Bahkan sampai pintu tertutup, Bastian tak melihat kearah Shania sama sekali. Antara malu dan kecewa pada dirinya sendiri, sehingga dia memilih meraih ponselnya dan menghubungi seseorang. ”Tolong antar nona Shania pulang, kalau menolak, paksa saja. Paham?” ”Baik, Tuan.” “Pastikan dia sampai dengan selamat dan baik-baik saja…” jawab Bastian lagi. Setelah mengatakan demikian, Bastian menutup panggilannya tanpa menghiraukan orang di seberang yang sedang menjawab. “Si…” PRANKK!!! Sebuah kaca cermin pecah karena lemparan ponselnya yang langsung mengenai kaca. “b******k!! Bisa-bisanya aku tak bisa menahan dirikku di hadapan dia! Beraninya wajah itu menggodaku?” Geram Bastian lagi. “Apakah aku tergoda karena wajah itu? Atau karena aku memang masih belum bisa melupakan tentang kejadian