Sania mengerjap-ngerjapkan matanya, memandangi punggung Satria yang tengah sibuk mencari obat merah di dalam UKS. Setelah mendudukan Sania di ranjang dengan kedua kaki mengayun-ngayun sembari menunggu. Cowok yang baru saja adu baku hantam dengan teman kelasnya itu pun, langsung membongkar lemari mencari obat untuk luka. “Kak, kayaknya siku aku cuma lecet. Jadi, gak perlu diobatin.” Kata Sania memecah keheningan, Satria tetap diam dengan kedua tangan yang sibuk mencari. “Kak, aku beneran gak—“ omongan Sania terpotong saat melihat Satria kini menarik salah satu kursi dan duduk di depannya. “Gue boleh kasih ini?” Tanyanya lirih dengan menunjuk obat merah pada tangan. “Hm,” dehem Sania mencoba menguasai ekspresi. Satria pun, dengan hati-hati meraih lengan gadis yang mengepang rambut panjang