Bab 37

2036 Kata
Dua hari berlalu sejak Kinara pulang dari rumah sakit. Sejak hari itu, sudah ada puluhan orang yang datang untuk menjenguknya. Kinara cukup senang karena ada banyak orang yang memperhatikannya, tapi sayangnya tidak ada satupun orang yang Kinara kenali. Mereka datang dengan pakaian rapi seperti ingin menghadiri sesi pemotretan, ada banyak sekali barang yang mereka bawa. Mulai dari selimut, pakaian, makanan, buah dan berbagai benda tidak berguna lainnya. Setiap kali datang, mereka selalu menggenggam ponsel untuk merekam, lalu setelah selesai merekam, mereka akan duduk dengan tenang di hadapan Kinara untuk mulai mengedit video untuk diposting di media sosial. Lalu setelah selesai, maka mereka akan mengajak Kinara untuk berfoto bersama. Dalam satu hari, ada lebih dari 20 orang yang datang berkunjung ke rumahnya, tapi tidak ada satupun dari mereka yang benar-benar mengetahui bagaimana keadaan Kinara. Mereka hanya datang, mengambil video, melakukan sesi foto, lalu pulang begitu saja. Untuk sesaat Kinara merasa miris dengan kehidupan Zeline. Wanita itu memiliki banyak orang yang mengenalnya, tapi sepertinya hanya sedikit yang benar-benar peduli padanya. Bahkan hingga hari ini, orang tua Zeline tampaknya masih belum tahu bagaimana keadaan putri mereka. Kinara jadi bertanya-tanya, apakah selama ini Zeline jarang berkomunikasi dengan orang tuanya? “Nona, ada tamu yang ingin menjenguk. Apakah boleh jika langsung saya persilahkan masuk?” Tanya pelayan yang baru saja masuk ke kamar Kinara. Hembusan napas Kinara mulai terdengar lelah. Jika semua orang mengunjunginya seperti ini, kapan dia bisa istirahat? Sekalipun merasa muak dengan semua orang yang datang mengunjunginya, Kinara tetap memutuskan untuk membiarkan mereka masuk ke dalam kamarnya. Menurut Kinara, Zeline pasti akan tetap menerima tamu sekalipun ia merasa lelah dan kesal. Kepribadian Zeline menjelaskan bagaimana sikap yang akan ia ambil dalam keadaan seperti. Zeline lemah lembut dan memiliki hati yang baik. Perempuan itu sangat murah senyum, bahkan pada orang asing yang baru ia kenal. Jika ingin bersikap seperti Zeline, Kinara harus mulai membiasakan diri untuk menerapkan sifat-sifat Zeline di dalam kehidupan sehari-harinya. Kinara tidak ingin terlihat aneh karena menampilkan sifat aslinya. Untuk saat ini, Kinara rasa dia harus berusaha keras untuk tetap berpura-pura sebagai Zeline. “Oh astaga, aku langsung terbang dari Singapura begitu mendengar kamu sakit.” Seorang wanita cantik berperawakan tinggi semampai tampak berjalan mendekati Zeline dengan tangan yang sibuk mengatur kamera ponselnya. Kinara menampilkan senyuman seramah mungkin. Dia harus bersikap profesional sebagai seorang model yang dituntut untuk selalu terlihat cantik di segala situasi. “Aku sangat merindukanmu, Zeline.. Sudah hampir satu bulan kita tidak bertemu karena aku sibuk melakukan pemotretan di Singapura. Aku sungguh berharap kamu mulai menembus brand internasional agar kita bisa sering melakukan pemotretan bersama di luar negeri.” Wanita itu merangkul Kinara dengan tangan yang masih tetap sibuk mencari posisi yang tepat untuk kamera ponselnya. Kinara mengernyitkan dahinya, benar-benar merasa muak dengan kalimat yang dikatakan oleh wanita asing itu. Sepertinya, diantara semua orang yang datang berkunjung, wanita itu adalah orang yang paling buruk. Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh Zeline ketika dia dikunjungi oleh seorang wanita menyebalkan? Apakah dia tetap memberikan senyuman manis dan menunjukkan keramahan seperti biasanya? Jika tidak maka kali ini Kinara pantas diberikan penghargaan karena ia berhasil mempertahankan kesabarannya. Bahkan Kinara mencoba untuk tetap tersenyum selebar mungkin. “Astaga, ini sangat melelahkan. Tunggu sebentar, aku harus mengedit hasil rekaman kita. Semua penggemarku sedang menantikan postingan video ini karena sejak beberapa jam yang lalu aku memberikan pengumuman jika aku akan datang menjengukmu.” Wanita itu berbicara sambil tetap fokus pada layar ponselnya. Kinara mendengus pelan. Sekalipun senyuman ramah masih ia pertahankan di bibirnya, Kinara tetap tidak bisa menahan rasa kesal di hatinya. Siapa perempuan aneh tersebut? “Baiklah, kita langsung pada intinya saja. Dimana Dareen?” Tanyanya sambil menatap Kinara dengan serius. Kinara mengangkat alisnya dengan pandangan terkejut. Sekalipun ia bukan Zeline yang asli, tapi Kinara tetap merasa kesal ketika mendengarkan pertanyaan aneh tersebut. Biar Kinara perjelas lagi. Perempuan itu datang dengan heboh seperti tamu-tamu lainnya, ia datang sambil merekam dirinya sendiri lalu memposting video tersebut ke media sosial. Setelah selesai mengganggu Kinara dengan rekaman video, tanpa menanyakan bagaimana kabar dan keadaan Kinara—atau mungkin bisa disebut sebagai Zeline, dia langsung bertanya tentang Dareen? Yang benar saja! Sebenarnya siapa perempuan itu? “Kenapa menanyakan tentang Dareen?” Tanya Kinara. “Lalu siapa yang harus kutanyakan? Dirimu?” Oh astaga, ketika mendengar pertanyaan tersebut Kinara langsung teringat pada Rera. Mereka memiliki sikap menyebalkan dalam porsi yang sama. Mungkin perempuan ini satu level lebih tinggi dari Rera. “Nona, apakah anda membutuhkan sesuatu? Minuman apa yang anda inginkan?” Seorang pelayan datang dan menanyakan tentang jamuan yang diinginkan oleh wanita tersebut. Dalam satu hari, para pelayan di rumah harus menyajikan banyak makanan dan minuman yang diinginkan oleh orang-orang yang datang mengunjunginya. “Ini masih terlalu sore untuk makan malam, tapi sudah terlalu lambat untuk makan siang. Sebagai model, aku harus menjaga tubuhku untuk tetap terlihat ideal. Jadi.. berikan saja jus jeruk dan beberapa potong kue.” Jawabnya sambil tersenyum. “Oh ya! Tolong berikan sepiring buah segar. Aku ingin semangka dan kiwi. Jika kalian punya, tambahkan juga anggur dan bluberi.” Kinara kembali mengernyitkan dahinya. Jika saat ini masih terlalu sore untuk makan malam dan sudah terlalu lambat untuk makan siang, seharusnya perempuan itu hanya meminta segelas air putih saja. Kenapa dia justru memesan banyak makanan seakan ia ingin nongkrong di kamar Kinara? Benar-benar perempuan tidak tahu diri. “Baiklah, Nona. Bagaimana dengan anda nona, Zeline?” Kinara menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Aku sudah kenyang. Ini masih terlalu sore untuk makan malam dan sudah terlalu lambat untuk makan siang.” Perempuan itu mengalihkan tatapannya dari layar ponsel lalu menatap Kinara sejenak. Ia terlihat tersinggung dengan jawaban yang Kinara berikan kepada pelayannya. “Jadi, bagaimana kabar Dareen? Apakah dia masih sibuk seperti biasanya?” Kinara memutar bola matanya dengan kesal. Bolehkah dia mengusir perempuan aneh ini? Rasanya sangat menyebalkan ketika harus berhadapan dengannya padahal dia baru saja datang lima menit yang lalu. “Dia sangat baik-baik saja.” “Oh ya? Itu berita yang sangat baik. Kapan dia akan berkunjung ke sini? Aku sudah sangat lama tidak bertemu dengannya. Dia juga tidak pernah membalas pesanku. Apakah dia sangat sibuk sehingga selalu mengabaikan aku?” Kinara benar-benar tidak habis pikir dengan cara bicara perempuan asing tersebut. Apakah dia tidak tahu jika Dareen sudah memiliki kekasih? Jujur saja Kinara sadar akan posisinya. Sekalipun ia sedang bertukar kehidupan dengan Zeline, tidak semua hal yang dimiliki Zeline bisa menjadi miliknya. Kinara tetaplah menjadi Kinara meskipun ia sedang terjebak di dalam tubuh Zeline. Tapi, saat ini perempuan yang sedang duduk di hadapannya tentu tidak tahu mengenai pertukaran kehidupan tersebut. Jadi seharusnya, perempuan itu menganggap Kinara sebagai Zeline yang asli. Yang artinya dia harus menghormati status Dareen dan Zeline. Kinara saja merasa muak dengan tingkahnya, apalagi Zeline. Jika sedang dalam keadaan menyebalkan seperti ini, apakah Zeline tetap bisa bersikap ramah? “Dia tidak terlalu sibuk. Kami sering menghabiskan waktu bersama beberapa hari belakangan ini. Sayangnya aku jatuh sakit dan terpaksa tinggal kembali di rumahku karena saat pagi hingga sore Dareen tidak bisa mengurusku di apartemennya. Aku harus kembali ke rumah karena membutuhkan bantuan pelayan untuk mengurusku kebutuhanku.” Kinara mencoba memberikan senyuman yang ramah. “Kalian… kalian tinggal bersama?” Perempuan itu tampak terkejut ketika mendengar jawaban Kinara. Sebenarnya Kinara juga tidak tahu apakah Zeline dan Dareen benar-benar tinggal bersama. Tapi beberapa hari yang lalu ia sempat mendengar dari Alina jika beberapa teman perempuan itu melihat Zeine di gedung apartemen Dareen. Lalu saat mereka pulang dari rumah sakit, Dareen juga mengatakan jika sebaiknya dia kembali tinggal di rumah untuk sementara waktu agar ada pelayan yang mengurus kebutuhannya sehari-hari. Dari dua hal tersebut, Kinara berasumsi jika Zeline dan Dareen memang tinggal bersama. “Apa yang salah dengan itu? Kami pasangan kekasih.” Kinara merasa jantungnya berdetak dengan kencang ketika mengatakan jika Dareen dan dirinya adalah sepasang kekasih. Memang benar jika saat ini Kinara membicarakan Dareen dari sudut pandang Zeline, tapi tetap saja dia tidak bisa menahan debaran jantungnya yang berdetak dengan cepat ketika menyebut nama Dareen. “Sejak kapan?” Perempuan berubah menjadi sedikit sinis. Kinara ingin tertawa dalam hati. Ia baru memahami jika perempuan asing ini sepertinya menaruh perasaan pada Dareen. Terlihat jelas dari caranya menanyakan kabar Dareen dan bagaimana respon yang ia berikan saat mendengar jika Dareen dan Zeline sudah tinggal bersama. Jadi seperti ini rasanya ketika perempuan lain menyatakan secara terang-terangan jika dia menyukai kekasihnya? Selama ini Kinara tidak pernah memiliki kekasih, jadi dia tidak pernah tahu bagaimana rasanya. Ternyata, walaupun hubungan asmaranya dengan Dareen tidak benar-benar nyata, Kinara tetap saja merasa kesal. “Kenapa kamu ingin tahu?” “Zeline! Kenapa kamu sangat menyebalkan?! Apa sulitnya menjawab pertanyaanku?” Kinara menarik napasnya dengan pelan. Saat ini dia harus berpura-ppura menjadi Zeline yang lemah lembut, dia tidak bisa mengeluarkan emosinya dengan cara yang biasa ia lakukan. Kinara tidak bisa bangkit berdiri dan menarik rambut wanita menyebalkan tersebut. Menyelesaikan masalah dengan cara Kinara tidak bisa diterapkan saat ia sedang berpura-pura menjadi Zeline. “Zeline?” Kinara menolehkan kepalanya ketika mendengar ada suara pria yang masuk ke dalam kamarnya. Tanpa sadar Kinara melebarkan senyumannya ketika melihat Dareen berdiri di ambang pintu kamarnya. Pria itu masih menggunakan setelan formal dengan dasi dan jas yang mulai rampak kusut. Sepertinya Dareen baru saja pulang dari kantor. Ketika menyadari jika dia adalah orang pertama yang dituju oleh Dareen setelah pria itu pulang bekerja, Kinara merasa benar-benar terkesan. Ada perasaan bahagia dan juga bangga yang membuatnya tidak bisa berhenti tersenyum. “Dareen!” Perempuan asing yang membuat Kinara merasa muak sejak ia pertama kali datang, kini sedang berjalan mendekati Dareen dengan langkah bersemangat. Dia juga tersenyum lebar, terlihat sangat senang ketika melihat Dareen datang. “Oh, Ayuka? Terima kasih karena sudah datang mengunjungi Zeline.” Dareen tersenyum ke arah perempuan itu lalu segera melanjutkan langkahnya untuk mendekati Kinara. Jantung Kinara berdetak sangat cepat, apalagi saat Dareen mengecup punak kepalanya dan mengusap pipinnya dengan lembut. Pria itu menanyakan keadaannya, menatapnya sambil tersenyum manis. Dareen adalah satu-satunya orang yang datang untuk menanyakan keadaannya. Kinara sengaja melirik ke arah perempuan yang ternyata bernama Ayuka tersebut. Ayuka juga menatapnya, dia sedang berdiri dengan kaku sambil menampilkan ekspresi kesal. “Dareen, bagiamana kabarmu? Kita sangat lama tidak bertemu. Apakah kamu masih sibuk seperti biasanya? Kamu tidak pernah membalas pesanku, itu membuatku merasa tersinggung.” Ayuka datang mendekati Dareen dan Kinara. Perempuan itu duduk tepat di samping Dareen, menatapnya dengan perhatian penuh seakan di ruangan ini hanya ada mereka berdua. “Aku sangat baik-baik saja. Maafkan aku Ayuka, mungkin tidak sempat membalas pesanmu karena sedang sangat sibuk.” Jawab Dareen sambil tersenyum ramah. Sikap yang Dareen tampilkan kepada Ayuka membuat Kinara mengingat pada pertemuan pertamanya dengan pria itu. Dareen bersikap sopan dan ramah pada semua orang, bukan hanya pada orang tertentu saja. Ayuka adalah perempuan yang cukup menyebalkan. Sekalipun baru mengenalnya selama beberapa menit, Kinara sudah bisa menilai bagaimana kepribadian perempuan tersebut. Sekalipun sangat menyebalkan, saat Ayuka mengajukan pertanyaan, Dareen akan tetap memberikan jawaban dengan senyuman ramah. Pria itu sama sekali tidak terlihat terganggu dengan sifat Ayuka, dia tetap menanggapi Ayuka dengan cara yang sopan. Ada satu kesimpulan yang entah kenapa membuat Kinara merasa kecewa untuk sesaat. Ternyata selama ini Dareen bersikap baik kepada semua orang. Tidak ada yang istimewa bagi pria itu, dia memberikan senyuman dan tatapa ramah kepadanya semuanya tanpa terkecuali. Saat pertama kali bertemu dengan Dareen, Kinara benar-benar tertarik dengan kepribadian pria itu, tapi tidak dengar Dareen. Mungkin bagi Dareen Kinara hanyalah seorang perempuan yang tidak sengaja menyelamatkan anjing kesayangan kakaknya sehingga dia harus beberapa kali datang menemuinya untuk mengucapkan terima kasih. Sejujurnya Kinara sudah tahu jika perasaannya tidak akan berbalas. Dareen memiliki kekasih yang mempunya sifat dan penampilan yang hampir sempurna. Jadi untuk apa dia masih menanggapi perasaan perempuan lain yang tidak sebanding dengan kekasihnya? Sepertinya akan terlihat aneh jika Dareen masih menanggapi perempuan lain. Namun, meskipun Kinara sudah sejak awal, ketika ia kembali menyadari jika selama ini perasannya hanya bertepuk sebelah tangan, entah kenapa hatinya tetap merasa sesak. Mungkin saat ini Kinara bisa berpura-pura menjadi kekasih Dareen karena ia terjebak di dalam pertukaran kehidupan dengan Zeline. Tapi bagaimana jika suatu saat pertukaran kehidupan ini berakhir? Atau bagaimana jika Dareen mulai menyadari kejanggalan dan perubahan sifat kekasihnya? Dan bagaimana jika akhirnya Dareen mengetahui jika Zeline yang ada di hadapannya bukanlah Zeline yang sebenarnya, melainkan Kinara? 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN