Kegembiraan dalam bingkai pertemuan yang terkasih. Membuat wajah si Mbah bereri-seri. Cahaya kerinduan telah bersinar begitu terang. Wanita yang berdiri di depannya itu adalah belahan jiwanya. Mendekat dengan segera. Memeluk dengan kehangatan yang dimilikinya. Kristal bening menggenangi. Mengalir dalam rasa yang selama ini tertahankan. Hari ini kerinduan yang selama ini menikam, telah terjawab dengan bahagia. Rana telah berada dalam dekapan si Mbah. Tak ingin rasanya pelukan itu berakhir. Keduanya saling mendekap. Waktu yang memisahkan, waktu juga yang kini mempertemukan. “Nduk, bagaimana keadaanmu?” “Rana baik-baik saja, Mbah” “Kenapa kamu pergi selama ini?” “Maafkan, Rana” Si mbah kembali mendekap cucunya. Rasa euforia itu pun mengalun dalam tarian angin yang tak dapat dilihat, tap