Bab 7 : Mansion

1062 Kata
Alisha terbangun dengan mata yang terasa berat. Pengalaman aneh yang baru saja dia alami membuatnya merasa bingung dan terganggu. Dia masih terbaring di tempat tidur rumah sakit dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Selama beberapa saat, dia hanya membiarkan pikirannya melayang ke bayangan yang baru saja dia lihat. "Apa yang terjadi?" gumam Alisha seraya memegang kepalanya. Bayangan itu tentang presentasi bisnis Sean di ruangan konferensi yang mewah. Dia bisa melihat dengan jelas bagaimana Sean berbicara dengan percaya diri dan fokus. Tapi pertanyaan yang masih mengganggunya adalah bagaimana dia bisa melihat masa depan seperti itu? Apakah itu hanya mimpi atau ada sesuatu yang lebih dalam? Sambil mencoba merenungkan semua ini, pintu kamar rumah sakit terbuka perlahan, dan Altair masuk dengan langkah hati-hati. Ekspresi wajahnya tampak senang saat melihat Alisha. "Bagaimana perasaanmu hari ini?" tanya Altair dengan nada yang penuh perhatian. Alisha mengangguk, mencoba untuk mengumpulkan pikirannya. "Aku merasa agak pusing, tetapi lebih baik daripada sebelumnya. Terima kasih, Altair." Altair tersenyum ramah, lalu mendekati tempat tidur Alisha. Dia membawa sebuah buket bunga segar yang indah. "Ini untukmu," ucap Altair sambil menyerahkan buket bunga tersebut kepada Alisha. "Semoga ini bisa membuatmu merasa lebih baik." Alisha tersenyum lembut dan menerima buket bunga tersebut. Mereka adalah bunga-bunga yang cantik, dan aroma segarnya mengisi kamar rumah sakit. "Terima kasih, Altair. Mereka sangat indah." Altair duduk di samping tempat tidur Alisha, dan mereka berdua mulai berbicara. "Dokter telah memberi tahuku bahwa kamu sudah diperbolehkan pulang hari ini. Aku telah menyelesaikan semua persiapan untukmu. Setelah ini, aku akan mengantarkanmu ke kediaman Sean, di mana kamu bisa beristirahat dengan nyaman." Alisha mengangguk sebagai tanda pengertiannya. "Terima kasih, Altair, atas semua yang kamu lakukan. Aku sangat berterima kasih." Altair tersenyum ramah. "Tidak perlu berterima kasih. Ini adalah tugasku sebagai sekretaris Sean untuk memastikan kamu mendapatkan perawatan terbaik." Alisha merasa hangat mendengar kata-kata tersebut. Meskipun Altair bukan suaminya, dia tahu bahwa ada kepedulian yang dalam di balik semua itu. Setelah beberapa saat, Altair berdiri. "Baiklah, Alisha. Kita akan segera bersiap-siap untuk pergi. Kamu siap untuk meninggalkan rumah sakit?" Alisha mengangguk. "Ya, aku siap." Altair membantu Alisha untuk bangkit dari tempat tidur dan mengenakan pakaian yang telah disiapkan untuknya. Setelah semuanya siap, mereka meninggalkan kamar rumah sakit menuju pintu utama. Alisha bisa merasakan perasaan senang yang terus tumbuh seiring langkahnya. Aku akan pulang? Mereka tiba di luar rumah sakit, dan di sana, mobil mewah hitam telah menunggu. Supir mobil itu menunduk perlahan ke arah Alisha lalu membuka pintu belakang dengan sopan. Alisha dan Altair masuk ke dalamnya. Alisha duduk dengan nyaman di kursi belakang, sementara Altair duduk di sebelah pengemudi. Jadi, seperti ini rasanya naik mobil? Mobil ini sangat mewah. Perjalanan menuju kediaman Sean berlangsung dengan tenang. Alisha menatap jendela mobil, melihat pemandangan kota yang berlalu dengan cepat. Dia merasa seperti dia telah melewati begitu banyak perubahan dalam waktu yang singkat, dan semuanya masih terasa seperti mimpi. Ini benar-benar terasa tidak nyata. Ketika mereka akhirnya tiba di depan gerbang kediaman milik Sean, Alisha tercengang oleh keindahan dan kemegahan bangunan itu. Sebuah mansion terlihat sangat megah. Itu seperti istana dari cerita dongeng, dengan taman yang indah dan air mancur yang mengalir dengan gemerlap cahaya di halaman depannya. Ini? Rumah?! Altair membuka pintu mobil dan membantu Alisha untuk keluar. "Selamat datang di rumah, Alisha." Alisha mengucapkan terima kasih dan mereka berdua berjalan menuju pintu masuk. Mansion itu terasa begitu besar dan mewah, membuat Alisha merasa seperti dia telah masuk ke dunia yang berbeda. Wow, rumah ini benar-benar sangat besar. Mereka masuk ke dalam mansion, dan Alisha terpesona oleh interior yang megah. Lantai marmer bersih dan dekorasi yang elegan menciptakan atmosfer kemewahan yang tak terlupakan. Mereka melewati ruang tamu besar dengan furnitur mewah, lalu melanjutkan menuju ruang makan yang luas dengan meja makan besar yang dikelilingi oleh kursi-kursi empuk. Altair membawa Alisha menuju kamar tidur utama di mana Alisha akan tinggal. Kamar tidur itu juga megah dengan tempat tidur king-size dan jendela-jendela besar yang menghadap ke taman yang indah. "Kamu akan tinggal di sini, Alisha," kata Altair sambil menunjuk ke arah kamar tidur. "Kami telah menyiapkan semuanya untukmu." Alisha merasa agak kikuk melihat kamar itu. "Te-Terima kasih, Altair. Ini semua terasa asing bagiku." Altair tersenyum hangat. "Tidak perlu merasa asing. Kamu adalah istri Sean, dan kami ingin kamu merasa seperti di rumah sendiri saat berada di sini. Jika ada sesuatu yang kamu butuhkan atau pertanyaan apa pun, jangan ragu untuk menghubungiku atau pelayan yang berjaga." Alisha mengangguk mengerti, menghargai keramahan Altair. Dia merasa beruntung karena memiliki seseorang seperti Altair yang begitu perhatian padanya. Setelah berbincang-bincang sebentar, Altair meninggalkan kamar tidur untuk memberikan Alisha waktu beristirahat. Alisha merasa penat setelah semua perjalanan dan pengalaman aneh yang dia alami. Dia merasa senang untuk bisa beristirahat di tempat tidur yang nyaman ini. Alisha mengamati kamar itu dengan perasaan kagum. Kamarnya begitu luas dengan ukiran mewah di dinding-dindingnya, memberikan sentuhan artistik pada ruangan tersebut. Lantai kayu yang mengkilap terasa nyaman di bawah langkahnya saat dia berjalan mengelilingi kamar. Cahaya dari luster gantung kristal yang megah memberikan kilauan indah dan menerangi seluruh ruangan. Tempat tidur king-size ditutupi oleh seprai sutra putih yang lembut dan berkilau. Di sebelah tempat tidur, ada meja rias yang dilengkapi dengan cermin berbingkai emas dan berbagai perhiasan kosmetik yang mewah. Alisha merasa seperti seorang ratu yang masuk ke dalam kamar tidur mewah ini. Ini benar-benar mewah. Sesekali, dia bisa mendengar gemerisik daun dan bunyi burung yang berkicau dari luar. Alisha mendekati jendela besar yang menghadap ke taman. Pemandangan yang dia lihat begitu menakjubkan. Taman yang luas dihiasi dengan bunga-bunga yang berwarna-warni, semak-semak hijau rimbun, dan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Sebuah kolam renang berbentuk infinity terletak di tengah taman, menciptakan efek visual yang luar biasa ketika airnya mengalir melintasi batas kolam. "Ini benar-benar.." Alisha menghela napas, "Aku tidak bisa berkata-kata lagi." Alisha merasa seperti dia berada di surga. Dia membuka jendela dan merasakan angin sejuk yang masuk ke dalam kamar. Rasanya begitu menyegarkan setelah berada di rumah sakit. Dia duduk di kursi empuk yang ada di dekat jendela, membiarkan dirinya terlena oleh keindahan taman itu. "Apakah ini adalah kamarku dan Sean?" gumam Alisha. Alisha memandangi sekitarnya dengan perasaan bingung. Tidur dengan seseorang yang tidak Alisha ingat? Apa hidupnya se-bercanda itu? Setelah sejenak menikmati pemandangan, Alisha merasa ingin mandi setelah perjalanan yang panjang. Dia berdiri dan melangkah menuju pintu kamar mandi yang terletak di sudut kamar tidurnya. Ketika dia membuka pintu kamar mandi, dia hampir tak bisa percaya pada matanya sendiri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN