Kegelisahan tak juga membawa diri terlelap pada bunga tidur. Sebesar usaha apa pun Sally memejamkan mata, tapi selalu saja bayangan kemarahan Ellena nampak. Sehingga suaranya saja tak usai berdengung di telinga. Padahal kedua matanya sudah lelah dan perih terus menangis. Ponsel bergetar kembali. Sebenarnya, pesan-pesan masuk belum dibaca oleh Sally, terkecuali dari Danika. Ah, betapa perasaan tanpa sadar masih memprioritaskan laki-laki itu. Tangan pun menyelasar di mana keberadaan ponsel berada. Sesegera mungkin dia menggulirkan layar ponsel. Pesan yang baru saja masuk berasal dari nomor tak dikenal. Namun, Sally mengabaikan dan memilih membaca pesan-pesan dari urutan terbawah. Sal, gua minta maaf udah ngomong yang macem2 sama lu tadi pagi. Gua bener-bener minta maaf. From : Ellena De