Raina, fokusnya seakan teralihkan setelah istrinya itu datang. Mas kok gak bilang kalau mas udah nikah? Raja kebingungan sendiri, sebab selama ini ia berpikir bahwa Raina tahu bahwa Raja sudah beristri. Ya awalnya ia memang tidak ingin Raina tahu, namun setelah berdiskusi dengan Kaisar Raja sudah pernah meminta Kaisar untuk memberitahu Raina, agar gadis itu bisa menarik dirinya sejak awal jika ia tidak mau dengan Raja yang notabene nya adalah suami orang. Malam itu Raja tidak membalas pesan Raina, sengaja, sebab perbincangan yang seperti itu harus di bicarakan secara langsung, Raja tidak mau berdebat via telepon atau sms sebab pasti sekarang Raina sudah sangat kecewa terhadapnya. Jika ditanya tentang perasaannya kepada Raina untuk saat ini Raja tentu belum bisa menjawab secara sepenuhnya. Ia akui bahwa ia memang tertarik kepada Raina sejak pertama kali melihat gadis itu bekerja di café, namun untuk perasaan yang lebih dalam, Raja saja masih bingung terhadap dirinya sendiri. Terkadang ia merasa ia nyaman berada di dekat Raina, namun di satu sisi juga ia masih punya sedikit perasaan terhadap Ratu, terlebih ketika tadi, Ratu tiba-tiba datang untuk menjenguknya, entah kenapa perasaan Raja kepada wanita itu terasa semakin nyata, padahal sebelumnya Raja sudah yakin bahwa perasaannya kepada Ratu sudah benar-benar pudar, dan ia sudah berniat menceraikan wanita itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN