Sembari memeluk tas, aku keluar dari ruangan mushola. Melirik sekitar penuh waspada, dan saat baru menginjak lantai luar, aku terlonjak kaget mendapati Lisa bersandar di tembok. "Bu Lisa ngapain di sini?" tanyaku dengan nada meninggi. Wanita galak ini memasang tampang dingin, kemudian menjauh dari tembok sembari mengangkat kedua bahunya tidak peduli. "Mau ikutan sholat, eh saya bukan muslim." Jawaban macam apa itu? Aku menatap punggung Lisa yang menjauh dari pandangan dengan curiga. Meneguk ludah sekali, dan aku menetapkan kecurigaan pada wanita itu. Ada kemungkinan dia tahu hubunganku dengan Mas Satya, dan cemburu sehingga dia meneror seperti ini, kan? Tapi, Runika? Hubungan Lisa dengan perempuan itu apa? Sial, aku pusing. Aku memijit pelipis, melanjutkan perjalanan. Kali ini, tid