Karena mengetahui jika dirinya selesai makan akan pulang, Shania memakan dengan cepat, seperti sedang di kejar setan. “Harus banget cara makanmu seperrti itu?” Sebuah suara yang berdiri di belakangnya membuat Shania terkejut dan tersedak seketika, hingga membuat dia memegangi da.danya dengan wajah nyengir. Melihat Shania yang seperti kesakitan, Bastian dengan sigap meraih minum dan menyodorkan padanya. ”Kamu makan itu santai aja! Udah berasa di militer aja…” gerutu Bastian lagi. Tak menunggu lama Shania langsung meraih gelas dari tangan Bastian dan meneguknya segera. ”Terimakasih…” Shania akhirnya merasa lega setelah meneguk air dalam gelas yang diberikan Bastain padanya. ”Makanya, gak perlu sampai kaya kesurupan gitu.” Shania menundukkan kepalanya. “Maaf, karena aku harus cepat sampai