Part 42 - Pilu

1689 Kata

        Sendu kini merajuk dalam kesendirian tak terbatas. Meraung dalam raa yang tak bisa diperdengarkan. Sepi menyelimuti. Seperti selimut yang membentang menghiasi tubuh saat kedinginan. Penyesalan menyapa, laksana dentum yang tak berakhir saat tertabuh. Rana kini dalam diamnya. Merasa bingung harus dari mana dan bagaimana dia bisa menemukan neneknya. Demi pemulihan kondisi wajanya. Rana harus tetap full berada di rumah hingga dua minggu. Tak tenang, bila hati terus berkata. Tentang sebuah penghormatan rasa kasih, yang terus muncul saat tak diminta.         Makan, Rana kebingungan, tak ada banyak menu makanan di dapurnya. Hanya beras putih yang jumlahnya juga tak begitu penuh saat terlihat di tempat wadah tertutup itu, sayur pun apa lagi. Jika si Mbah tak membelinya di pasar, mana mung

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN