Part 35 - Kembalinya Cinta

1807 Kata

        Mbah Asih dalam diam yang tak kunjung berakhir, matanya sangat sayu. Harapannya untuk berjumpa dengan cucunya masih tersimpan erat dalam angan-angan. Seolah bertepuk sebelah tangan, rasa rindunya hanya berjalan sendiri. Pagi ini saat melihat tempat penyimpanan beras di dapur, betapa terkejutnya si Mbah, tak ada sedikit pun beras yang tersisa. Si Mba tak punya  simpanan lagi. Dia berlutut dalam sakit yang tak terlihat. Hari-harinya hanya bisa ditangisi, bahkan untuk mencari pundi-pundi rupiah pun seakan tak ada semangat untuk dilakukan.         “Duh Gusti, hari ini aku tak bisa makan” Si Mbah tetap bersimpuh, dia sama sekali tak melakukan apa pun, seakan telah memasrahkan keadaan pada Tuhan. Bahkan jika dia harus mati sekalipun diterimanya. Tak ada semangat lagi dalam hidupnya. Sa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN