Tepatnya sore ini, cinta menunggu Ramma ditaman, sejak tadi pagi ia tidak berangkat kerja melainkan duduk di café seharian yang jauh dari rumahnya. Sambil menunggu di tempat yang kemarin. Cinta menatap tas selempangnya bewarna merah. Perasaannya sedang tidak baik- baik saja bahkan cenderung putus asa dan nyaris bunuh diri. ‘’Sayang.’’ Sapa Ramma. Cinta menengok ia langsung memeluk Ramma dan mendekap didadanya. Ramma yang posisi masih berdiri menyentuh kepala Cinta menenangkan pikiran wanita ini. ‘’Hiks.’’ Terdengar isakan di Cinta, bahunya bergetar. ‘’Sayang, ikut aku yuk.’’ Ramme memegang wajah Cinta dan mengadahkan ke atas agar lelaki itu bisa melihatnya dengan jelas, lihatlah air mataya sudah mengalir membanjiri pipinya. ‘’Ayo.’’ Kata Ramma ia menghapus air mata wanita itu dan men