Sementara dikediaman Wijaya, laki-laki itu tampak baru saja sampai dirumahnya. Kedua kakinya berjalan melewati rumah, membuka pintu gudang dengan keras. Ia melirik pada Dara, pelayan wanita yang kini sudah tersadar dari pingsannya, dengan suara lemah meminta tolong kepada Wijaya. Bergegas Wijaya melepaskan ikatan pada tangan dan kaki Dara. Dilihatnya sebuah gelang yang sangat ia kenali ditangan Dara. Wijaya dengan cepat menarik tangan Dara, memperhatikan gelang ditangannya. "Apa kau mencurinya dari Rania?" "Tidak Tuan. Gelang ini, Rania yang memberikannya untuk saya." jawab Dara dengan cepat setengah membungkuk. Wijaya segera melepaskan paksa gelang di tangan Dara. Menatap kepada Dara dengan tatapan dingin dan sorot marah. "Apa kau bosan hidup? aku menyuruhmu untuk memberinya makan, b