“Udah kelar kamu, Yank?” Tanya Iqbal menatap Shania yang jauh lebih cerah dari sebelumnya. ”Hmm…sepertinya aku cuma laper aja, Bal. Kayaknya mual ku karena kadar asam lambungku lumayan tinggi. Aku pikir efek apa, ternyata efek laper…” Shania tertawa, meski tawa itu lebih terdengar seperti seringai. ”Ahh…syukurlah. Kirain kamu sakit kenapa…” gumam Iqbal lagi. ”Iya, Alhamdulillah, Allah Maha Baik, Bal. Aku cuma di coba dengan sakit yang ringan….” Sahut Shania mencoba tenang. “Ohh, ya. Udah malem, sebaikna kamu pulang, gak enak nanti sama pak satpam kalau ada laki-laki di kost ini…” Seketika binar terang di wajah Iqbal setelah mendengar sang kekasih memintanya pulang. ‘Syukurlah, akhirnya aku bisa pulang. Dan gak di minta untuk tidur disini. Meskipun Shania bukan orang yang seperti itu,