bc

Perjalanan Cinta Diandra

book_age16+
363
IKUTI
1.3K
BACA
fated
second chance
pregnant
arrogant
goodgirl
CEO
sweet
office/work place
school
teacher
like
intro-logo
Uraian

Diandra seorang guru disalah satu sekolah swasta yang berada di ibu kota harus menelan pahitnya kehidupan setelah dirinya hamil diluar nikah. Impian Diandra hancur. Dunianya seketika runtuh saat dua gaeis itu tampak nyata.

Deren seorang laki-laki dengan sifat dingin dan antipati dengan kaum hawa terlibat one stand night dengan Diandra. Deren dilema diantara dua pilihan. Menerima perjodohan orang tua atau menikahi Diandra.

Bagaimana kehidupan Diandra setelah menolak niat baik Deren untuk bertanggung jawab?

chap-preview
Pratinjau gratis
Dua Garis
Dua Garis..   Duarrrr..   Dunia Diandra seakan runtuh dengan kenyataan yang saat ini ada di depan mata. Alat tes kehamilan itu menunjukan dua garis yang sangat tegas dan nyata dalam indera penglihatan Diandra. Tangan gemetar menggenggam alat tes kehamilan itu dan keringat sebesar biji jagung mengalir di atas kening Diandra.   Ya. Apa yang selama ini ditakutkan oleh seorang Diandra akhirnya terjawab sudah dengan hasil yang ditunjukan oleh benda pipih berwarna putih dan biru yang kini masih berada dalam genggaman tangan Diandra yang mungil. Faktor yang menyebabkan Diandra terlambat datang ban selama tiga minggu dan rasa mual disaat pagi hari yang dirasakan oleh Diandra kini terjawab dengan nyata.   Dua garis..   Dua garis yang menjadi awal baru bagi kehidupan Diandra ke depan setelah ini.   Dua garis..   Dua garis yang menjadi penyebab kehancuran Diandra dalam meniti karier seperti apa yang dicita-citakan oleh seorang Diandra. Wanita muda berusia dua puluh dua tahun itu kini sedang menangis menyesali apa yang telah terjadi dalam hidupnya. Diandra bahkan tidak tahu harus mengatakan apa kepada kedua orang tua dan kakak Diandra satu-satunya yang terkenal dingin dan kejam itu.   Diandra duduk di atas lantai kamar mandi dengan kaki yang ditekuk lalu menundukan kepala di atas lutut masih dengan terisak. Pikiran Diandra saat ini kosong. Entah. Diandra tidak dapat memikirkan apapun untuk saat ini setelah menerima kenyataan yang sangat mencengangkan dirinya sendiri.   Diandra memutuskan untuk kembali bangun lalu membersihkan diri sebelum dirinya terlambat ke tempat kerja hari ini. Diandra akan mencoba melupakan apa yang telah terjadi dalam hidupnya. Diandra akan menganggap jika hasil tes alat kehamilan itu salah. Toh Diandra baru tes dengan menggunakan alat kehamilan satu kali jadi belum tentu valid hasil yang didapatkan oleh Diandra pagi ini. Diandra akan bertekad untuk melanjutkan hidupnya normal seperti sebelum Diandra mengetahui hasil tes alat kehamilan yang dilakukan oleh Diandra pagi ini.   “Selamat pagi papa, mama dan kak Rendra yang jelek,” ucap Diandra menyapa kedua orang tua dan sang kakak yang telah berada di ruang makan pagi ini untuk menghilangkan jejak jika saat ini Diandra sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja   “Selamat pagi Diandra..” Mereka yang telah berada di ruang makan membalas sapaan Diandra dengan kompak   “Apa kamu sedang sakit Diandra? Kalau kamu sakit lebih baik tidak masuk kerja dulu sayang,” ucap mama Kania, mama tercinta Diandra dan Rendra   Nah..   Perasaan orang tua tidak bisa dibohongi kan Diandra? Sepintar apapun kamu menutupi pasti mama kamu akan mengetahui jika kondisi anak-anak tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja   Diandra tercengang dengan apa ucapan mamanya. Namun Diandra berusaha untuk tetap bersikap tenang di hadapan kedua orang tua dan sang kakak yang kini sedang menatap ke arah Diandra dengan tatapan penuh curiga.   “Diandra sehat mama sayang. Diandra baik-baik saja mama,” jawab Diandra sembari mengulas senyuman manis   “Tapi wajah kamu pucat sayang. Mama takut kamu sakit. Kamu tidak usah kerja iya sayang,” lanjut mama Kania   “Diandra tidak apa-apa mama sayang. Diandra sehat kok mama. Nanti kalau Diandra tidak enak badan pasti Diandra akan meminta ijin untuk pulang lebih awal mama,” sambung Diandra   “Baiklah.. Mama selalu percaya sama anak-anak mama. Ayo.. Kita sarapan dulu. Ini sudah cukup siang,” tukas mama Kania   Deg..   Ada yang terasa nyeri dalam hati Diandra setelah mendengar apa yang diucapkan oleh sang mama. Diandra merasa bersalah karena telah membohongi mama tercinta. Tanpa disadari oleh Diandra, Rendra sedari tadi memperhatikan setiap gerak gerik sang adik yang tampak mencurigakan dalam indera penglihatan Rendra. Mata bak elang milik Rendra menangkap sesuatu yang ganjil atau mencurigakan dari sang adik saat ini. Namun Rendra berusaha mengenyahkan apa yang kini berada di dalam benaknya dan memutuskan untuk menikmati hidangan sarapan bersama dengan keluarganya pagi ini.     ***     “Nay.. Kamu membawa bekal makan siang apa?” tanya Diandra di ruang guru saat sedang beristirahat   “Aku membawa nasi dan rendang Diandra. Apa kamu mau Diandra?” jawab Naya sahabat Diandra sejak sekolah menengah atas itu   Diandra menggelengkan kepala sebagai jawaban atas ucapan Naya, “Aku ingin makan rujak Naya.”   Naya tercenang dengan apa yang diucapkan oleh sahabat baiknya itu. Rujak? Sejak kapan Diandra menyukai makanan yang terkenal dengan pedas dan aneka macam buah manis dan asam itu. Sejak kapan Diandra menyukai makanan yang identik dengan orang hamil itu. Naya sangat mengenal Diandra dan begitu juga sebaliknya Diandra sangat mengenal Naya sehingga Naya tercengang dengan ucapan Diandra beberapa saat yang lalu karena Naya sangat mengetahui jika Diandra tidak menyukai makanan yang terkenal dengan rasa pedas dan menggoda itu.   “Rujak?” Naya membolakan mata tidak percaya dengan apa yang didengar dari Diandra   “Kamu hamil Diandra?” tanya Naya   Duarrrr..   Satu pertanyaan dari Naya mencengangkan Diandra yang sedang memeriksa tugas siswa di meja kerjanya. Sontak Diandra melepaskan pena yang sedang berada dalam genggaman tangan dengan sedikit keras sehingga menimbulkan suara sedikit gaduh. Diandra langsung menutup mulut Naya dengan menggunakan kedua tangannya.   “Kamu itu kalau ngomong bisa apa tidak sih jangan keras-keras. Nanti kalau jadi bahan gosip bagaimana? Lagian siapa sih yang hamil? Aku itu pengin makan rujak saja. Kenapa kamu bilang hamil? Memangnya makan rujak identik dengan orang hamil Naya?” ucap Diandra dengan nada sedikit tinggi   Naya melepaskan tangan Diandra yang masih membekap mulutnya saat ini lalu meraup oksigen dengan rakus sebelum menjawab apa yang diucapkan oleh Diandra.   “Sorry.. Habis kamu bikin aku kaget saja. Kamu kan tidak suka rujak, kenapa tiba-tiba kamu ingin makan rujak?” balas Naya   “Siang begini segar makan pedes asam begitu kali Naya. Memangnya ada yang aneh iya kalau aku ingin makan rujak?” Ada ucapan yang sengaja dijeda oleh Diandra untuk melihat reaksi Naya yang duduk di samping Diandra, “Sudah ah.. Aku mau beli rujak dulu di depan sekolah. Semoga penjulanya masih mangkal di depan siang ini,” tukas Diandra lalu melangkahkan kaki pergi meninggalkan kantor menuju ke depan sekolah   Disinilah Diandra berada saat ini, pedagang rujak yang biasa mangkal di depan sekolah diakan Diandra bekerja selama tiga tahu ini. Pedanagng rujak yang selalu ramai oleh pembeli karna konon rasa sambalnya yang enak dan menggoda.   “Bang.. Rujaknya satu iya dibungkus,” ucap Diandra dengan nada bicara yang sopan   “Baik neng.. Mohon ditunggu sebentar iya neng.. Abang ulek sambelnya dulu biar sedap. Pedas apa tidak neng?” jawab pedang rujak sembari bertanya   “Sedang saja iya pedesnya bang,” sambung Diandra   “Baik neng. Silahkan duduk dulu sambil menunggu neng,” tukas pedagang rujak itu   “Iya bang.. Terima kasih bang,” balas Diandra lalu duduk di kursi yang telah disediakan pedagang rujak itu   Diandra memandang jalanan yang ada di hadapan sembari menunggu rujak pesananya. Tanpa sengaja netra Diandra menangkap sosok laki-laki yang dikenalinya sedang berjalan dengan mesra bersama dengan seorang wanita dengan baju kurang bahan itu. Diandra meremat jari jemarinya saat melihat laki-laki itu. Pikirannya kembali teringat dengan peristiwa satu bulan yang lalu. Tanpa sengaja netra mereka saling bertemu dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Laki-laki itu tercengang saat melihat sosok Diandra yang sedang duduk di samping penjual rujak. Diandra memutuskan tatapan terlebih dahulu dari laki-laki itu lalu mengalihkan pandangan ke arah lain untuk menghindari beradu pandangan dengan laki-laki itu.   “Sedang apa dia ada di sana?”    

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
145.7K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
148.7K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
282.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
204.8K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
3.2K
bc

TERNODA

read
190.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
221.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook