To The Precious Ones

1899 Kata

"Kamu belum menyelesaikan laporan. Tadi sampai mana?" Ibas menuntun Selly ke sofa. Mereka duduk berhadapan dengan Ibas yang terus mengedarkan pandangan ke seluruh tubuh Selly. Atas-bawah dan begitu seterusnya. Seakan dia sedang mengagumi maha karya Tuhan dirupa seorang gadis manis. "Ehm!" Selly berdehem. Kalau gini jadi merasa dia sedang diintrogasi guru meski sejatinya dia lah gurunya. "Laporan anak Kevin. Sudah bisa membaca tanpa dieja dan sekarang sedang belajar menyusun kalimat. Terus..." Selly masih bicara. Ibas malah mengambil tangannya. Dia memperhatikan tangan kecil Selly. Menerka-nerka bentuk cincin yang nantinya disematkan di jari manis itu. Dia menyipitkan mata. "Kenapa jari kamu kecil?" "Hah?!" Selly bukan gak dengar. Tapi tadi Ibas minta dia laporan kerja lalu sekar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN