DARE OR DARE

1122 Kata
WARNING 18+                Yang di bawah umur bijak-bijak pilih bacaan yaa, dosa di tanggung masing-masing. Thank you! ***** Raja pikir, setelah kejadian Ratu menangis-menangis di depannya beberapa hari yang lalu merupakan titik balik bagi wanita itu, namun ternyata Raja salah, Ratu tidak pernah berubah, Ratu masih menjadi Ratu yang sama, prinsipnya masih sama, tidak ada yang berubah dari wanita itu, terlebih pada prinsip hidupnya, Ratu bahkan membuat orang lain bersikap yang sama seperti dirinya, dan Raja khawatir Aleta akan tumbuh seperti Ratu.                “Gak semua yang kamu anggap baik itu, benar-benar baik. Adakalanya juga kamu salah.”                “Kamu ngomong kayak gitu karena Raina yang jadi korban dari Aleta bukan? Iya kan? Ayolah… anak kecil gak bisa bohong, bahkan perasaannya juga gak bisa di hubungi.” Ratu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur, menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong, sementara Raja masih berdiri di tempatnya menatap Ratu dengan emosi yang sudah mulai menyusut, iya, Raja tidak bisa menyalahkan Ratu sepenuhnya.                “Menurut kamu, kalau aku yang nyuruh Aleta kayak gitu ke Raina, ada untungnya gak buat aku? Pekerjaan aku sudah terlalu banyak buat mendoktrin Aleta sampai detailnya, apa yang Aleta lakukan itu keinginan dirinya sendiri, kamu sendiri yang selalu bilang kalau kita gak boleh aneh-aneh di depan anak kecil, harusnya kalau Aleta udah kayak gitu kamu introspkesi diri, jangan main nyalahin orang lain aja.” See? Betapa manipulatifnya Ratu. Toh ia berpikir ia memang tidak salah, siapa juga yang meminta Aleta secara langsung untuk membuang ludahnya di wajah Raina?                Ratu kemudian bangkit dari tidurnya, ia menatap Raja lalu menarik Raja hingga akhirnya pria itu juga terjatuh di atas tempat tidur. Sebagai laki-laki normal yang notabene nya jarang mendapat sentuhan dari istrinya sendiri, melihat Ratu dengan penampilan terbuka di depannya tentu saja menggoyahkan iman Raja, Raja berkali-kali berusaha menyadarkan dirinya, namun pemandangan di hadapannya terlalu luar biasa untuk di tolak.                “Let’s playing a games.” Raja menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya kasar begitu mendengar permintaan konyol dari wanita di hadapannya itu. Di saat Raja tengah turn on Ratu malah meminta Raja untuk bermain game bersama, mana bisa? Pikiran Raja saja sedang tidak bisa di ajak berkompromi, andai bisa ia sudah sejak tadi menelanjangi istrinya itu.                “Aku gak ada wak-”                “I can see how big your d**k from here, so let’s playing a game it’s gonna be fun!” Ucapnya penuh semangat. Ratu beranjak dari tempat tidurnya, membongkar salah satu laci yang ada di kamarnya, lalu kembali dengan satu kotak permainan bertuliskan Dirty Truth or Dare di depannya. Raja semakin tersiksa terlebih ketika ia melihat wajah Ratu yang berekspresi menggoda.                “Ayo main.” Ucapnya sembari menyusun kartu Truth dan Dare di hadapan mereka.                “Nggak.” Tolak Raja.                “Ahh, please, ya?” Ratu memohon, ia bahkan menunjukan Puppy Eyes nya.                Lagi-lagi Raja menarik napas kemudian menghembuskannya pelan “Yaudah.”                “Truth Or Dare?” Ratu memulainya, kemudian Raja menarik kartu berwarna biru pertanda truth di depannya. Yang berarti Raja harus jujur atas pertanyaan yang ada pada kartu itu. Ia sengaja tidak memilih kartu Dare sebab ia masih ragu perintah konyol apa yang akan keluar saat ia memilih kartu itu.                “tell me which part of my body excites you?”                “Your boobs and your lips. Oke, you. Truth or Dare?”                “Dare.” Ratu tersenyum licik di depan Raja. Sementara Raja langsung menarik kartu berwarna merah di hadapannya.                “take off all your clothes and get naked till the game is end.” Ucap Raja. Pria itu bersusah payah menelan saliva nya begitu Ratu mulai membuka satu per satu baju hingga celananya, wanita itu bahkan tetap santai walau ia tahu Raja bisa saja menerjangnya kapan saja.                “Gosh, I can’t.” Raja mengangkat tangan menyerah, ia tidak bisa melawan pesona Ratu. Bahkan sejak tadi ia sudah tidak bisa menahan dirinya sendiri, terlebih lagi sekarang mereka tengah memainkan permainan konyol yang hanya membuat Raja akan semakin tersiksa.                “Jangan konyol, masa gini aja kamu gak bisa? Dasar cupu.” Di detik selanjutnya Raja langsung berdiri lalu mengangkat Ratu lalu menjatuhkan tubuh wanita itu di atas kasur, ia tidak peduli dengan penolakan-penolakan yang Ratu berikan, lagi pula ini semua terjadi karena salahnya, toh Raja juga sudah menolaknya tadi.                “Raja!” Ratu berusaha mendorong tubuh Raja yang jauh lebih besar dari tubuhnya, namun Raja terlalu lihai untuk urusan seperti itu, dengan cepat Raja menyentuh titik rangsang istrinya hingga membuat Ratu yang tadinya menolak kini harus memohon kepada suaminya sendiri. Raja tersenyum saat penolakan Ratu berubah menjadi permintaan, malam itu akan menjadi malam yang panjang bagi mereka berdua. *****                Baru istirahat beberapa jam, Ratu harus kembali bangun dengan keadaan linglung. Kamar Ratu di ketuk oleh Aleta, gadis kecil itu terdengar menangis sementara Ratu masih bertelanjang bulat. Buru-buru ia bangkit dari tempat tidur, mengganti baju dan memunguti bajunya yang berserakan di lantai untuk di masukan ke keranjang baju kotor, setelah itu barulah ia membuka pintu untuk gadis kecil itu. Masih pukul tiga dini hari dan Aleta sudah terbangun dari tidurnya.                “Ratu kamu gak kenapa-kenapa kan?” pipinya penuh dengan air mata yang bercucuran, entah apa yang membuatnya menangis hingga sesegukan seperti itu.                “Nggak, emang kenapa? Kamu kenapa nangis? Kok cengeng banget sih.” Desis Ratu kesal, sudah dua kali Aleta membangunkannya seperti ini kemarin karena tugas sekolahnya dan sekarang entah karena apa.                “Kamu katanya semalam mau makan Pizza sama aku, aku tungguin sampai aku bobo kamu belum muncul juga aku pikir kamu sakit, Uncle Raja juga gak muncul-muncul lagi, aku minta maaf karena aku ludahin muka tante jahat terus kalian bertengkar, aku minta maaf ya Ratu.” Ratu menghela napas kemudian mengangguk begitu saja, matanya terlalu berat untuk merespon Aleta saat ini.                “Yaudah, tidur gih sana. I’m okay. Oh iya, kamu gak salah kok apa yang kamu lakukan itu sudah benar kok, jangan minta maaf atas sesuatu yang bukan salah kamu ya.” Ratu mengantar Aleta hingga gadis kecil itu berbaring di ranjang, kali itu merupakan untuk pertama kalinya ia masuk ke kamar Raja setelah Aleta tinggal bersama mereka.                “Sleep tight. Besok cepet bangun ya.” Ucap Ratu yang hanya di balas dengan anggukan kecil oleh gadis itu. Setelahnya Ratu kembali ke kamar, hal pertama yang ia lihat adalah wajah suaminya yang entah sejak kapan terlihat begitu menarik. Bertahun-tahun ia hidup bersama Raja, tak pernah sekalipun wajah pria itu terlihat menarik di matanya, dan kali ini adalah kali pertama Raja terlihat menarik. Wajahnya seperti pahatan sempurna yang menjadi nyata, kulitnya yang putih serta otot-otot pada tubuhnya terlihat jelas, Ratu menyukai Raja begitu juga dengan permainannya, setelah itu Ratu kembali mematikan lampu, lalu berbaring di sebelah suaminya begitu ia hendak memejamkan mata, Raja menariknya ke dalam pelukan, sialnya perasaan Ratu menghangat di perlakukan seperti itu oleh Raja.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN