“Tempat apa ini?” tanya Zea ketika masuk ke dalam ruangan berukuran 3 x 3 meter itu. Tidak banyak barang di ruangan itu. Hanya sebuah laptop dan peralatan radio serta sebuah lemari kabinet. Ada dua buah kursi dan sebuah meja kayu. Menambah kesan kusam dan kuno di ruangan bercat putih dengan lantai semen halus. “Yang jelas bukan tempat kayak di n****+ erotisr terkenal itu. Kamu nggak akan melihat alat-alat penyiksaan perempuan untuk main sekss gila atau semacamnya. Seperti itu kan yang ada dalam pikiran perempuan muda sekarang?” Zea berdecih. Mana ada dia seperti itu. Meski dia merasa sebagai perempuan muda tapi dia nggak hobby baca n****+ begituan. Mau online atau dalam bentuk buku. Waktunya sudah sangat habis tersita untuk menyelamatkan diri. Tiba-tiba tubuh Zea kembali waspada. Kalau