Permintaan Mama

1105 Kata
Rendra tercengang setelah mendengar apa yang diceritakan oleh adik satu-satunya itu. Sungguh.. Rendra tidak pernah menyangka jika sang adik kesayangannya itu akan berada di posisi seperti itu beberapa waktu yang lalu. Rendra merasa prihatin dengan apa yang terjadi kepada sang adik kesayangannya itu saat ini. Namun sebagai seorang kakak yang memiliki tanggung jawab kepada adik kesayangannya itu Rendra tidak bisa memberikan sikap manis kepada Diandra dan Deren saat ini. “Kakak tidak mau tahu Diandra. Kamu dan Deren harus menikah demi calon buah hati kalian yang tidak bersalah ini. Kakak tidak menerima penolakan Diandra!” ucap Rendra. Diandra menggelengkan kepala menanggapi apa yang diucapkan oleh sang kakak kesayangannya itu. “Tidak kak Rendra. Diandra tidak ingin menikah dengan laki-laki itu. Diandra akan mempertahankan kandungan ini kak Rendra. Jika mama dan kak Rendra merasa malu dengan keadaan Diandra saat ini. Diandra akan pergi dari rumah dan kehidupan mama juga kak Rendra. Diandra mohon sama kak Rendra. Tolong jangan memaksa Diandra untuk menikah dengan laki-laki itu kak Rendra. Diandra memang salah kak Rendra. Diandra mengakui kesalahan yang telah Diandra lakukan beberapa saat yang lalu. Walaupun Diandra dijebak malam itu. Tapi Diandra tidak akan menggunakan alasan itu untuk membela diri kak. Diandra tetap yang salah karena Diandra tidak bisa menjaga diri sehingga Diandra melakukan hal yang tidak disukai oleh Allah dan agama yang Diandra anut kak Rendra.” Huft.. Rendra menghela nafas berat untuk menenangkan diri dan mengontrol emosi yang kini menyelimuti di dalam dirinya. Ya. Rendra tidak dapat memungkiri jika apa yang diucapkan oleh sang adik kesayangannya itu benar adanya dan tidak ada kebohongan sama sekali di sana. Namun Rendra tidak dapat mengalahkan ego yang ada di dalam dirinya saat ini. Apalagi semua ini berhubungan dengan nama baik keluarga Rendra. Nama baik keluarganya merupakan hal paling penting bagi Rendra selama hidupnya sehingga Rendra tidak akan memberikan toleransi kepada siapapun yang telah mencorng dan mempermalukan nama baik keluarga yang sangat di jaga oleh Rendra selama ini. “Kak Rendra tidak mau tahu dengan alasan yang kamu buat Diandra. Kak Rendra ingin kamu dan Deren segera menikah demi calon buah hati yang ada di kandungan kamu saat ini. Bayi itu anak kamu dan Derren, Kinar. Bayi itu tidak memiliki kesalahan apapun Kinar. Kamu harus menikah dengan Deren. Titiik!” Rendra tetap bersikeras dengan pendiriannya itu dan memaksa sang adik kesayangannya itu untuk menikah dengan Deren laki-laki yang menjadi ayah kandung dari calon buah hati yang kini sedang di kandung oleh Kinar itu. “Tidak kak Rendra. Diandra tidak ingin menikah karena terpaksa kak Rendra. Pernikahan akibat terpaksa tidak akan baik kelanjutannya kak Rendra nanti. Diandra tahu apa yang ada di dalam benak kak Rendra saat ini. Kak Rendra sangat menjunjung tinggi dan menjaga nama baik keluarga sehingga kak Rendra meminta Diandra untuk menikah dengan laki-laki itu dalam waktu dekat demi menutupi aib dan menjaga nama baik keluarga kan kak Rendra?” sambung Diandra yang memiliki sifat keras kepala seperti sang kakak kesayangannya itu. “Jika kamu sudah dapat mengetahui apa alasan kak Rendra meminta kamu untuk menikah dengan ayah kandung dari calon buah hati kamu itu. Kenapa kamu masih melontarkan pertanyaan yang bodoh seperti itu Diandra?” seru Rendra sembari berusaha untuk menahan emosi yang kini menyelimuti di dalam dirinya. Diandra mengulas senyuman miring saat mendengar apa yang diucapkan oleh sang kakak kesayangannya. “Mama dan kak Rendra tenang saja iya. Masalah aib Diandra ini tidak akan tersebar luas kemanapun kak Rendra. Diandra akan menjaga dan menutupi aib yang telah Kinar lakukan dari orang lain siapapun itu kak Rendra. Diandra akan pergi sejauh mungkin dari kehidupan mama dan kak Rendra setelah Diandra sembuh nanti. Tapi Diandra minta tolong sama kak Rendra untuk tidak memaksa Kinar menikah dengan laki-laki itu. Diandra tidak akan pernah menikah dengan laki-laki Diandra apapun alasannya kak Rendra. Kinar dapat menjaga dan merawat calon buah hati Diandra sendiri kak Rendra.” Rendra menatap ke arah sang adik kesayangannya itu dengan tatapan menghunus tajam penuh intimidasi saat ini. Sungguh.. Rendra sangat tidak menyukai dengan apa yang diucapkan oleh Diandra. Langkah yang akan diambil oleh Diandra itu bukan langkah yang baik untuk menyelesaikan masalah yang kini sedang di hadapi oleh keluarga Rendra dan Diandra. Sementara itu, Deren yang sedari tadi memutuskan untuk menjadi pendengar yang baik pembicaraan dan perdebatan di antara kakak dan adik itu lantas memutuskan untuk mengambil alih suasana yang kini masih tampak tegang di dalam kamar rawat inpa Kinar. “Sebelumnya saya mohon maaf tante dan kak Rendra. Saya bersedia untuk menikah dengan Deren demi calon buah hati yang kini berada di dalam kandungan Diandra. Saya akan bertanggung jawab dengan apa yang telah saya lakukan kepada Diandra.” “Diandra tidak mau!!!” ucap Diandra memotong ucapan Deren dengan nada tinggi dan raut wajah penuh dengan amarah setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Deren beberapa saat yang lalu. “Diandra!!! Kamu jangan menjadi manusia yang egois Diandra! Kamu juga harus memikirkan anak yang kini sedang berada di dalam kandungan kamu itu Diandra! Anak itu berhak mendapatkan kasih sayang dari ayah kandungnya Diandra! Ayah kanudngnya bersedia untuk bertanggung jawab dan menikahi kamu, Diandra. Kenapa kamu menolak tanggung jawab dari laki-laki yang menjadi ayah kandung dari calon buah hati kalian berdua itu Diandra?” balas Rendra dengan nada tinggi sehingga ucapan Rendra terdengar seperti suara bentakan keras kepada Diandra. “Rendra. Hentikan!” sahut mama Kania yang memutuskan untuk membuka mulut setelah mendengar sang putra kesayangannya itu berbicara dengan nada tinggi dan membentak Kinar beberapa saat yang lalu. Rendra tercengang saat mendengar apa yang diucapkan oleh sang mama kepada dirinya. Sungguh.. Rendra tidak pernah menyangka jika wanita yang sagat dicintai dan dihormati oleh diirnya akan menghentikan apa yang diucapkan oleh Rendra kepada sang adik kesayangannya itu. “Kenapa mama meminta Rendra untuk menghentikan ucapan Rendra kepada Diandra, ma?” tanya Rendra. "Kamu dan Diandra percuma berdebat seperti itu." Mama Kania dengan sengaja menjeda apa yang akan diucapkan oleh dirinya untuk melihat ekpresi Rendra dan Diandra. "Kamu juga harus mendengar harus mendengar apa yang akan mama katakan Diandra. Kamu tidak boleh egois karena kamu akan menjadi seorang ibu sebentar lagi. Kamu perlu ingat satu hal Diandra. Tidak mudah menjadi seorang single parent. Mama tahu kesalahan yang telah kamu lakukan itu sangat fatal dan besar. Kamu telah mencoreng nama baik keluarga kita. Kamu seharusnya merasa bersyukur karena laki-laki yang telah menghamili kamu bersedia untuk bertanggung jawab dengan kehamilan kamu. Tidak banyak laki-laki seperti itu di jaman saat ini. Mama tidak mau mendengar penolakan dari kamu. Kamu suka apa tidak suka. Kamu mau apa tidak mau. Kalau kamu masih ingin melihat mama hidup di dunia ini. Kamu harus menikah dengan Deren setelah kamu sembuh nanti. Mama tidak menerima penolakan Diandra."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN