Kamar mandi itu adalah sebuah mahakarya kemewahan. Dindingnya dihiasi dengan ubin marmer yang indah dengan aksen emas, menciptakan suasana yang mewah dan elegan. Bathtub berbentuk abstrak yang besar terletak di tengah kamar mandi, dikelilingi oleh lilin-lilin aromaterapi yang beraroma lembut. Di samping bathtub itu, ada jendela besar yang memberikan pemandangan langsung ke taman, sehingga seseorang bisa menikmati pemandangan sambil berendam.
Kaca jernih memisahkan bathtub dengan area shower. Shower itu sendiri adalah rain shower yang besar, dengan jet-jet air yang mengalir dengan lembut dan memberikan sensasi seperti berada di bawah hujan lembut. Di sudut kamar mandi, ada sebuah wastafel marmer ganda dengan kran emas dan cermin besar yang dilengkapi dengan pencahayaan lembut.
"Ini? Kamar mandi?" gumam Alisha perlahan.
Alisha merasa seperti dia berada di dalam kamar mandi spa mewah. Ini jauh melampaui segala ekspektasinya bahkan lebih mewah dari rumah pria tua itu. Dia merasa sangat beruntung bisa merasakan kemewahan ini, terutama setelah semua pengalaman yang dia alami dalam beberapa hari terakhir.
Tanpa ragu, Alisha memutuskan untuk merasakan pengalaman mandi yang mewah ini. Dia mengisi bathtub dengan air hangat, menambahkan sedikit minyak aromaterapi yang ada di sekitar untuk memberikan aroma yang menenangkan. Lilin-lilin yang terletak di sekeliling bathtub memberikan cahaya yang lembut, menciptakan suasana yang santai.
Saat dia merendam tubuhnya ke dalam bathtub yang berisi air hangat, Alisha merasa ketegangan di tubuhnya mulai meredam. Air hangat dan aroma yang menyenangkan dari minyak aromaterapi membuatnya merasa tenang dan rileks. Dia membiarkan dirinya terendam di dalam bak mandi, menutup mata, dan meresapi sensasi ini.
"Ah, ini benar-benar hangat." ucap Alisha seraya berendam di bathtub itu.
Setelah beberapa saat, Alisha memutuskan untuk mandi dengan rain shower yang mewah. Dia mengalirkan air hangat di atas tubuhnya, dan sensasi hujan lembut ini benar-benar membuatnya merasa segar dan bersih. Dia merasa seperti semua ketegangan dan kecemasan yang dia rasakan telah sirna dengan aliran air.
Setelah mandi yang menyegarkan, Alisha keluar dari kamar mandi dan membungkus tubuhnya dengan handuk lembut yang telah disediakan. Dia melihat ke cermin dan merasa segar serta rileks. Kamar mandi yang mewah ini benar-benar telah memberikan pengalaman yang tak terlupakan.
Alisha berjalan keluar dan menghampiri walk-in closet. Walk-in closet itu sendiri begitu luas dan diatur dengan rapi. Dinding-dindingnya dilapisi dengan rak-rak pakaian yang elegan dan tempat penyimpanan sepatu yang terorganisir dengan baik. Sebuah meja besar yang berisi laci-laci terletak di tengah ruangan, menciptakan pusat perhatian yang sempurna.
Wardrobe nya penuh dengan pakaian-pakaian desainer, mulai dari gaun-gaun mewah hingga setelan bisnis yang elegan. Aksesoris-aksesoris seperti tas tangan, sepatu, dan perhiasan juga tersusun dengan rapi di sekitar ruangan.
Alisha berjalan masuk ke dalam walk-in closet tersebut dan merasakan kualitas bahan pakaian yang begitu lembut di ujung jarinya. Dia melihat koleksi pakaian Sean yang tak kalah mewahnya, yang mencakup setelan bisnis berkualitas tinggi, jas-jas mewah, dan kemeja-kemeja yang dipotong dengan presisi.
Alisha berdecak kagum, "Altair mengatakan bahwa pekerjaan Sean adalah CEO, dan ini? Ini benar-benar mewah."
Tetapi yang membuatnya paling terkesan adalah barisan gaun-gaun malam yang menggoda di satu dinding. Gaun-gaun itu berkilauan dengan kristal dan payet, dan mereka tampak seperti karya seni yang indah. Alisha tidak bisa menahan diri untuk tidak mengambil salah satu dan mencobanya.
"Apa ini baju yang biasanya aku kenakan?"
Dengan ragu, dia memilih sebuah gaun malam yang berwarna merah muda dengan potongan yang indah. Gaun itu seperti dibuat khusus untuknya, dan saat dia mengenakannya, dia merasa seperti seorang ratu. Dia berdiri di depan cermin, memandang dirinya sendiri dengan rasa kagum. Gaun itu melengkapi bentuk tubuhnya dengan sempurna, dan dia merasa begitu percaya diri dan cantik.
"Dengan tubuh ini, aku benar-benar terlihat cantik." gumam Alisha memuji dirinya sendiri.
Saat dia keluar dari walk-in closet, Alisha terkejut karena melihat seseorang yang masuk ke kamar.
Se-Sean?
Sean memasuki kamar dengan langkah tenang, dan saat matanya bertemu dengan Alisha yang mengenakan gaun merah muda di tengah kamar, ekspresi wajahnya sedikit terkejut. Namun, dengan cepat dia mengembalikan ekspresinya yang serius dan datar.
"Aku tidak tahu bahwa kamu akan memakai gaun malam ini," ucap Sean dengan nada yang tenang, meskipun ada sedikit ketidaknyamanan dalam suaranya.
Alisha merasa terkejut dan merah padam. Dia tidak menduga Sean akan muncul saat dia berada dalam gaun ini. "Maaf, aku hanya ingin mencoba salah satu gaun ini. Aku tidak bermaksud mengganggumu."
Sean mengangguk singkat. "Tidak apa-apa. Gaun itu cocok denganmu."
Alisha merasa lega mendengar tanggapan Sean yang tidak terlalu keras, meskipun dia masih merasa malu. "Terima kasih, Sean."
Sean kemudian melangkah masuk ke dalam walk-in closet dan mulai memilih pakaian yang akan dia kenakan. Sementara dia sibuk memilih pakaian, Alisha merasa dadanya berdebar kencang. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan atau lakukan dalam situasi ini. Apakah Sean merasa terganggu oleh keberadaannya di sini?
Setelah beberapa saat, Sean keluar dari walk-in closet dengan setelan bisnis yang elegan. Dia tampak tampan dengan setelan itu, dan Alisha tidak bisa menahan senyum kecilnya.
"Kita akan pergi makan malam bersama malam ini," ucap Sean, memberikan informasi tanpa banyak basa-basi.
"Eh?! Makan malam?" ucap Alisha terkejut.
Sean mengangguk serius. "Ya. Kamu kan sudah pakai gaun itu. Jadi tidak perlu menggantinya."
Alisha terdiam sejenak memahami maksud Sean. "Ah! Tapi.."
Sean tiba-tiba memotong ucapan Alisha. "Aku tidak mengajakmu. Ini perintah."
Alisha terdiam, tidak tahu bagaimana harus merespons pernyataan Sean. Dia memandang Sean dengan ekspresi bingung.
Sean melangkah mendekati Alisha. Matanya yang tajam memandanginya. "Kamu adalah istriku, Alisha. Ini adalah salah satu kewajibanmu untuk mengikuti perintahku."
"Baiklah, Sean. Aku bersedia," kata Alisha dengan suara perlahan. "Aku akan bersiap-siap."
Sean mengangguk sekali lagi sebelum meninggalkan kamar tidur mereka. Alisha merasa bingung tentang rencana makan malam ini. Dia belum pernah pergi makan malam seperti ini. Ini semua merupakan pengalaman baru baginya.
Alisha menghela napas, "Apa yang akan terjadi sekarang? Aku benar-benar tidak bisa berpikir."
Alisha kembali ke dalam walk-in closet untuk memilih sepatu dan aksesoris yang cocok dengan gaun merah mudanya. Setelah dia merasa cukup siap, dia duduk di depan meja rias dan mulai merias wajahnya dengan makeup yang telah disediakan.
Saat dia sedang sibuk merias wajahnya, dia melihat sejenak ke cermin dan berpikir tentang kehidupannya saat ini. Dulu, dia pernah tinggal di rumah bagus, tapi rumah pria tua itu tidak sebesar mansion Sean yang begitu megah. Dia juga disambut baik disini tidak seperti dahulu.
Ah, aku ingat sekali saat pria tua itu tidak mengizinkanku untuk memakai barang-barang seperti ini.
Saat dia selesai merias wajahnya, Alisha merasa semakin percaya diri. Dia memutuskan untuk mengenakan sepatu hak tinggi yang sesuai dengan gaunnya, yang membuatnya terlihat lebih tinggi dan anggun. Setelah semua persiapan selesai, dia keluar dari kamar dan melihat Sean yang sudah menunggu di luar.
Alisha memperhatikan lelaki itu. Sean menghirup tembakau dengan tenang saat dia menunggu di dekat mobil. Matanya tetap fokus pada apa yang dia lakukan, dan seolah-olah dia tidak sadar akan kehadiran Alisha.
Alisha melangkah mendekati Sean dengan langkah hati-hati, merasa sedikit gugup dan tidak yakin bagaimana dia harus memulai percakapan dengan suaminya yang tampak dingin itu. Namun, dia tahu bahwa dia harus mengatasi rasa canggung itu.
"Sean," panggilnya dengan suara pelan.
Sean menoleh ke arah Alisha dan menghentikan aktivitasnya sejenak. Ekspresinya tetap dingin saat dia melihat istrinya dengan mata tajamnya. "Kamu sudah siap?"
Alisha mengangguk dengan mantap. "Ya, aku sudah siap."