Malam itu juga Abian pulang ke Yogyakarta, dia meninggalkan rumah milik ibunda Sera karena di sana sudah bukan lagi tempatnya, apalagi diusir secara nyata oleh mantan mertua. Ah, Abian sedih jadinya. Wajah datar Abian kini tertera suram ekspresinya, dia murung. Hingga beberapa jam kemudian perjalanan telah usai. Abian tiba di kediamannya. Konon, Mama Rahee pun sedang di sana. Dia itu ... sudah gagal, kan? Abian mendesah. Pintu rumah sudah dia buka, Abian punya kunci cadangan. Lalu dengan segera dia memasuki kamarnya yang temaram. Sekilas melirik jam di tangan, pukul sebelas malam. Abian mau langsung tidur saja, besok dia akan mandi dua kali lipat lebih bersih karena hari ini dia hanya mandi sekali. Baik, Abian akan merebahkan tubuhnya. Tapi, gagal. "Sera?" Ilusi yang nyata. "K