Si Mbah tertegun. Dalam rasa yang sangat tercabik-cabik. Apa yang dilakukan Rana membuat hatinya merintih, ingin marah tapi tak bisa. Si Mbah hanya mengelus dadanya. Tak pernah menyangka Rana bisa melakukan hal yang sama sekali tak pernah terbesit di benak si Mbah. Menatap dalam kejauhan. Hatinya kini penuh sembilu. Meraup luka yang kembali hadir di pelupuk matanya. Rana penuh emosi. Menutup pintu kamarnya dengan sangat keras. Kepalanya penuh dengan kekesalan. Terasa ingin pecah, segala kemarahan membuncah. Ingin rasanya Rana membanting barang-barang yang ada di kamarnya. Kali ini dia benar-benar tak menyangka, jika si Mbah menentang hubungannya dengan Bowo. Rana membantingkan tubuhnya di atas tempat tidur. Suara jeritan terdengar begitu sangat keras. Rana benar-benar kesal. Si Mbah yang