Pagi tu, Shania datang lebih awal dari biasanya, dia merasa bosan berada di kostnya. Karena kalimat yang di ucapkan Iqbal selalu terngiang-ngiang olehnya. Dia memasuki kelas dengan lesu, karena gayanya mengajar, sekarang kelasnya lebih tertib dibanding kelas lain. Sehingga ketika bel berbunyi, mereka semua sudah masuk kelas dan kebetulan jam pelajaran yang dia bawakan ada di pagi ini. ”Selamat pagi…” sapanya dengan wajah sedikit pucat. ”Selamat pagi, Miss…” sahut serentak siswa di kelas itu. ”Hmm…boleh di kumpul tugas yang saya berikan semalam…” ucap Shania sembari membuka tas sandangnya dan mengeluarkan pena dari dalamnya, untuk mengoreksi jawaban yang di kerjakan siswa. Sang ketua kelas terlihat berdiri dan mengambil dari meja ke meja seperti biasa lalu memberikannya ke depan. “Ini,