Karena sisa beberapa episode lagi, dan sekarang sedang masa-masa sibuknya Mas Satya, maka aku memilih bungkam mengenai hal buruk kemarin. Memilih diam, dan memperhatikan sekitar. Semuanya tampak seperti ancaman bagiku. Entah siapa salah satu dari orang-orang yang lalu-lalang di hadapan ini membenciku. Aku menggigiti kuku untuk mengurangi beban pikiran, tapi tidak bisa. Orang itu terlalu nekat, sudah berani menyakiti secara fisik. Tapi ... siapa di antara mereka yang patut aku jatuhi curiga? "Med? Bengong aja!" Aku terlonjak kaget atas sapaan ringan tersebut, sehingga si pelaku, Ifan, tertawa tanpa beban di sampingku. "Segitunya ih! Pasti banyak pikiran, ya? Mikirin apa sih? Ini minum dulu, Med. Udah beberapa jam aku liatin kamu duduk di sini nggak gerak-gerak," kata Ifan kemudian me