Bab 6 : Kejutan

1284 Kata
Alisha dan Sean tetap duduk di kamar rumah sakit, berdua dalam keheningan. Mereka berdua tahu bahwa ini adalah momen yang krusial untuk mencari jawaban atas apa yang telah mereka alami. Sean akhirnya memutuskan untuk mengambil inisiatif. "Alisha, aku perlu tahu lebih banyak tentang apa yang kamu alami. Bagaimana kamu bisa melihat kecelakaan itu?" Alisha merasa sedikit gugup, tetapi dia tahu bahwa dia harus berbicara. "Aku juga tidak tahu pasti. Semuanya terjadi begitu cepat. Aku hanya tiba-tiba merasakan sakit di d**a dan kemudian melihat kilatan bayangan kecelakaan itu. Aku merasa seperti ada di sana, meskipun aku tahu bahwa aku berada di kamar rumah sakit." Sean mengangguk, mencoba memahami situasinya. "Apakah ini pernah terjadi sebelumnya?" Alisha menggelang kepalanya. "Ini pertama kalinya bagiku." Sean mendengus, menggigit bibir bawahnya dengan pemikiran yang dalam. "Ini benar-benar aneh. Apa kamu bisa mengontrolnya atau memprediksi kapan ini akan terjadi?" Alisha menggelengkan kepala. "Aku sama sekali tidak bisa mengontrolnya. Dan aku juga tidak tahu kapan itu akan terjadi. Itu datang tiba-tiba, seperti mimpi yang buruk." Sean mendengarkan dengan serius, "Kamu melihat sesuatu yang spesifik selain dari kecelakaan tadi?" tanya Sean, mencari petunjuk lebih lanjut. Alisha berpikir sejenak sebelum menjawab, "Tidak, Sean. Aku hanya melihat kecelakaan itu dan merasa seperti aku ada di sana. Aku tidak melihat yang lain." Sean merasa semakin bingung. "Tapi bagaimana bisa kamu menahanku? Bagaimana kamu tahu bahwa itu benar-benar terjadi hari ini?" Alisha merasa kesulitan menjelaskan apa yang dia alami. "Aku tidak tahu, Sean. Tapi begitu aku melihat bayangan yang muncul secara cepat, aku merasa kamu akan mengalaminya sekarang." Sean terdiam selama beberapa detik. Mencoba memahami apa yang dikatakan Alisha. "Se-Sean?" Sean menggangguk tanda mengerti. "Baiklah, aku mengerti." Sean menatap Alisha dengan serius, "Apakah tidak masalah apabila aku pergi sekarang? Ada beberapa hal yang harus aku urus terkait dengan perusahaan." Alisha merasa kebingungan ketika Sean menyatakan niatnya untuk pergi. Dia tahu bahwa ini adalah pertemuan bisnis yang penting bagi Sean, tetapi pada saat yang sama, dia juga merasa cemas tentang pengalamannya yang baru saja terjadi. "Dengan semua yang telah terjadi, aku tidak tahu, Sean," ujar Alisha dengan suara ragu. "Aku tidak ingin menghalangimu dalam pekerjaanmu." Sean merenung sejenak, lalu berkata, "Aku akan pergi sebentar lalu kembali secepat mungkin." Alisha mengangguk perlahan. "Baiklah." Sean meninggalkan kamar rumah sakit Alisha dengan langkah cepat, meninggalkan Alisha yang mesih tenggelam dalam pikirannya. Dia tahu bahwa Sean memiliki tanggung jawab terhadap perusahaannya, tetapi di saat yang sama, pengalaman anehnya membuatnya merasa terhubung dengan Sean. Alisha berharap Sean tidak akan mengalami hal buruk apapun. Semoga dia baik-baik saja. Sementara Sean pergi, Alisha duduk di tempat tidurnya dengan pikiran yang berkecamuk. Pengalaman melihat kecelakaan itu terus menghantuinya. Dia tidak tahu apa artinya semua ini. Bagaimana dia bisa melihat sesuatu yang terjadi di tempat lain, bahkan sebelum itu terjadi? Apakah ini hanya mimpi, atau ada sesuatu yang lebih dalam? Ini benar-benar aneh. "Pertama, tentang reinkarnasi tubuh ini. Kedua tentang melihat masa depan. Apa arti semua ini?" gumam Alisha perlahan. Alisha menutupi mata dengan tangannya, mencoba mencari jawaban dalam keheningan pikirannya. Namun, semakin banyak pertanyaan yang muncul, semakin sedikit jawaban yang dia temukan. Di tengah lamunan itu, dia tiba-tiba memikirkan keluarga di kehidupan sebelumnya. Kehidupan mereka yang begitu terpuruk, serba kekurangan dan selalu dihina oleh orang lain. Dia ingat bagaimana dia selalu merasa tidak cukup baik di mata orang tuanya, terutama ayahnya yang selalu menuntut kesempurnaan darinya. Itu adalah hidupnya yang penuh tekanan, dan dia selalu merasa tidak bahagia. Bagaimana reaksi mereka setelah tahu aku mati tertembak? Alisha ingat betapa tersiksanya dia oleh pria tua yang dijodohkan oleh dirinya saat itu. Bagaimana dia terkurung di rumah mewah itu dan terbuka karena pria itu sering menyiksanya. Alisha terus merenungkan kenangan-kenangan buruk dari kehidupan sebelumnya. Itu adalah masa yang sangat sulit baginya, dan kenangan itu masih menghantuinya. Aku benar-benar benci pria tua itu. "Apa yang dilakukan pria tua itu setelah aku mati?" gumam Alisha. Di kehidupannya sekarang, semua terasa berbeda. Sean, meskipun dingin dan tegas, telah memberikannya perhatian dan perlakuan yang lebih baik daripada apa yang dia alami sebelumnya. Alisha merasa bersyukur atas itu, meskipun situasinya saat ini sangat rumit. Sean, walaupun terlihat dingin, setidaknya dia lebih baik daripada pria tua itu. Selain Sean, Altair juga merupakan pria yang sangat baik. Dia selalu menunjukkan kepedulian dan perhatian kepadanya sejak awal. Apalagi Altair. Apa dia sekretaris Sean? Dia terlalu tampan untuk hanya sekadar menjadi sekretaris. Alisha mulai membandingkan hidupnya sekarang dengan masa lalunya yang sulit. Dia merenungkan bagaimana dirinya kini mendapatkan perawatan medis terbaik di rumah sakit, sementara di masa lalu, dia mungkin tidak akan mampu melakukannya. Kebebasan yang dia nikmati saat ini, bahkan jika dia masih merasa terbelenggu oleh situasi yang rumit, adalah sesuatu yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Selama lamunan ini, perawat masuk kembali ke kamar untuk memeriksa keadaannya. Perawat itu tersenyum ramah kepada Alisha dan bertanya, "Bagaimana perasaanmu, Nyonya? Apakah ada yang bisa kami bantu?" Alisha tersenyum tipis kepada perawat itu. "Aku baik-baik saja, terima kasih. Hanya perlu sedikit waktu untuk istirahat." Perawat itu mengangguk mengerti. Dia menyimpan peralatan medis di atas kasur lalu melirik ke arah Alisha. "Ini adalah vitamin yang harus Anda minum, Nyonya. Ini akan membantu pemulihan Anda." Alisha menerima vitamin dari perawat dengan ramah, lalu mengucapkan terima kasih. Setelah perawat pergi, dia memandang vitamin itu dengan penuh perasaan. Dalam kehidupan sebelumnya, dia tidak pernah mendapatkan perhatian atau perawatan kesehatan yang cukup seperti ini. "Vitamin, ya?" Alisha menghela napas, "Sepertinya dulu aku tidak pernah mencoba obat-obatan mewah seperti ini." Alisha mengambil satu tablet vitamin lalu meminumnya. Hambar. "Jadi, ini rasanya vitamin." gumam Alisha. Setelah meminum vitamin itu, Alisha mulai merasakan kantuk menghampirinya. Matanya menjadi berat, dan tubuhnya merasa lemas. Dia memutuskan untuk beristirahat sebentar sambil menunggu kedatangan Sean kembali. "Sepertinya aku harus tidur." ucapnya seraya membetulkan bantalnya. Namun, saat dia tertidur, Alisha kembali merasakan sensasi aneh yang dia alami sebelumnya. Dia merasa seolah-olah dia sedang melayang di udara, menerobos waktu dan ruang. Kali ini, bayangan yang dia lihat jauh lebih jelas. Tunggu, apa ini? Dia melihat sebuah ruangan yang sangat mewah, seperti ruang konferensi di sebuah gedung perkantoran yang megah. Meja-meja panjang terletak di sepanjang ruangan itu, dan orang-orang dalam pakaian bisnis yang elegan duduk di sekitarnya. Mereka semua tampak serius dan fokus pada presentasi yang sedang berlangsung. Dimana aku? Namun, yang mengejutkan Alisha adalah bahwa dia melihat Sean di antara mereka. Sean berdiri di depan layar besar yang menampilkan grafik dan data bisnis. Dia tampak begitu berwibawa dan percaya diri saat memberikan presentasi. Alisha merasa kagum dan bingung pada saat yang sama. Bagaimana dia bisa melihat gambaran masa depan seperti ini? Tiba-tiba, Alisha merasa terdorong masuk ke dalam bayangan itu. Dia merasa seperti dia sekarang ada di dalam ruangan konferensi itu, meskipun dia masih bisa merasakan tubuhnya yang terbaring di tempat tidur rumah sakit. Dia melihat semua orang di sekitarnya dengan mata yang begitu tajam, seolah-olah dia benar-benar berada di sana. "Jadi, ini rasanya bekerja di gedung mewah?" gumam Alisha. Presentasi Sean terus berlanjut, dan semakin banyak informasi bisnis yang dia bagikan. Alisha tidak bisa mengerti detail-detailnya, tetapi dia merasa terpesona oleh kepercayaan diri dan keterampilan presentasi Sean. Bayangan itu berlanjut, dan Alisha melihat bagaimana Sean membicarakan rencana bisnis yang ambisius. Dia melibatkan semua orang di ruangan itu dalam diskusi, dan semuanya terlihat sangat serius. Alisha tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, tetapi dia bisa merasakan urgensi dan tekad dalam ruangan itu. Tiba-tiba, bayangan itu berakhir, dan Alisha kembali ke kamar rumah sakit dengan tiba-tiba. Dia merasa terhuyung-huyung, seolah-olah dia baru saja menjalani perjalanan yang jauh. Matanya terbuka lebar, dan dia mencoba memproses semua yang baru saja dia alami. Alisha tidak tahu apa arti bayangan itu. Apakah itu merupakan gambaran masa depan yang sebenarnya, atau hanya mimpi yang aneh? Mengapa dia bisa melihat Sean untuk yang kedua kalinya dalam bayangan itu?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN