Rana memejamkan matanya. Dia mencoba menenangkan dirinya. Pisau yang kini sangat dekat dengan lehernya, membuatnya tak bisa bergerak. Rana terdiam. Dia tak menoleh sedikit pun. Tak ada yang dilakukannya selain menurut dan pasrah. Dia hanya takut bila pisau itu akan merenggut nyawanya. “Jangan bergerak, ikut aku!!” Rana hanya diam tanpa membantah. Mengikuti instruksi dengan hati terpaksa. Rana masih melum tahu siapa yang telah menyekap tangan dan juga menodongkan benda tajam padanya. Rana tak ingin terluka. Jika sedikit dia bergerak, maka lehernya akan segera teriris. Masuk ke dalam mobil dengan tangannya diikat erat. Rana terkejut mengetahui bila orang yang membawanya kini adalah salah satu anak buah Bang Jali dan Bang Kojak. Sepanjang perjalanan, Rana mengunci mulutnya. Mengikuti tanpa