Ugly?

1139 Kata
                “Hey… sist, you look better than the last time we’ve meet.” Ucap Ratu, jujur. Terakhir kali ia bertemu dengan Dara di sebuah acara pernikahan, kala itu gosip tentang perselingkuhan suaminya dengan seorang perempuan yang jauh lebih muda sedang gencar-gencar nya, dan kala itu Dara terlihat begitu menyedihkan, ia nampak seperti orang sakit yang sudah tak memiliki semangat hidup lagi.                 “Iya Queen, sekarang aku jauh lebih mendingan.” Jawabnya tenang.                 “Bagus deh kalau gitu, harga diri perempuan gak boleh di injak-injak sama laki-laki.” Ucapnya penuh dengki melihat Hendry yang tak tahu malu mengundang selingkuhannya juga datang di acara penting seperti saat ini. Ratu sesekali melirik Maya yang seperti tak punya rasa malu menunjukan batang hidungnya dan berlagak seperti tak punya salah apa-apa.                 “Do you ever seen your husband girlfriend?” Tanya Ratu, matanya memicing mendapati Raina juga tiba-tiba berada di sana dengan penampilan mencolok. Sial, apa Raja sengaja mengundangnya?                 “Beside your husband girlfriend, kan?” Jawab Dara.                 “Oh, kamu tahu?” Dara mengangguk “Kan muncul terus di Tv.” Ratu tersenyum dan berjalan menuju tempat di mana panita berdiri. Di saat Ratu tengah berjalan ke sana, semua panitia yang berdiri di sudut gedung langsung bersiap, seakan tahu siapa yang akan menghampiri mereka. Ya lagipula, siapa yang tidak kenal Ratu belakangan ini? perempuan itu berjalan anggun dan sesekali menyapa orang-orang dengan ramah, bahkan yang tidak ia kenal sekalipun, begitulah cara Ratu mengambil simpatik orang lain, dengan menunjukan semua sisi yang bertolak belakang yang di ceritakan oleh orang lain. Lagipula mereka bisa apa sih kalau Ratu sudah menunjukan pesona nya?                 “Hai… maaf, aku ganggu gak yaa?” Ucap Ratu dengan ramah, menyapa beberapa orang panitia yang tengah berdiri di ujung gedung memantau para tamu yang hadir.                 “Pagi bu, tidak ibu, ada yang bisa kami bantu?” ucap mereka segan. Mereka cukup terpesona oleh kecantikan dan kemolekan tubuh Ratu. Mereka tidak pernah menyangka akan bertemu dengan Ratu secara langsung di acara seperti ini.                 “Iya ini, gimana ya, kalian lihat deh kayaknya tempatnya gak terlalu bagus kalau tamu umum sama tamu khusus di gabung, jadi kayak aneh gitu, apalagi ada yang pakai tag perusahaan dan ada juga yang enggak. Dekorasi kalian udah bagus banget sih, aku juga udah bilang tadi sama suami aku, kalau next time pakai vendor kalian lagi aja, aku sukak soalnya. Tapi kurangnya Cuma di situ, kalau bisa, ini kan masih ada setengah jam, kalau memungkinkan tolong di atur ulang ya? aku sih gak apa-apa, tapi biasanya old money kayak mereka gak suka di gabung-gabung.” Ucap Ratu sedikit berbisi. Tentu saja di sertai dengan sedikit bumbu-bumbu pujian agar mereka senang.                 “Oh iya ibu baik, lima belas menit lagi kami bereskan ya bu, maaf atas ketidaknyamanannya.” Mereka segera bergegas menghubungi tim mereka untuk merombak kembali susunan kursi di mana tentu saja Maya dan Raina akan duduk jauh terpisah layaknya orang yang di buang, lagipula, Ratu tidak akan sudi berada di dekat dua orang tadi.                 “Eh? Bisa? Terimakasih yaa, nama kamu siapa? Aku mau save biar nanti kalau aku ada acara aku call kamu.” Lagi-lagi Ratu berbasa-basi, ya setidaknya walaupun ia berbohong sekarang, ia akan membuat orang itu senang untuk sementara waktu.                 “Saya Sasha bu, ini bu nomor hp saya.”                 “Oke, wait, I’ll call you later ok? Sha, aku ngandelin kamu yaa?”                 “Baik ibu.” Jawabnya penuh ketulusan. Setelah itu, Ratu langsung beranjak dari sana, kembali berjalan menuju Dara yang saat ini sudah berdiri di samping suaminya, Hendry. Dimana juga ada Raja di sana. Ratu tersenyum menghampiri mereka, jarak mereka dengan Raina dan juga Maya cukup dekat, dan Ratu yakin dengan jarak yang sedekat itu, Raina dan juga Maya bisa melihat jelas bagaimana mereka dekat dengan suami mereka masing-masing.                 “Kamu dari mana?” Tanya Raja ketika Ratu menghampirinya. Wanita itu langsung menggandeng tangan suaminya, mesra. Raja cukup terkejut, biasanya Ratu enggan sekali menyentuhnya.                 “Bersosialisasi.” Jawabnya tenang.                 “Gak mengacau kan?” Tanya Raja memastikan.                 “Apaan sih kamu, enggak. Aku Cuma… mastiin, kalau yang jelek harus di pinggirin.”                 “Apanya yang jelek?”                 “Ya apa aja. Lagian kan ini mau masuk berita di mana-mana, I just want to make sure that everything’s is perfect, aku gak mau suami aku jadi bahan omongan.” Balasnya penuh kesungguhan. Padahal yang jelek yang ia maksud adalah Maya dan juga Raina, bukan dekorasinya.                 “Thanks Queen.” Ucap Raja, dan Ratu mengangguk.                 Setelah menteri datang, acara langsung di mulai begitu saja, setelah ucapan sambutan, lalu sepatah dua kata dari Raja akhirnya pabrik itu berhasil di resmikan. Ya cukup singkat, sebab Raja memang bukan tipikal orang yang mau berlama-lama hanya karena acara seperti itu. layaknya seperti acara pada umumnya, Raja dan Ratu berjalan kesana kemari untuk menghampiri kolega-kolega kerja Raja yang juga turut hadir pada peresmian pabrik hari itu, hingga akhirnya mata Raja tertuju pada sebuah tenda yang letaknya berada agak jauh dari tenda utama, dan melihat Raina tengah kepanasan bersama dengan warga yang juga turut menyaksikan acara peresmian pabrik tersebut.                 “What the hell are you doing Queen?” Tanya Raja yang sadar akan apa yang istrinya perbuat.                 “Hah? Apaan?” Balasnya pura-pura polos.                 “I know you hate her, but dimana hati nurani kamu? Dia juga orang perusahaan aku.”                 “Who are you talking about?”                 “Raina.”                 “Oh, your girlfriend? Why?”                 “She is not my girlfriend. Kamu sengaja kan, bikin dia duduk di sana? Sama warga-warga yang di undang?”                 “Ya yaa yaaa I don’t care who she is, tapi dia udah bikin nama ku jelek. Yah lagian aku gak sengaja. Lagian kan aku udah bilang sama kamu, yang jelek harus di pinggirin. Your girlfriend’s kan jelek, yaudah terima aja, siapa suruh dia jelek. Outfit nya juga enggak banget, ngerusak suasana aja.” Ucap Ratu, tak berperasaan. Ratu mengusap keringat di pelipis Raja, walau sudah banyak pendingin yang di pasang di sekitar sana, tapi pabrik tetaplah pabrik, tetap saja panas.                 “Habis ini kamu ke kantor?” Tanya Ratu, mengalihkan perhatian Raja. Raja mengangguk, ia nampak pasrah saja begitu Ratu menyentuh wajah nya.                 “Pulang jam berapa?” Tanya nya, lagi.                 “Cepet kok.”                 “Makan malam di rumah ya berarti?”                 “Kok tumben?”                 “Aku kepengen aja masak-masak, ya tapi kalau kamu gak mau juga gak apa-apa sih, aku kan nawarin aja.”                 “Jam delapan aku udah di rumah, request ayam bakar dong.”                 “Oke.” Mereka tidak merasa bahwa kedekatan mereka hari itu membuat mereka jadi pusat perhatian orang-orang. Sejak awal kedatangan mereka, semua mata telah tertuju kepada mereka berdua, gosip miring tentang mereka akhir-akhir ini seakan sirna begitu saja, mereka bahkan nampak begitu romantis apa lagi, Ratu begitu cantik, seakan membantah semua gosip miring yang mengatakan bahwa mereka sama sekali tidak cocok.                 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN